Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Fesbul 2024 dan Warisan Usmar Ismail

Fesbul 2024 dan Warisan Usmar Ismail

Sumatera kembali mencuri perhatian dunia perfilman Indonesia melalui Festival Film Bulanan (Fesbul) 2024: Open Submission – Lokus 9. Rangkaian acara ini digelar di Padang, Sumatera Barat.

Festival film ini hadir untuk mencari sineas berbakat dari wilayah Sumatera, yang berpotensi melanjutkan warisan maestro perfilman Tanah Air, Usmar Ismail kelahiran Bukittinggi pada 20 Maret 1921.

Usmar dikenal sebagai pelopor perfilman drama modern Indonesia dan telah melahirkan 25 judul film yang menginspirasi banyak sineas muda hingga kini, seperti Lewat Djam Malam (1954), Tiga Dara (1956), dan Asrama Dara (1958).

Digelar pada 2–12 Oktober 2024, Fesbul 2024: Open Submission – Lokus 9 ini menyasar sineas-sineas dari Aceh, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat. Program ini merupakan lanjutan dari workshop film pendek yang berlangsung di Padang pada 20–22 September 2024. 

Seperti di lokus-lokus sebelumnya, akan dipilih dua film pendek untuk mewakili Lokus 9, yang nantinya akan bersaing dengan 18 film dari sembilan lokus lainnya di seluruh Indonesia.

Dari total 20 film pendek terpilih di 10 lokus, Fesbul akan memilih lima film terbaik yang akan diumumkan pada puncak acara Perayaan Fesbul 2024 pada Minggu, 17 November 2024. Sambutan hangat dari masyarakat Sumatera terhadap film pendek ini terlihat dari antusiasme pada acara Road To Perayaan Fesbul 2024 di kampus ISI Padang Panjang pada 28 Oktober lalu, yang dihadiri ratusan mahasiswa, penonton, dan pembuat film pendek.

Para sineas asal Sumatera menunjukkan potensi besar di industri film Indonesia. Beberapa karya film Indonesia yang mengangkat budaya Sumatera, seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (2013), Ngeri-Ngeri Sedap (2022), dan Agak Laen (2024), menjadi bukti kepiawaian mereka dalam mengolah budaya lokal.

Fesbul berharap dua film pendek terpilih dari Lokus 9 ini dapat mewakili kualitas dan kreativitas sineas Sumatera, sekaligus menjadi penerus dari sang maestro, Usmar Ismail. Submission – Lokus 9 ini, akan menjadi perwakilan betapa berkualitasnya film-film karya sineas lokal asal Sumatera.

Sumatera kembali mencuri perhatian dunia perfilman Indonesia melalui Festival Film Bulanan (Fesbul) 2024: Open Submission – Lokus 9. Rangkaian acara ini digelar di Padang, Sumatera Barat.
 
Festival film ini hadir untuk mencari sineas berbakat dari wilayah Sumatera, yang berpotensi melanjutkan warisan maestro perfilman Tanah Air, Usmar Ismail kelahiran Bukittinggi pada 20 Maret 1921.
 
Usmar dikenal sebagai pelopor perfilman drama modern Indonesia dan telah melahirkan 25 judul film yang menginspirasi banyak sineas muda hingga kini, seperti Lewat Djam Malam (1954), Tiga Dara (1956), dan Asrama Dara (1958).
Digelar pada 2–12 Oktober 2024, Fesbul 2024: Open Submission – Lokus 9 ini menyasar sineas-sineas dari Aceh, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat. Program ini merupakan lanjutan dari workshop film pendek yang berlangsung di Padang pada 20–22 September 2024. 
 
Seperti di lokus-lokus sebelumnya, akan dipilih dua film pendek untuk mewakili Lokus 9, yang nantinya akan bersaing dengan 18 film dari sembilan lokus lainnya di seluruh Indonesia.
 
Dari total 20 film pendek terpilih di 10 lokus, Fesbul akan memilih lima film terbaik yang akan diumumkan pada puncak acara Perayaan Fesbul 2024 pada Minggu, 17 November 2024. Sambutan hangat dari masyarakat Sumatera terhadap film pendek ini terlihat dari antusiasme pada acara Road To Perayaan Fesbul 2024 di kampus ISI Padang Panjang pada 28 Oktober lalu, yang dihadiri ratusan mahasiswa, penonton, dan pembuat film pendek.
 
Para sineas asal Sumatera menunjukkan potensi besar di industri film Indonesia. Beberapa karya film Indonesia yang mengangkat budaya Sumatera, seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (2013), Ngeri-Ngeri Sedap (2022), dan Agak Laen (2024), menjadi bukti kepiawaian mereka dalam mengolah budaya lokal.
 
Fesbul berharap dua film pendek terpilih dari Lokus 9 ini dapat mewakili kualitas dan kreativitas sineas Sumatera, sekaligus menjadi penerus dari sang maestro, Usmar Ismail. Submission – Lokus 9 ini, akan menjadi perwakilan betapa berkualitasnya film-film karya sineas lokal asal Sumatera.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(ALB)