Jakarta: Tinggal di Jakarta, ibukota sekaligus kota dengan biaya hidup tertinggi di Indonesia, memang butuh strategi ekstra dalam mengelola keuangan.
Tapi tenang, hidup ideal di Jakarta tetap bisa dicapai, asalkan kamu tahu cara merencanakan keuangan keluarga dengan cerdas.
Perencanaan keuangan adalah pondasi utama menuju keluarga yang sejahtera. Tanpa strategi yang tepat, penghasilan berapa pun akan terasa kurang, apalagi di kota seperti Jakarta yang serba mahal.
Berapa gaji ideal untuk hidup nyaman di Jakarta?
Merangkum Ruang Menyala, Survei Biaya Hidup 2022 dari BPS, rata-rata konsumsi warga Jakarta mencapai Rp14,88 juta per bulan. Artinya, gaji ideal untuk individu lajang di Jakarta adalah sekitar Rp15 juta.
Jika sudah menikah, pasangan suami istri setidaknya perlu Rp25–30 juta per bulan. Dan kalau sudah punya anak, tentu penghasilan ideal akan meningkat lagi.
Sayangnya, kenyataan di lapangan cukup jauh dari angka itu. UMP Jakarta 2024 hanya Rp4,9 juta, sedangkan rata-rata gaji di Jakarta berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2024 adalah Rp5,25 juta.
Bahkan, gaji tertinggi rata-rata di Jakarta pun masih mentok di Rp8,64 juta.
Dengan kata lain, untuk mencapai taraf hidup ideal, kamu masih harus mengejar selisih Rp6-Rp7 jutaan tiap bulannya. Di sinilah pentingnya punya rumus keuangan keluarga yang terstruktur.
Rumus keuangan keluarga ala warga Jakarta
Berikut rumus sederhana dan mudah diikuti agar penghasilan bisa tetap cukup untuk hidup nyaman di Jakarta. Pembagiannya dibagi berdasarkan persentase:
1. Kebutuhan Pokok (50 persen)
Gunakan separuh dari penghasilanmu untuk biaya hidup sehari-hari: makan, transportasi, listrik, air, internet, dan kebutuhan rumah tangga lain. Tapi, ingat! Bedakan antara biaya hidup dan gaya hidup. Hidup nyaman bukan berarti harus selalu tampil mewah.
2. Tabungan & Investasi (20 persen)
Kata orang bijak, jangan cuma kerja buat bayar tagihan. Sisihkan minimal 20% penghasilanmu untuk tabungan dan investasi.
Misalnya:
5 persen untuk tabungan darurat
15 persen untuk investasi
3. Utang atau Cicilan (20 persen)
Kalau punya cicilan, usahakan totalnya tidak melebihi 20% dari penghasilan. Lebih dari itu? Bisa-bisa kamu terjebak dalam lilitan utang yang bikin pusing setiap akhir bulan.
Tips: Hindari utang berbunga tinggi. Kalau barangnya nggak penting-penting amat, lebih baik nabung dulu.
4. Kebutuhan Sekunder (10 persen)
Hiburan itu penting, asal tahu batasnya. Gunakan 10% dari gaji untuk rekreasi, makan di luar, atau belanja baju. Tujuannya biar kamu tetap waras dan menikmati hidup—tanpa bikin kantong jebol.
5. Asuransi (5 persen)
Setiap keluarga wajib punya perlindungan finansial. Sisihkan minimal 5 persen dari penghasilan untuk asuransi kesehatan, jiwa, atau kendaraan. Di Jakarta yang serba cepat dan tak terduga, asuransi itu ibarat sabuk pengaman dalam perjalanan panjang keuanganmu.
Simulasi rumus keuangan untuk gaji Rp15 juta
Misalnya kamu dan pasangan punya penghasilan Rp15 juta per bulan. Berikut alokasinya:
Kebutuhan Pokok (50 persen): Rp7.500.000
Tabungan dan Investasi (20 persen): Rp3.000.000
Cicilan (20 persen): Rp3.000.000
Kebutuhan Sekunder (10 persen): Rp1.500.000
Asuransi (5 persen): Rp750.000
Tentu rumus ini bisa disesuaikan sesuai kondisi finansial keluarga. Yang penting, tetap disiplin dan tahu prioritas.
Tinggal di Jakarta memang mahal, tapi bukan berarti mustahil hidup nyaman. Dengan perencanaan keuangan yang matang, kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarga, menyimpan uang, dan bahkan berinvestasi untuk masa depan.
Jadi, jangan cuma kerja keras-kerja cerdas juga penting. Terapkan rumus ini dari sekarang, dan wujudkan hidup ideal untuk kamu dan keluarga di Jakarta!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(ANN)