Event: salat Jumat

  • Ternyata Karena Kata-kata Ini, Aipda WH Putuskan Melaporkan Guru Supriyani ke Polisi Dugaan Aniaya Anak

    Ternyata Karena Kata-kata Ini, Aipda WH Putuskan Melaporkan Guru Supriyani ke Polisi Dugaan Aniaya Anak

    GELORA.CO  –  Aipda Wibowo Hasyim alias WH mengaku tahu ada bekas merah kehitaman di paha anaknya, inisial D, saat mandi bersama-sama korban.

    Keterangan tersebut disampaikan Aipda WH saat bersaksi untuk terdakwa guru Supriyani di Pengadilan Negeri Andoolo, Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (30/10/2024).

    Sosok Kasat Intelkam Polsek Baito tersebut mengatakan kejadia itu pada Jumat 26 April 2024 lalu, sebelum melaksanakan salat Jumat, dia memandikan anaknya.

    “Saya mandi berdua. Setelah selesai saya panggil anak saya D, panggilannya kalau di rumah Mas,” jelasnya.

    “Ayok mas, mari. Ini sudah mau salat Jumat,” ujarnya.

    Mas menjawab, Papa sudah? 

    “Papa sama adek sudah,” jawab Aipda WH kepada anaknya itu.

    Selanjutnya, dia kembali memanggil D.

    “Saya panggil kembali, nah pada saat saya panggil itu, dihampirilah oleh ibunya. Ibunya menyampaikan oh iya pa, itu kemarin ibu lihat ada bekas merah kehitaman di pahanya,” ujarnya.

    “Ibu tanya, katanya jatuh sama papa,” kata Aipda WH mengutip pernyataan istrinya.

    Dari informasi tersebut, katanya, diapun kembali memanggil sang anak.

    “Berdasarkan keterangan itu saya panggillah Mas. Coba sini Mas, papa lihat,” jelasnya.

    “Nah setelah saya panggil saya lihat, saya panggillah ibunya,” ujarnya.

    Setelah melihat luka pada paha korban, Aipda WH meragukan jika luka tersebut akibat terjatuh saat bersamanya.

    “Bu coba perhatikan luka seperti ini, wajarkah kalau dikatakan jatuh,” katanya.

    Diapun meminya sang istri untuk kembali menanyakan perihal penyebab luka tersebut.

    “Coba tanya anakmu yang sebenar-benarnya karena bapak curiga anak ini tidak jatuh,” jelasnya.

    Selanjutnya, sang istri yang kembali menanyakan hal tersebut kepada D, anaknya.

    “Setelah itu ibunya lah yang menanyakan,” ujarnya.

    “Setelah ibunya menanyakan, ibunya menyampaikan yang bersangkutan dipukul oleh ibu Supriyani,” katanya menambahkan.

    Atas jawaban tersebut, Aipda WH kembali memastikannya kepada sang anak, termasuk dugaan penyebab lainnya.

    “Nah setelah itu saya tanya kembali, Mas kalau berbohong, tidak baik,” jelasnya.

    Diapun mengonfirmasi nama-nama lain, demikian pula apakah terjatuh di sekolah, yang dijawab ‘tidak’ oleh sang anak.

    “Saya ulang kembali, saya tanyakan nama-nama lain siapa tahu mas dipukul sama ini, mas jatuh di sekolah, jawabannya tidak,” ujarnya.

     

    Berdasarkan keterangan itu, sang istri atas inisiatifnya kembali bertanya terkait siapa-siapa saja yang menyaksikan jika memang benar D dipukul oleh ibu guru.

    “Selanjutnya atas keterangan itu, inisiatif istri saya, Mas ini ditanya. Kalau memang betul Mas ini dipukul sama bu guru, siapa yang melihat kejadian itu,” katanya.

    Sang anak pun menyampaikan sejumlah nama teman sekelasnya.

    “Disampaikanlah nama-nama yang melihat peristiwa itu. Teman yang dalam satu kelasnya,” jelasnya.

    “Terkonfirmasi bahwa betul mereka ini melihat. Melihat ibu guru melakukan pemukulan terhadap D,” ujarnya menambahkan.

    Setelah itu, Aipda WH berkoordinasi dengan Kapolsek Baito selaku pimpinannya atas kasus tersebut.

    “Setelah itu yang kami lakukan saya berkoordinasi dengan kapolsek dalam hal ini pimpinan saya,” katanya.

    “Saya berkoordinasi, izin komandan saya meminta petunjuk,” lanjutnya.

