Surabaya (beritajatim.com)– Kabar tentang terungkapnya identitas korban mutilasi mengerikan di Pacet, Mojokerto, Tiara Angelina Saraswati (25), tak hanya menyebar luas, tetapi juga mengguncang jagat maya.
Kasus yang membuat bulu kuduk merinding ini menjadi viral di berbagai media sosial, membanjiri timeline dengan ekspresi ngeri, kemarahan, dan tuntutan keras untuk keadilan.
Ribuan komentar berdatangan, mencerminkan betapa dalamnya rasa terkejut dan jijik masyarakat.
Seorang warganet dengan akun (et) rein*** berkomentar, “Setan ae heran onok sing lebih parah kelakuan e dadi pada de’e.. Hukum mat* gak seh iki,” yang menggambarkan betapa perilaku pelaku dianggap melampaui batas kemanusiaan. Komentar lain dari (et) mukh*** menyamakan pelaku dengan iblis, “Iku sing mateni menungso Opo eblesss, kok yoo tegoo mentoloo. Astaghfirullah… Spill pelakune mugo2 nah kecekel,” seraya berharap pelaku segera ditangkap dan diadili.
Kemarahan warganet ini dipicu oleh detail mengerikan dari temuan tersebut: 65 potongan tubuh manusia yang berserakan di sebuah jurang dalam di Jalan Raya Pacet–Cangar, Mojokerto.
Penemuan yang tak terduga itu bermula ketika Suliswanto, seorang warga yang sedang mencari rumput bersama keponakannya, secara tidak sengaja melihat pemandangan yang akan terus menghantuinya.
Polisi kemudian bergerak cepat. Melalui pemeriksaan sidik jari pada sebuah potongan telapak tangan, identitas korban berhasil terungkap: Tiara Angelina Saraswati, seorang wanita muda asal Desa Made, Lamongan.
Kepastian ini diperoleh setelah orang tua Tiara melakukan identifikasi dan mencocokkan ciri-ciri, yang memastikan duka yang paling pahit bagi sebuah keluarga.
Namun, cerita tidak berhenti di situ. Dalam perkembangan yang cepat, aparat kepolisian berhasil meringkus pelaku utama di balik tragedi sadis ini.
Alvi, sang tersangka, ditangkap di kawasan Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya. Penangkapan ini memberi sedikit kelegaan, meski begitu banyak pertanyaan yang masih menggantung.
Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, membenarkan semua perkembangan ini. Namun, untuk mengungkap tabir motif dan kronologi lengkap di balik pembunuhan berencana yang membabibuta ini, masyarakat diminta menunggu konferensi pers resmi yang dijadwalkan pada Senin, 8 September 2025.
“Iya benar, besok kita rilis ya,” kata AKBP Ihram melalui pesan singkat kepada media, Minggu (7/9/2025).
Sementara itu, di dunia nyata, sebuah keluarga berduka. Di dunia maya, kemarahan masyarakat terus bergulir, menuntut hukuman setimpal untuk sebuah kejahatan yang telah mengoyak rasa kemanusiaan. (fit/ted)
