Paris –
Seorang pria yang menikam seorang guru Prancis hingga tewas pekan lalu mengatakan dirinya bertindak untuk kelompok radikal Islamic State (ISIS). Penyerangan brutal itu membuat pemerintah Prancis menaikkan level keamanan negara dan memicu pengerahan 7.000 tentara untuk menjaga keamanan.
Seperti dilansir AFP, Selasa (17/10/2023), Mohammed Moguchkov yang berusia 20 tahun menyebut dirinya bertindak untuk ISIS dalam dalam sebuah video yang direkam sebelum serangan terjadi pada Jumat (13/10) lalu.
Seorang sumber yang memahami kasus ini mengatakan, Moguchkov juga menyampaikan referensi yang ‘sangat marginal’ soal serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu dalam video yang sama, sebelum dia menikam seorang guru hingga tewas di sebuah sekolah di Arras, Prancis bagian utara.
Moguchkov yang merupakan warga Rusia dari wilayah Kaukasus utara yang mayoritas penduduknya Muslim, dijadwalkan akan dihadirkan di hadapan hakim setempat pada Selasa (17/10) untuk didakwa.
Aksi penyerangan brutal itu terjadi nyaris tiga tahun setelah pembunuhan mengerikan lainnya terjadi pada seorang guru di dekat Paris, yang membuat geger publik Prancis dan memicu respons keamanan besar-besaran.
Menyusul penikaman yang terjadi di Arras, otoritas Prancis kembali menaikkan level keamanannya dan mengerahkan 7.000 tentara untuk menjaga keamanan.
Semakin menambah ketegangan, sekolah yang sama harus dievakuasi pada Senin (16/10) waktu setempat karena ada ancaman bom, yang kemudian terungkap sebagai ancaman palsu.