Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Fakta-fakta Satelit HTS Telkom, Diluncurkan Roket Elon Musk Pekan Depan

Fakta-fakta Satelit HTS Telkom, Diluncurkan Roket Elon Musk Pekan Depan

Jakarta

Dalam hitungan beberapa hari ke depan, Telkom akan meluncurkan satelit terbaru. Mari mengenal satelit Telkom tersebut.

Sampai saat ini, nama dari satelit ini masih belum diumumkan. Namun hal yang pasti adalah wahana antariksa itu bakal jadi yang paling jadi yang dimiliki oleh Telkom, yakni berjenis high throughput satellite (HTS).

Thales Alenia Space dipercayai untuk merancang satelit HTS pertama Telkom. Posisinya saat ini sudah di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, usai dikirim dari markas Thales Alenia Space di Nice, Prancis.

“Secara umum, satelit sudah tiba di Florida sejak akhir Januari lalu dan saat ini sedang melalui tahap pengetesan akhir untuk dimasukkan ke dalam roket Falcon 9 milik SpaceX,” ujar Vice Corporate Secretary Telkomsat Fino Arfiantono kepada detikINET, Kamis (15/2/2023).

Satelit HTS Telkom memiliki berat dry mass atau massa kering seberat 1.707 kilogram dan memiliki masa bakti hingga 16 tahun.

Roket Falcon 9 akan membawa satelit baru Telkom menuju slot orbit 113 derajat Bujur Timur yang nanti saat beroperasi akan memanfaatkan kombinasi frekuensi C-Band dan Ku-Band. Dengan kapasitas 32 Gbps, satelit ini akan membantu pemerataan digital di Indonesia.

Setelah diluncurkan pekan depan, satelit HTS ini akan melalui tahap pengujian layanan dan ditargetkan dapat beroperasi pada April 2024.

“Akan dimanfaatkan untuk membantu pemerataan digital di Indonesia melalui penyediaan layanan backhaul berbasis satelit, mengembangkan bisnis maritim di Indonesia, dan mendukung kedaulatan data (data sovereignty) di Indonesia dengan mengurangi kebergantungan kapasitas satelit asing,” kata SVP Corporate Communications & Investor Relation Telkom, Ahmad Reza.

Jika proses tersebut berjalan lancar, maka Telkomsat akan mengendalikan tiga satelit, yaitu Telkom-3S yang menempati orbit 108 derajat Bujur Timur dan Satelit Merah Putih di orbit 118 derajat Bujur Timur.

“Berbeda dengan satelit Telkom sebelumnya yang memiliki satu cakupan area di bumi (beam coverage) yang berukuran besar (single wide beam), satelit yang akan diluncurkan ini menggunakan teknologi high throughput satellite (HTS), yaitu teknologi yang memiliki desain cakupan area di bumi yang berukuran kecil namun banyak (multi-spots beam),” ungkap Reza.

“Sehingga menghasilkan kekuatan pancar satelit yang besar di suatu area yang dilingkupi beam tersebut. Kekuatan pancar satelit ini identik dengan besaran data yang mampu dikirim satelit ke lokasi tersebut,” sambungnya.

Sebagai informasi, satelit baru Telkom ini menggantikan satelit Palapa D yang habis masa operasionalnya. Sebelumnya, Pasifik Satelit Nusantara (PSN) telah meluncurkan satelit Nusantara Dua dai Xichang Satellite Launch Center (XLSC) China pada 9 April 2020. Namun satelit Nusantara Dua gagal orbit karena mengalami anomali hingga jatuh kembali ke Bumi.

Pasca insiden, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memutuskan PT Telkom Satelit Indonesia, anak perusahaan Telkom, sebagai pengguna baru filling satelit Indonesia di slot orbit 113 derajat BT.

“Keberhasilan ini adalah hal yang strategis bagi pengembangan bisnis satelit Telkomsat nantinya dalam memperkuat penyediaan infrastruktur satelit Telkom Group ke pelosok tanah air. Selain itu juga meningkatkan kualitas untuk melayani pelanggan dan masyarakat Indonesia,” kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah ketika itu.

(agt/fay)