Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Geger Bukti Penting Dunia Hilang Ditemukan, Peneliti Tunjuk Indonesia

Geger Bukti Penting Dunia Hilang Ditemukan, Peneliti Tunjuk Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia – Misteri suatu wilayah dari masa lalu yang belum terungkap atau ‘dunia hilang’ sering menjadi perbincangan. Siapa sangka, ‘dunia hilang’ juga ada di Indonesia.

Adalah Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menjadi ‘dunia hilang’ dari Indonesia. Para ilmuwan mengatakan pulau itu merupakan rumah bagi berbagai hewan yang sebagian besar telah punah, antara lain gajah mini, spesies tikus, kadal raksasa, hingga spesies komodo.

Fakta ini dibeberkan para ilmuwan dalam jurnal berjudul ‘Proceedings of the Royal Society B’. Laporan itu merujuk pada penemuan fosil hewan-hewan tersebut.

Dikutip dari Mongabay, Sabtu (10/11/2024), laporan itu memaparkan fosil beragam spesies tersebut hidup di Sumba sekitar 12.000 tahun yang lalu. Bahkan, laporan itu mendapati temuan serius yang memungkinkan bahwa hewan-hewan langka dulu awalnya hidup di wilayah Sumba.

Hal ini semakin meyakinkan ketika ditemukannya fosil komodo yang saat ini hanya bermukim di Pulau Komodo, Flores. Fakta ini juga memancing asumsi bahwa hewan yang kini termasuk langka itu sebenarnya berasal dari Sumba.

Ekspedisi untuk meneliti hewan-hewan punah ini berlangsung dari 2011 hingga 2014 oleh tim peneliti dari Zoological Society of London (ZSL).

Mereka mengoleksi fosil dari Sumba, sebagai bagian dari kepulauan yang dulu dinamai ‘Wallacea’. Area ini berasal dari biologis Alfred Russel Wallace yang pertama kali memberikan batasan wilayah berdasarkan penyebaran spesies hewan di Indonesia pada abad ke-19.

Wilayah di dalam Wallacea termasuk Sumba, Sulawesi, Lombok, Flores, Halmahera, Buru, dan Seram. Wilayah Wallacea mendulang popularitas pada 2004, ketika kelompok arkeologi mengumbar fosil makhluk punah yang dinamai ‘hobbit’ atau Homo Floresiensis. Makhluk ini ditemukan di Flores, bagian utara dari Sumba.

Hingga kini, riset tentang Sumba sendiri masih sangat jarang. Survei soal fosil dan kehidupan liar di sana belum terlalu banyak dilakukan.

“Mungkin karena terlalu banyak pulau di Indonesia untuk dipelajari. Masih jarang biologis atau paleontologis yang fokus pada wilayah beragam di Indonesia,” kata Samuel Turvey, anggota peneliti di ZSL.

Para ilmuwan berharap penelitian lebih lanjut di Sumba bisa dilakukan untuk mendapatkan pencerahan soal evolusi spesies di area tersebut.

“Penemuan di area ini bisa membuka wawasan yang menakjubkan soal dunia yang hilang. Ada banyak hewan yang berevolusi di kepulauan Wallacea yang terisolasi namun kemudian punah seiring munculnya peradaban manusia modern,” Turvey menjelaskan.

(mkh/mkh)