    Diapun diarahkan datang ke kantor dan selanjutnya menemui Kapolsek Baito.

    “Diarahkan untuk ke kantor. Kami datang ke kantor, kami sampaikan. Pak Kapolsek lihat, kebetulan pada saat itu ada Kanit Reskrim,” jelasnya.

    Selanjutnya, Kapolsek Baito disebutkan meminta agar melakukan konfirmasi dengan guru Supriyani.

    “Disampaikanlah sama Pak Kapolsek, coba konfirmasi sama yang bersangkutan (Supriyani-red),” ujar Aipda WH.

    “Karena saya ditanya Pak Bowo maunya bagaimana. Saya sampaikan ‘mohon izin komandan saya ikut petunjuk’,” lanjutnya.

    Selanjutnya, guru Supriyani pun dihubungi agar datang ke Markas Polsek Baito.

    “Pada saat itu dikonfirmasi sama yang bersangkutan, yang bersangkutan datang. Bu Supriyani datang ke Polsek ditanya,” katanya.

    Dalam klarifikasi itu, sang guru honorer, tak mengakui telah memukul D.

    Aipda WH pun menyebutkan guru Supriyani membantah melakukan perbuatan tersebut dengan nada tinggi.

    “Dengan nada agak tinggi dia menyampaikan. Di mana saya pukul kamu, kapan. Saya tidak pernah pukul kamu. Begitu,” jelasnya.

    Aipda WH pun meminta guru Supriyani agar tak membentak anaknya.

    “Nah saya sampaikan kepada bu gurunya. Lho bu kita ini mau konfirmasi, jangan bentak-bentak anak saya,” ujarnya.

    “Setelah seperti itu dia masih dengan nada tinggi disampaikan bahwa dia tidak pernah melakukan pemukulan,” katanya menambahkan.

    “Selanjutnya, beliau pulang. ‘Kalau tidak percaya silakan buktikan…’ Itu kata-kata yang memuncak dari mulutnya Bu Supriyani,” lanjutnya.

    Sehingga pada saat itu, atas inisiatif selaku orangtua, mereka membuat laporan kepolisian pada hari itu juga.

    Setelah membuat laporan resmi tersebut, Kanit Reskrim Polsek Baito pun menanyakan kasus tersebut kepada D.

    “Setelah membuat laporan itu Kanitreskrim menanyakan kepada Mas. Bertanya, betulkah itu (pemukulan) terjadi,” jelas Aipda HW.

    “Dia bilang Mas, iya,” ujarnya mengutip pernyataan anaknya.

    Selanjutnya, D kembali ditanyakan mengenai benda yang dipakai untuk memukulnya.

    “Terus ditanya kembali itu masih ada kita pakai apa,” kata Aipda HW mengutip pertanyaan Kanit Reskrim kepada anaknya.

    “Mas menjawab pakai sapu. Masih ingat, masih. Kalau memang masih ingat coba tunjukkan om,” lanjutnya.

    Berdasarkan pengakuan tersebut, kata Aipda HW, petugas kemudian mendatangi sekolah.

    Diketahui, Markas Polsek Baito dan SD Negeri tempat anaknya bersekolah lokasinya saling berhadapan, hanya terpisah jalan.

    Gerbang antara dua bangunan tersebut bahkan nyaris saling berhadap-hadapan.

    Menurut Aipda HW, dirinya bersama istri pun ikut mendampingi ke sekolah.

    “Sehingga pada saat itu ditunjukkanlah. Ke sekolah, kebetulan kami orangtua pada saat itu ikut mendampingi. Hanya kami prosesnya di halaman sekolah,” jelasnya.

    “Dia bilang Bang, biar saya dengan Mas (D) saja,” lanjutnya mengutip pernyataan petugas.

    “Ditunjukkan lah, ada sapu ijuk gagang besi itu yang diambil,  digunakan untuk pemukulan,” ujarnya.

    “Selanjutnya, kami mengantarkan D, saya bersama ibunya untuk melakukan visum di puskesmas,” kata Aipda HW menambahkan

  • Khamenei Puji Serangan Rudal Iran ke Israel: Kinerja Brilian!

    Khamenei Puji Serangan Rudal Iran ke Israel: Kinerja Brilian!

    Teheran

    Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memuji serangan rudal yang dilancarkan negaranya terhadap Israel sebagai “kinerja brilian Angkatan Bersenjata kita”. Khamenei menegaskan serangan semacam itu “sepenuhnya sah”.

