Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gigi anak yang patah tentu menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua.
Terlebih pada usianya, anak-anak sangatlah aktif saat bermain.
Mereka sering melompat dan berlari, kadang kala tidak sengaja terbentur dan menyebabkan gigi patah.
Namun orang tua diimbau untuk jangan panik jika gigi anak patah. Ada beberapa langkah penanganan pertama yang perlu dilakukan.
Dokter spesialis kedokteran gigi anak drg Stella Lesmana, Sp.K.G.A membagikan beberapa tips penanganan pertama yang bisa dilakukan orang tua.
Pertama, saat anak terjatuh hentikan pendarahan dengan mengompres es.
Kedua, cek kondisi gigi anak, apakah masih ada gigi yang patah atau goyang.
“Kalau misalnya ragu, sebaiknya segera memeriksakan ke dokter gigi anak,” ungkapnya pada kanal YouTube RS Pondok Indah, Jumat (11/5/2025).
Jika gigi patah menyisakan bagian lagi di dalam mulut, maka bagian yang terisi ini bisa dihaluskan oleh dokter gigi.
Sehingga dapat mencegah terlukanya bibir atau gusi pada anak.
Sedangkan gigi yang patah secara keseluruhan, tidak perlu mendapat penanganan.
“Yang bisa dilakukan adalah menunggu sampai gigi permanen tumbuh. Jika tidak mau gigi anak ompong sampai tumbuh gigi permanen, sebenarnya bisa dibuatkan seperti gigi tiruan. Namun dikembalikan ke pilihan orang tua masing-masing,” papar drg Stella.
Lebih lanjut, gigi yang patah secara keseluruhan sebenarnya bisa dipasang kembali.
Orang tua bisa langsung mencuci gigi tersebut di air mengalir.
Tapi selama mencuci gigi tersebut, diingatkan untuk tidak memegang bagian akar gigi.
Selama gigi dicuci, hanya boleh memegang mahkota gigi saja.
Setelah itu, masukkan gigi ke dalam wadah berisi cairan saline.
Lalu, segera bawa ke dokter gigi anak untuk dipasang kembali seperti semula.
“Tapi harus dibawa dalam waktu 24 jam. Supaya kondisinya masih baik,” tutupnya.