JAKARTA – Saat berhubungan seksual dengan pasangan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah posisinya. Ini karena terdapat posisi seks yang jika dilakukan dapat berpotensi menyebabkan cedera serius.
Menurut ahli bedah, Dr. Karan Raj, reverse cowgirl merupakan posisi seks dengan risiko cedera yang tinggi. Ini merupakan posisi di mana wanita berada di atas dan menghadap ke arah sebaliknya atau menjauh dari pasangan prianya.
Posisi ini dapat berbahaya dan menyebabkan fraktur penis. Fraktur penis mungkin terdengar aneh karena penis tidak memiliki tulang, tetapi sebenarnya istilah itu mengacu pada robekan tunica albuginea, yakni jaringan elastis yang mengelilingi jaringan erekil penis.
“Fraktur penis adalah robekan pada tunica albuginea, lapisan jaringan seperti karet yang memungkinkan penis membesar dalam panjang dan lebar saat ereksi,” kata Karan Raj, dikutip dari Vice, pada Selasa, 4 November 2025.
Dalam posisi reverse cowgirl, risiko cedera meningkat jika gerakan antara kedua pasangan tidak sinkron. Ketika penis tidak sengaja keluar, lalu terkena tekanan mendadak dari tulang pubis wanita, maka penis bisa mengalami robekan.
“Kalau ritmenya tidak tepat, penis bisa keluar lalu tertekan dengan keras oleh tulang pubis perempuan, yang menyebabkan cedera parah,” jelasnya.
Cedera seperti itu bukan hanya menyakitkan, tetapi juga bisa berdampak jangka panjang jika tidak ditangani dengan baik. Pernyataan Raj ini juga didukung oleh penelitian medis.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Advances in Urology tahun 2014 meneliti faktor risiko terjadinya fraktur penis dan menemukan bahwa hubungan paling umum dari cedera ini. Dengan posisi wanita di atas baik cowgirl atau reverse cowgirl, yang paling sering dikaitkan sebagai penyebab utama fraktur penis.
Penelitian itu juga menegaskan bahwa ketika kontrol gerakan berada di pihak wanita, risiko penis tergelincir dan terkena tekanan keras menjadi lebih tinggi. Gejala fraktur penis akan langsung dirasakan pria.
Seorang pria yang mengalami fraktur penis bisa mendengar suara seperti patah atau retakan, disertai dengan nyeri hebat, kehilangan ereksi secara tiba-tiba, pembengkakan, dan perubahan warna pada batang penis.