    Pujian itu, seperti dilansir media lokal Iran, Press TV, Jumat (4/10/2024), dilontarkan Khamenei saat menyampaikan ceramah dalam salat Jumat di Masjid Agung Imam Khomeini Mosalla di pusat kota Teheran, yang dihadiri sejumlah besar jemaah.

    “Kinerja brilian Angkatan Bersenjata kita yang sepenuhnya legal dan sah. Apa yang dilakukan Angkatan Bersenjata kita adalah hukuman paling ringan bagi rezim Zionis perebut kekuasaan atas kejahatan luar biasa yang dilakukan rezim yang seperti serigala dan anjing gila Amerika ini,” ucap Khamenei.

    “Apa pun kewajiban Republik Islam dalam hal ini, akan dipenuhi dengan kekuatan dan ketabahan. Kita tidak akan menunda atau terburu-buru dalam melaksanakan tugas tersebut,” sebutnya.

    “Apa yang logis dan masuk akal serta opini para pengambil keputusan politik dan militer akan dilakukan di masa depan jika diperlukan seperti yang telah dilakukan,” imbuh Khamenei.

    Salat Jumat di Teheran ini dilakukan setelah seremoni peringatan kematian pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada 27 September lalu.

    Khamenei terakhir kali memimpin salat Jumat pada Januari 2020 lalu, setelah Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak untuk membalas serangan yang menewaskan jenderal Iran dan komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani.

    Khamenei, dalam ceramahnya pada Jumat (4/10), menyebut Nasrallah sebagai “permata Lebanon yang bersinar”.

    Dikatakan Khamenei bahwa meskipun tubuh Nasrallah telah meninggalkan dunia ini, namun “kepribadian aslinya, jiwanya, jalannya dan suaranya yang ekspresif masih ada di antara kita dan akan bersama kita selamanya”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Dua Pria Nekat Curi Alat Berat dan Besi Tua PG Kebonagung Malang

    Dua Pria Nekat Curi Alat Berat dan Besi Tua PG Kebonagung Malang

    Malang (beritajatim.com) – Dua pria berinisial RD (37) dan KS (37), dibekuk aparat Polres Malang. Keduanya nekat mencuri komponen alat berat dan besi tua di Pabrik Gula (PG) Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

    Kasihumas Polres Malang, AKP Ponsen Dadang Martianto, mengkonfirmasi bahwa kedua tersangka adalah bagian dari sindikat pencurian terorganisir. RD merupakan warga Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, sementara KS beralamatkan Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

    “Penangkapan ini dilakukan setelah adanya laporan dari petugas sekuriti PG Kebonagung pada Jumat (23/8/2024),” kata AKP Dadang di Polres Malang, Senin (26/8/2024).

    Dadang menjelaskan, peristiwa ini terungkap ketika sekuriti PG Kebonagung, melakukan pemantauan menjelang waktu Salat Jumat, (23/8/2024) lalu. Saat itu, petugas jaga mengetahui sebuah mobil pikap Mitsubishi Colt T yang terparkir secara mencurigakan di area pabrik.

    Saat hendak diperiksa, mobil tersebut langsung melarikan diri, meninggalkan lokasi dengan terburu-buru. Melihat gelagat mencurigakan, petugas jaga segera melaporkan kejadian tersebut dan meminta bantuan sekuriti lainnya untuk menghentikan mobil itu.

    Kedua pelaku tak berkutik saat jalur keluar dihadang sekuriti lain. Ketika diperiksa, ditemukan sejumlah barang bukti, seperti besi bekas, besi palp, besi plendes pipa, dan besi clamp yang diklaim milik PG Kebonagung. Barang-barang tersebut segera diamankan, dan pelaku kemudian dilaporkan kepada Polsek Pakisaji.

    “Barang tersebut diakui milik PG Kebonagung, kerugian materil akibat pencurian ini diperkirakan mencapai Rp10 juta,” tegas Dadang.

    Dalam pemeriksaan, RD dan KS mengaku terlibat melakukan pencurian di area PG Kebonagung. Mereka berbagi peran saat menjalankan aksinya, mulai dari eksekusi, pemantauan, hingga pengangkutan barang curian. Hasil curian rencananya akan dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

    Dadang menegaskan, pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk menentukan kemungkinan keterlibatan pelaku lain dan mencari tahu apakah ada aksi pencurian serupa di lokasi lainnya. Untuk sementara, kedua tersangka akan dilakukan penahanan di Rutan Mapolsek Pakisaji guna kepentingan penyidikan lebih lanjut.

