Houston: Harga minyak dunia turun lebih dari dua persen pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), setelah rencana stimulus terbaru Tiongkok mengecewakan investor yang mencari pertumbuhan permintaan di konsumen minyak terbesar kedua di dunia, sementara pasokan tampaknya akan meningkat pada 2025.
Dikutip dari Yahoo Finance, Selasa, 12 November 2024, harga minyak mentah Brent ditutup pada USD71,83 per barel, turun USD2,04 atau 2,76 persen. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada USD68,04 per barel, turun USD2,34, atau 3,32 persen. Kedua acuan tersebut turun lebih dari dua persen pada perdagangan Jumat lalu.
Kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS mungkin akan terus memengaruhi pasar, kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group. Menurut dia, Pemilu dengan janji Trump untuk ‘mengebor’, telah menghilangkan sebagian insentif untuk mengambil posisi beli.
Indeks dolar AS, ukuran nilainya relatif terhadap keranjang mata uang asing, sedikit melampaui nilai tertinggi yang terlihat tepat setelah pemilihan presiden AS minggu lalu, dengan pasar masih menunggu kejelasan tentang kebijakan AS di masa mendatang.
Dolar yang lebih kuat membuat komoditas dalam mata uang AS, seperti minyak, lebih mahal bagi pemegang mata uang lain dan cenderung membebani harga.
Pasokan minyak mentah bakal tumbuh
Bank of America Securities mengatakan dalam sebuah catatan, pasokan minyak mentah non-OPEC diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,4 juta barel per hari (bph) pada 2025 dan 900 ribu bph pada 2026.
Pertumbuhan non-OPEC yang signifikan tahun depan dan paket stimulus Tiongkok yang tidak meyakinkan kemungkinan berarti persediaan akan membengkak bahkan tanpa peningkatan OPEC+.
Pada akhir September, OPEC+ mengatakan akan meningkatkan pasokan pada Desember sebesar 180 ribu barel per hari, tetapi awal bulan ini sebuah kesepakatan dicapai di antara negara anggota dan sekutu untuk menunda perluasan pasokan hingga Januari.
Regulator produksi lepas pantai AS mengatakan 25,7 persen produksi minyak mentah dan 13 persen produksi gas alam masih ditutup karena Badai Rafael, yang pada Senin pecah dan hanya menjadi badai sisa di Teluk Meksiko bagian tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(HUS)