Jakarta, CNBC Indonesia – Konsumen internet dan aplikasi digital di Indonesia tak suka menggunakan aplikasi dan menyaksikan konten bahasa asing.
Hal ini diungkapkan oleh Laporan e-Conomy SEA 2024 yang diterbitkan oleh Google, Temasek, dan Bain & Company. Pengguna lebih suka menggunakan bahasa Indonesia saat melakukan pencarian hingga berbelanja online.
Kecenderungan menggunakan bahasa Indonesia tertinggi adalah di platform e-commerce. Sekitar 80 persen konsumen ecommerce memilih menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga dominan di platform makanan dan transportasi sebesar 77% dibandingkan dengan 22% bahasa Inggris. Perjalanan online sebesar 69% dan keuangan digital 72%.
Dominasi penggunaan bahasa Indonesia ini juga terlihat saat streaming video. Jumlahnya mencapai 75% berbanding 24% dengan bahasa Inggris dan 1% bahasa lainnya.
Tren itu juga sama saat kreator membuat konten video karena kebanyakan dari mereka (88%) lebih suka membuat konten bahasa Indonesia.
Dalam laporan yang sama juga terlihat banyaknya kreator berdasarkan kategori. Game masih memimpin, diikuti dengan makanan dan minuman, serta mode dan gaya.
Tingkat pertumbuhan rata-rata influencer video mencapai 7% yang berfokus pada kategori konsumen.
Laporan tahunan e-Conomy SEA menyoroti aktivitas ekonomi digital di Indonesia dan Asia Tenggara. Total nilai transaksi digital sepanjang 2024 diperkirakan mencapai US$90 miliar.
Terdapat kenaikan GMV pada 2024 dari tahun sebelumnya sebesar 13%. Diperkirakan tahun 2030 akan terus naik mencapai US$200-300 miliar.
(dem/dem)