KUPANG – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat sebanyak tiga ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah tersalurkan dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kelurahan Batuplat, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“GPM kami lakukan dalam rangka menjaga harga dan stok pangan yang ada di masyarakat. Ikon utamanya adalah beras SPHP, yaitu beras yang disubsidi oleh pemerintah pusat yang pada momen ini dijual lebih murah dibanding harga pasar,” kata Muhammad Solehudin Zaenal, pejabat dari Direktorat Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan beras SPHP yang awalnya disediakan Perum Bulog setempat sebanyak dua ton telah terjual, sehingga ditambah satu ton lagi karena warga yang terus berdatangan.
“GPM menjadi cara pemerintah hadir di tengah masyarakat dengan mendatangkan para distributor, gabungan kelompok tani (gapoktan), dan Bulog untuk menyediakan pangan murah jauh di bawah harga pasar,” jelas dia.
Solehudin menambahkan, Bapanas telah menggelar 820 kegiatan GPM di seluruh tanah air sepanjang 1-15 Oktober 2025. Selanjutnya, akan ada dua titik GPM di NTT pada November mendatang.
Sementara itu, Pelaksana Teknis Penelaah Kebijakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Diah Iswandari mengatakan GPM tersebut menghadirkan 15 distributor lokal untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
“Melalui GPM kami ingin mendekatkan pasar agar masyarakat tidak perlu jauh-jauh berbelanja, tetapi cukup datang ke lokasi kegiatan ini,” kata dia.
Ia menambahkan, saat ini masa panen sudah selesai dan harga beras di pasaran mulai naik. Karena itu, keberadaan beras SPHP ini diharapkan dapat membantu menjaga ketersediaan pangan pokok bagi masyarakat.
“Harapan kami, masyarakat datang dan berbelanja untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok di rumah tangga masing-masing, agar ketahanan pangan tetap terjaga,” katanya.
