FTA Indonesia-EAEU Siap Berlaku 2026, Ekspor Diproyeksi Naik 3 Kali Lipat

FTA Indonesia-EAEU Siap Berlaku 2026, Ekspor Diproyeksi Naik 3 Kali Lipat

Bisnis.com, JAKARTA – Free Trade Agreement (FTA) antara Indonesia-Eurasian Economic Union (EAEU) siap berlaku pada 2026. Dampaknya, ekspor dari Tanah Air bisa naik tiga kali lipat.

Perundingan tersebut telah mencapai kesepakatan substansial pada 19 Juni 2025 dan ditargetkan untuk ditandatangani pada Desember 2025 serta diimplementasi tahun depan.

Direktur Perundingan Bilateral Kemendag Danang Prasta Danial mengatakan bahwa Indonesia-EAEU FTA membuka peluang memperluas akses pasar dan meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia dengan kawasan Eurasia. 

“Dengan nilai ekspor Indonesia ke EAEU saat ini mencapai US$1,9 miliar, berpotensi meningkat 2 hingga 3 kali lipat dalam 5 tahun ke depan setelah Indonesia-EAEU FTA diimplementasikan,” katanya pada seminar bertajuk “Potensi Bisnis Indonesia dengan Negara-Negara Eurasia” dikutip melalui keterangan pers, Sabtu (18/10/2025).

Danang menjelaskan bahwa produk-produk unggulan Indonesia yang telah menembus pasar EAEU antara lain, minyak sawit, karet, kopi, tekstil, perikanan, serta produk makanan olahan dan manufaktur ringan.

”Diharapkan produk-produk Indonesia dapat semakin kompetitif di pasar Eurasia dan para pelaku usaha dapat memanfaatkan peluang pasar nontradisional, khususnya kawasan Eurasia,” jelasnya.

Untuk memanfaatkan peluang tersebut, Atase Perdagangan (Atdag) RI Moskow Ardianto Mahdi menyampaikan strategi untuk menembus pasar EAEU.

Beberapa di antaranya adalah dengan melakukan riset pasar, membangun jejaring bisnis, serta partisipasi aktif dalam pameran dan promosi di negara-negara Eurasia.

“Selain itu, kolaborasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) Moskow, Atdag RI Moskow, dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia juga sangat penting untuk memfasilitasi kerja sama bisnis,” ungkap Ardianto.

Deputi Kepala Perwakilan Perdagangan Rusia di Indonesia Viktor Tolstov menyampaikan bahwa FTA tersebut akan memberi keuntungan besar. FTA dengan EAEU akan menurunkan atau bahkan menghapus tarif lebih dari 90% komoditas yang diperdagangkan antara Indonesia dan EAEU. 

“Dengan demikian, produk Indonesia seperti makanan olahan, furnitur, tekstil, dan produk konsumsi akan menjadi lebih kompetitif di pasar EAEU,”jelasnya.

Selain itu, peluang pasar produk sawit Indonesia di kawasan Eurasia, khususnya di negara-negara Asia Tengah seperti Kyrgyzstan dan Armenia dinilai masih terbuka lebar dan sangat potensial. 

Wakil Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Lolita Bangun melihat ini sebagai momentum bagi pelaku usaha nasional untuk menggenjot promosi mengingat produk RI belum dikenal luas di sana. 

Oleh karena itu, Lolita mendorong pemerintah mengoptimalkan rantai logistik untuk ekspor ke wilayah Eurasia. 

Saat ini pengiriman dari Jakarta ke Vladivostok, Rusia memerlukan waktu sekitar 45 hari melalui laut. Lalu dilanjutkan menggunakan kereta ke Moskow, memakan waktu sekitar dua minggu. 

“Perbaikan dan koordinasi transportasi dapat meminimalkan waktu pengiriman serta menekan biaya logistik bagi pelaku usaha,” ungkapnya.