    “Kedua terduga pelaku akan dikenakan Pasal 363 ayat (1) ke-3e KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman hukuman penjara maksimal tujuh tahun,” tutup Dadang. [yog/beq]

  • Baru 9 Bulan Jalani Hukuman, Napi Narkoba di Jember Meninggal Setelah Tercebur ke Sumur

    Baru 9 Bulan Jalani Hukuman, Napi Narkoba di Jember Meninggal Setelah Tercebur ke Sumur

    Jember (beritajatim.com) – Baru sembilan bulan menjalani hukuman dari vonis tujuh tahun, Marsuki bin Surahmat (50), seorang narapidana narkoba, meninggal dunia setelah tercebur ke sumur sedalam 15 meter, di Lembaga Permasyarakatan Kabupaten Jember, Jawa Timur.

    Marsuki adalah warga Dusun Jambu Monyet, Desa Lenteng Barat, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Saat itu, sekitar pukul 11.00 WIB, ia hendak menunaikan ibadah salat Jumat, 19 Juli 2024, dan menimba air di sumur di area 12A untuk mandi ditemani narapidana lain yang sedang menjemur pakaian.

    “Tiba-tiba terdengar bunyi ‘prak’ dan ‘byur’. Dia (narapidana yang sedang menjemur pakaian, red) mencari-cari, mana Pak Marsuki. Dia tengok ke sumur, airnya bergoyang-goyang. Dia menduga Pak Marsuki jatuh ke sumur,” kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Jember Hasan Basri, ditulis Sabtu (20/7/2024).

    Melihat Marsuki lenyap, si narapidana berteriak meminta tolong. “Sempat ada yang mau turun ke bawah. Tapi karena kondisinya memang susah untuk turun, akhirnya menunggu peralatan yang lain seperti tangga dan tali. Baru kemudian dia bisa masuk,” kata Hasan.

    Namun ternyata tak mudah mencari Marsuki di dalam sumur. “Airnya banyak. Kami kuras dulu pakai pompa. Setelah air surut, baru kelihatan korban di bawah (dasar sumur, red),” kata Hasan.

    Hasan mengatakan, sumur tersebut biasanya digunakan untuk mengantisipasi kekurangan suplai air dalam kamar tahanan. “Apalagi mau salat Jumat, tentunya kan yang mau gantian mandi banyak. Sebagian mandi di sumur,” katanya.

    Tim Inafis (Indonesian Automatic Finger Identification System) Kepolisian Resor Jember datang ke Lapas untuk mengidentifikasi penyebab kematian Marsuki. Jenazah dimakamkan di Sumenep. [wir]

  • Jamaah Haji Asal Bojonegoro Wafat di Masjidil Haram, Begini Kronologisnya!

    Jamaah Haji Asal Bojonegoro Wafat di Masjidil Haram, Begini Kronologisnya!

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Jamaah haji asal Kabupaten Bojonegoro wafat di Makkah. Satu jamaah haji dilaporkan menghembuskan nafas terakhir saat hendak menunaikan salat Jumat di Masjidil Haram, Jumat (24/5/2024) sekitar pukul 10.00 WIB. Begini kronologisnya.

    Amirul Hajj Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Masyarakat Madani Bojonegoro 2024, Ahyar menceritakan, satu jamaah haji asal Bojonegoro yang wafat atas nama Sutarso (61) warga RT 02 RW 01 Desa Panjunan Kecamatan Kalitidu.

    “Bapak Sutarso jamaah haji rombongan 1 regu 2 telah dipanggil Allah sekitar pukul 10.00 WIB, di kompleks Masjidil Haram,” ujarnya, Minggu (26/5/2024).

    Salat Jumat pertama di tanah suci Makkah itu membuat sejumlah jamaah semangat untuk mendapatkan saff paling depan. Termasuk Pak Sutarso. Saat itu, jamaah yang wafat sedang mencari tempat salat di Masjidil Haram.

    “Almarhum berencana berangkat lebih awal agar mendapat tempat di depan karena salat Jumat pertama,” imbuhnya.

    Kemudian setelah sampai di Masjidil Haram, almarhum bersama empat orang jamaah lain satu rombongan hendak naik di pintu 89. Almarhum bersama jamaah bernama Budi, Karyadi, dan Sholikin. Ketiganya sudah naik eskalator terlebih dulu.

