Fenomena Gunung Lawu: 1.600 Lebih Pendaki Membludak di Cemorosewu dalam Sehari

Fenomena Gunung Lawu: 1.600 Lebih Pendaki Membludak di Cemorosewu dalam Sehari

Magetan (beritajatim.com) – Libur panjang akhir pekan dimanfaatkan ribuan pecinta alam untuk menaklukkan jalur pendakian Gunung Lawu. Sejak Sabtu (6/9/2025) dini hari, Basecamp Cemorosewu di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, dipadati antrean panjang para pendaki yang mengular hingga jalan raya menuju pintu registrasi.

Fenomena ini pun ramai dibagikan di media sosial oleh para pendaki. Banyak yang mengunggah suasana antrean panjang sebagai bukti tingginya minat masyarakat untuk menikmati pesona Lawu. Situasi seperti ini bukan kali pertama terjadi, sebab setiap momentum libur panjang, jalur pendakian di Cemorosewu hampir selalu dibanjiri pengunjung dari berbagai daerah.

“Asper BPKH Lawu Selatan, Mulyadi, mengatakan, dari pukul 01.00 hingga pukul 13.00 tercatat 1.629 pendaki sudah melakukan registrasi,” ujarnya.

Jumlah itu melampaui catatan pendakian saat libur 17 Agustus lalu, yang hanya sekitar 1.500 orang pada rentang waktu serupa. Dari ribuan pendaki tersebut, mayoritas memilih gaya pendakian “tek tok”, yakni naik ke puncak tanpa bermalam, kemudian turun kembali pada hari yang sama. “Sekitar 90 persen pendaki memilih tek tok,” tambahnya.

Untuk menjaga kelestarian Gunung Lawu, pihak pengelola menerapkan aturan ketat. Salah satunya larangan melintas antarjalur basecamp resmi. Jika nekat melanggar, pendaki bisa langsung masuk daftar hitam dan dilarang mendaki kembali. Selain itu, kewajiban membawa turun sampah juga diperketat.

“Pendaki harus menunjukkan sampahnya ketika mengambil identitas usai turun. Jika tidak bisa, mereka akan mendapat sanksi,” tegas Mulyadi.

Kondisi cuaca cerah sepanjang akhir pekan ini turut menjadi faktor penunjang ramainya pendakian. Langit bersih dan angin relatif tenang membuat perjalanan menuju puncak lebih bersahabat bagi para pendaki. [kun]