Bisnis.com, BEKASI — Aktivitas di Grand Mall Bekasi kini nyaris tak terlihat. Dari luar, bangunan pusat perbelanjaan yang dulunya ramai pengunjung itu sekarang tampak sepi. Hanya tersisa beberapa pedagang kecil di area luar, sedangkan sebagian besar gerai di dalamnya telah tutup.
Ina, salah satu penjaga konter handphone di area mall tersebut, mengatakan kondisi sepi sudah berlangsung cukup lama hingga akhirnya mal tutup pada Januari 2025.
“Sudah sepi [pengunjung] dari lama, hampir setahun,” kata Ina kepada Bisnis ditemui di lokasi pada Sabtu (11/10/2025).
Menurutnya, para pemilik toko sudah lama mendapat pemberitahuan terkait rencana perubahan fungsi bangunan tersebut. “Pemilik juga udah dikasih surat edaran lama, katanya mah mau dibikin sekolahan,” ujarnya.
Namun, saat ditanya mengenai kepastian waktu penutupan total maupun kapan pembangunan sekolah akan dimulai, Ina mengaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut.
Bisnis telah mencoba mengonfirmasi informasi tersebut kepada Lippo Mall selaku pengelola, tapi hingga berita ini diturunkan belum ada respons dari pihak Lippo.
Untuk diketahui, Grand Mall Bekasi merupakan salah satu pusat perbelanjaan milik Lippo Group. Mengutip laman resmi Lippo Malls Indonesia, Grand Mall Bekasi termasuk dalam salah satu portofolio pusat perbelanjaan di bawah Lippo Malls.
Adapun, Lippo Group sendiri merupakan perusahaan pengembang properti terkemuka milik konglomerat Mochtar Riady. Namun, saat ini bisnis Lippo Group banyak dialihkan ke generasi keduanya yakni James Riady.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja membenarkan bahwa Grand Mall Bekasi telah berhenti beroperasi sejak awal 2025 imbas sepi pengunjung.
“Grand Mall Bekasi sudah tidak beroperasi sejak awal tahun setelah mengalami kemunduran tingkat kunjungan selama beberapa tahun,” kata Alphonzus kepada Bisnis, Jumat (10/10/2025).
Alphonzus menjelaskan bahwa pertumbuhan pusat perbelanjaan di Bekasi sebenarnya cukup pesat, ditandai dengan banyaknya mal baru yang hadir dengan konsep inovatif dan pengalaman berbelanja yang menarik.
“Pusat Perbelanjaan baru tersebut telah menciptakan customer experience ataupun customer journey unik yang menjadi daya tarik baru bagi masyarakat Bekasi,” ujarnya.
Namun demikian, dia menegaskan bahwa pusat perbelanjaan lama yang tidak berinovasi berisiko kehilangan daya saing.
“Pusat Perbelanjaan lama yang tinggal diam saja atau pun tidak berbuat sesuatu, maka tentunya tidak akan menarik lagi bagi masyarakat atau dengan kata lain akan kalah bersaing yang pada akhirnya akan ditinggalkan oleh para pelanggan dan berujung akan ditinggalkan oleh para penyewa ataupun toko-tokonya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Alphonzus menilai bahwa Bekasi sebagai salah satu wilayah penyangga Jakarta memiliki karakter masyarakat dengan gaya hidup yang dinamis.
“Pusat Perbelanjaan sangat identik dengan gaya hidup yang mana selalu berubah setiap saat dengan sangat cepat. Pusat Perbelanjaan yang tidak mampu merespons perubahan gaya hidup, maka tidak akan dipilih lagi oleh masyarakat,” ujarnya.