    “Menyusul Pak Sutarso bersama Pak Nasuha. Tiba-tiba saat mau naik ke tanggal eskalator, slayer pak Nasuha ditarik oleh pak Sutarso yang terjatuh. Selanjutnya ditolong oleh Askar dan tenaga medis di Arab Saudi,” ceritanya.

    Ketua Kloter SUB 3 Kabupaten Bojonegoro Abdur Rozaq menambahkan, setelah almarhum terjatuh dan tidak sadarkan diri, kemudian ditangani oleh tim medis Masjidil Haram dibantu PKP3JH Seksus. Selanjutnya dievakuasi ke RS Medical Care yang berada di sekitar Masjidil Haram.

    “Namun beberapa saat kemudian dokter setempat menyatakan yang bersangkutan sudah meninggal dunia,” tambahnya.

    Wafatnya jamaah haji asal Kabupaten Bojonegoro itu oleh ketua kloter sub 3 juga telah diaporkan ke Sektor 9 wilayah Misfalah, juga kepada Kasi PHU Kemenag Bojonegoro dan melalui aplikasi.

    “Atas kejadian itu, pihak Maktab langsung mengurus surat-surat dan proses pemulasaraan, TKH Kloter juga melaporkan ke KKHI,” pungkasnya. [lus/aje]

  • Ditinggal Shalat Jumat, Mobil Warga Ngawi Ini Tertimpa Pohon Tumbang 

    Ditinggal Shalat Jumat, Mobil Warga Ngawi Ini Tertimpa Pohon Tumbang 

    Ngawi (beritajatim.com) – Sebuah pohon tumbang menimpa sebuah mobil Toyota Yaris merah nopol L 1805 GJ  terjadi di Jalan Imam Bonjol, tepatnya di area Alun-alun Barat, Kelurahan Margomulyo, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, pada hari Jumat (29/3/2024). Mobil itu milik Amir (29), warga Jalan Trunojoyo, Kelurahan Margomulyo, Ngawi, yang saat itu sedang diparkir.

    Kejadian bermula saat Amir memarkir mobilnya dan pergi menunaikan salat Jumat di Masjid Agung Ngawi. Saat kembali dari salat, Amir mendapati mobilnya telah tertimpa pohon.

    Beruntung, Amir tidak mengalami luka serius dalam kejadian ini. Petugas dari Polsek Ngawi Kota yang datang ke lokasi kejadian  melakukan evakuasi pohon tumbang tersebut. 

    “Tindakan cepat dan kolaborasi yang solid dari anggota kami sangat membantu dalam mengatasi situasi ini dengan minimal kerugian,” kata Kapolsek Ngawi Kota AKP Suyadi. 

    Kabag Ops Polres Ngawi Kompol Khristanto Widhy Nugroho yang kebetulan berada di tempat kejadian, berhasil memediasi situasi tersebut. Amir menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan tidak menuntut pihak Dinas terkait UPT Alun-alun Kabupaten Ngawi atau pihak manapun.

    Diduga, pohon yang tumbang tersebut sudah tua dan kering. Kejadian ini menunjukkan pentingnya pemeliharaan pohon-pohon di sepanjang jalan, serta pentingnya respon cepat dari otoritas terkait dalam mengatasi situasi darurat seperti ini untuk menjaga keselamatan semua pengguna jalan. [fiq/aje]

  • VIDEO: Israel ‘Ganggu’ Jemaah Salat Jumat di Kompleks Al Aqsa

    VIDEO: Israel ‘Ganggu’ Jemaah Salat Jumat di Kompleks Al Aqsa

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kepolisian Israel memperketat keamanan bagi warga Palestina yang beribadah di wilayah kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Jumat (8/12).

    Hal ini menyulitkan banyak orang untuk masuk ke kompleks tersebut untuk melakukan salat Jumat. Saat salat pun, para jemaah yang berada di luar masjid masih saja diganggu polisi Zionis.

    Israel memperketat keamanan di sekitar Al Aqsa sejak perang berkecamuk pada 7 Oktober lalu. Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, genosida Israel ini membuat setidaknya 17.487 warga Palestina meninggal dan 21 rumah sakit lumpuh.

  • RUU TNI Kenapa Ditolak? Tentara Urus Kasus Narkoba, 20 Organisasi Tak Terima

    RUU TNI Kenapa Ditolak? Tentara Urus Kasus Narkoba, 20 Organisasi Tak Terima

    PIKIRAN RAKYAT – Alasan RUU TNI kenapa ditolak bisa diketahui di artikel ini. Sedang dilakukan pembahasan Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia di hotel mewah Fairmont, Jakarta sejak Jumat 14 Maret 2025 sampai hari libur kerja Sabtu, 15 Maret 2025.

