Jakarta, CNBC Indonesia – Kemunculan platform digital mendorong banyak orang yang akhirnya menjadi content creator. Mereka memproduksi konten di platform tersebut yang ditonton lebih banyak pengguna.
Para content creator juga muncul dari berbagai daerah. Fenomena tersebut bisa dilihat di platform TikTok.
“Anda tinggal di desa yang mungkin listrik-nya juga terbatas. tetapi ada banyak konten-konten dihasilkan oleh warga-warga yang berada di pinggiran ini,” kata Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, dalam sambutan Seminar Digitalisasi Penyiaran Tahun 2025-2029, Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Para pembuat konten ini hanya mengandalkan satu orang. Berbanding dengan konten yang dibuat media massa TV yang mencapai puluhan orang.
Namun mereka bisa mengantongi lebih banyak penonton. Bahkan hingga jutaan orang dalam satu konten yang diunggah.
“Nah ini belum tentu dia dapatkan audience demikian oleh satu TV lokal yang di-manage, yang dikelola dengan mungkin karyawannya sampai 30 atau 40 orang,” jelas dia.
“Jadi ini hanya satu orang saja menggunakan satu platform. Katakanlah itu TikTok gitu ya yang sangat populer sekarang ini. Dan dia bisa mendapatkan audience yang cukup besar,” ungkapnya menambahkan.
Salah satu yang cukup terkenal adalah Gunawan Sadbor. Pembuat konten dari Sukabumi ini mempopulerkan joget Beras Habis Live Solusinya.
Konten yang dia buat bersama beberapa orang lainnya cukup populer. Bahkan beberapa videonya ditonton hingga jutaan kali di TikTok.
Sayang dia terjerat masalah terafiliasi judi online. Gunawan telah ditetapkan menjadi tersangka oleh pihak kepolisian.
Banyaknya konten negatif yang terkait para pembuat konten ini, Nezar mengingatkan pentingnya literasi digital. Jadi produktivitas dan kreatifitas mereka tetap bisa berjalan dengan menyampaikan pesan yang baik.
“Karena itu kami melihat pentingnya literasi digital ya untuk konten creator ini supaya mereka bisa lebih produktif tapi juga bisa menyampaikan pesan-pesan yang aman gitu pada masyarakat dan juga etis,” jelas Nezar.
(fab/fab)