    Rapat RUU TNI di hotel saat Presiden Prabowo menekankan efisiensi itu dikonfirmasi Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP, TB Hasanuddin. Anggota Dewan itu menjelaskan pihaknya belum mengetahui sampai kapan rapat tersebut akan tuntas.

    “Kita mulai kemarin pada pukul 13.30 WIB setelah Salat Jumat. Kita mulai tadi malam sampai sekitar jam 22.00 WIB. Hari ini akan mulai lagi jam 10.00 WIB, sampai kapan nanti, jam berapa saya belum tahu. (Tentang alasan rapat diadakan tidak di Gedung MPR) itu tanya kepada Sekjen kenapa di sini, kenapa tidak di MPR atau misalnya di tempat lain. It’s not my business,” tuturnya kepada wartawan Pikiran-rakyat.com, Asep Bidin Rosidin,

    RUU TNI kenapa ditolak?

    Pembahasan RUU yang mengatur prajurit tentara ini ditolak 20 organisasi sekaligus. Alasan penolakannya adalah menganggap UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 masih dianggap relevan untuk membangun tentara ke arah militer yang profesional.

    “Pemerintah dan DPR perlu mengubah aturan tentang peradilan militer yang diatur dalam UU No. 31 tahun 1997 agar prajurit militer tunduk pada peradilan umum jika terlibat tindak pidana umum demi menegakkan asas persamaan di hadapan hukum yang ditegaskan dalam Konstitusi,” kata salah satu organisasi tersebut, KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan).

    KontraS dan 19 organisasi lainnya menolak karena terdapat pasal-pasal bermasalah dalam draf yang diserahkan pada DPR, Selasa 11 Maret 2025. Pasal itu dianggap akan mengembalikan dwifungsi TNI yang diterapkan Presiden Soeharto, mertua Prabowo. Soeharto sebelumnya berkuasa 32 tahun di era Orde Baru dan ia diturunkan saat reformasi tahun 1998.

    Pasal-pasal bermasalah dalam RUU TNI

    TNI akan menjabat di Kejaksaan Agung dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)

    Alasannya adalah TNI yang kini dipimpin Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto harusnya bertugas sebagai alat pertahanan negara, sedangkan Kejaksaan adalah aparat penegak hukum. Sedangkan tentara di KKP tidak tepat karena itu adalah lembaga sipil.

    TNI menangani kasus narkoba

    Hal ini juga dianggap tidak tepat karena penanganan kasus narkotika harusnya oleh penegak hukum, bukan pihak yang bertugas sebagai alat pertahanan negara. Penanganannya pun harusnya pada aspek medis, bukan represeif atau operasi militer selain perang yang melibatkan tentara.

    TNI operasi militer tanpa pertimbangan DPR

    UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 sudah mengatur bahwa DPR melalui kebijakan politik negara lewat presiden akan mempertimbangkan situasi operasi militer. Draf baru meniadakan peran DPR sebagai legislatif dan wakil rakyat yang mewakili seluruh rakyat Indonesia. Konflik kewenangan berpotensi timbul.

    “Koalisi menolak DIM RUU TNI yang disampaikan pemerintah ke DPR karena masih mengandung pasal-pasal bermasalah yang tetap akan mengembalikan dwi fungsi TNI dan militerisme di Indonesia. Pernyataan kepala komunikasi presiden yang menilai tidak ada dwi fungsi dalam RUU TNI adalah keliru, tidak tepat dan tidak memahami permasalahan yang ada dalam RUU TNI,” kata KontraS dan lembaga lainnya.

    Panglima TNI Ingin Perwira Cepat Naik Pangkat, Ada Apa?

    Revisi UU TNI Dibahas Tertutup di Hotel Mewah, Usia Pensiun Perwira Tinggi Diperpanjang?

    20 organisasi yang menolak RUU TNI

    Berikut selengkapnya:

    Imparsial YLBHI KontraS PBHI Nasional Amnesty International Indonesia ELSAM Human Right Working Group (HRWG) WALHI SETARA Institute Centra Initiative Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Masyarakat Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya Pos Malang Aliansi untuk Demokrasi Papua (ALDP) Public Virtue Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta Perhimpunan Pembela Masyarakat Adat Nusantara (PPMAN) BEM SI

    Demikian alasan RUU TNI ditolak 20 organisasi. Salah satunya menganggap tidak tepat jika tentara ikut mengurusi kasus narkoba.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News