Event: salat Jumat

  • Tak Mau Ditertibkan, Para Pedagang Kaki Lima di Monumen Arek Lancor Pamekasan Melawan

    Tak Mau Ditertibkan, Para Pedagang Kaki Lima di Monumen Arek Lancor Pamekasan Melawan

    Pamekasan (beritajatim.com) – Upaya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kembali meletakkan gerobak dagangan di area terlarang Monumen Arek Lancor, menjadi pemicu insiden ketegangan dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pamekasan, Jumat (31/1/2025).

    Bahkan insiden tersebut mengakibatkan cekcok mulut hingga saling tarik antara PKL dengan petugas Satpol PP Pamekasan, peristiwa tersebut juga menjadi tontonan masyarakat khususnya para pengendara yang melintas di pusat kota Pamekasan.

    “Kejadian ini berawal ketika sejumlah PKL memaksa kembali masuk dan meletakkan gerobak dagangan ke area terlarang Monumen Arek Lancor, tepatnya saat petugas sedang melaksanakan salat Jumat,” kata Kepala Satpol PP dan Damkar Pamekasan, Yusuf Wibiseno.

    Usai salat Jumat, petugas kembali menertibkan gerobak PKL yang kembali diletakkan di area terlarang berjualan. Namun mereka tidak terima dan enggan gerobak dagangan dibawa petugas penegak perda.

    “Jadi setelah salat Jumat, petugas kembali melakukan penertiban gerobak PKL yang ada di Arek Lancor, hanya saja mereka melawan dan tidak mau ditertibkan. Sehingga terjadi ketegangan,” ungkapnya.

    Penertiban tersebut dilakukan bukan tanpa alasan, sebab pihaknya meyakini jika penertiban itu dilakukan sesuai dengan regulasi yang sudah ditetapkan. “Jadi dalam hal ini kami hanya melaksanakan tugas penegakan perda,” tegasnya.

    “Dalam penegakan ini kita berpegang teguh pada Perda Perda Pamekasan Nomor 4 Tahun 2021 dan Perbup (Peraturan Bupati) Pamekasan Nomor 101 Tahun 2022 tentang Penataan dan Pemberdayaan PKL,” pungkasnya. [pin/ian]

  • Mewah! Ruang Utama Masjid Agung Kendal Kembali Difungsikan Usai Renovasi 

    Mewah! Ruang Utama Masjid Agung Kendal Kembali Difungsikan Usai Renovasi 

    TRIBUNJATENG.COM, KENDAL – Renovasi masjid Agung Kabupaten Kendal, saat ini memasuki tahap sekitar 60 persen sejak renovasi besar-besaran pada 2022.

    Namun, masjid yang ditargetkan menjadi ikon Kendal itu kini telah difungsikan pada bagian ruang utama. 

    Fungsional perdana langsung dilakukan oleh Bupati Kendal, Dico M Ganinduto bersama warga menjelang salat jumat.

    Dico mengatakan, proses renovasi dilakukan tanpa mengurangi nilai sejarah masjid.

    “Masjid ini kan ikonnya Kabupaten Kendal, kita lakukan renovasi tanpa mengubah nilai sejarahnya,” kata Dico seusai acara, Jumat (31/1/2025).

    BERI SAMBUTAN – Bupati Kendal, Dico M Ganinduto memberikan sambutan peresmian penggunaan ruang utama masjid Agung Kendal, Jumat (31/1/2025).

    Ia mengatakan, masjid Agung Kendal yang baru memiliki kesan elegan dan ramah dengan bangunan desain lengkungan yang khas.

    “Bisa juga digunakan untuk kegiatan sosial, Mudah-mudahan bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.

    Desainer renovasi masjid, Revano Satria menerangkan konsep tata ruang masjid Agung Kendal dibangun menggunakan dekorasi sederhana nan elegan.

    Kesan elegan itu mulai terasa ketika memasuki ruang utama untuk salat. Terdapat 4 tiang dari tokoh penyebar islam di Jawa. 

    “Kita ingin membuat satu desain yang elegan tapi mudah diingat,” paparnya.

    Ketua panitia renovasi masjid Agung, Sugiono menerangkan pihaknya masih membutuhkan suntikan dana Rp 25 miliar untuk proses penyelesaian renovasi.

    “Insyaallah kita masih membutuhkan anggaran lagi sekitar Rp 25 miliar untuk menyelesaikan pembangunannya. Adapun total anggaran mencapai sekitar Rp 35,2 miliar dan Rp 20 miliar yang bersumber dari dana hibah Pemkab Kendal,” ungkapnya.

    Mantan Sekda Kendal yang pensiun pada 2024 itu pun menargetkan tahap penyelesaian renovasi tahun 2025.

    “Yang belum finishing itu di serambi atas, bawah dan penataan lingkungan. Target selesai dan bisa digunakan sepenuhnya tahun 2025,” tandasnya. (ags)
     

  • Longsor Tutup Akses ke Wisata Ranu Gumbolo Tulungagung

    Longsor Tutup Akses ke Wisata Ranu Gumbolo Tulungagung

    Tulungagung (beritajatim.com) – Akses jalan menuju destinasi wisata Ranu Gumbolo di Desa Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung tertutup longsoran material tanah sejak Selasa (28/01/2025).

    Proses pembersihan yang dilakukan hingga Kamis (30/01/2025) melibatkan alat berat dari Perum Jasa Tirta.

    Kapolsek Pagerwojo, AKP Guruh Yudhi Setiawan, menjelaskan bahwa longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada Selasa sore.

    Material tanah dari bukit setinggi lebih dari 30 meter menutupi jalan sepanjang 50 meter, membuat akses menuju kawasan wisata tersebut terputus.

    “Awalnya warga melaporkan tidak bisa melintas karena jalan tertutup longsor. Upaya pembersihan langsung dimulai, tetapi terhambat hujan deras yang kembali turun,” ungkap AKP Guruh, Kamis (30/01/2025).

    Jalan Mulai Dibuka Bertahap
    Pada hari kedua, Rabu (29/01/2025), sebagian akses jalan mulai bisa dibuka. Namun, kendaraan roda empat masih belum dapat melintas. Sementara itu, kendaraan roda dua hanya bisa melewati jalur alternatif yang berlumpur.

    Warga yang hendak menuju Ranu Gumbolo atau wilayah sekitarnya terpaksa memutar sejauh 14 kilometer melalui Wonorejo ke Kudungcangkring.

    “Pengerjaan pembersihan material longsor terus dilakukan sejak pagi menggunakan alat berat. Awalnya hanya satu unit alat berat yang dikerahkan, kemudian ditambah satu lagi untuk mempercepat proses,” lanjutnya.

    Cuaca Jadi Kendala Utama
    Hingga Kamis sore, proses pembersihan hampir rampung. Jika cuaca tetap bersahabat, akses jalan diperkirakan sudah bisa dilalui sebelum waktu salat Jumat.

    Namun, AKP Guruh menegaskan bahwa faktor cuaca menjadi kendala terbesar. “Jika hujan kembali turun, pengerjaan harus dihentikan karena risiko longsor susulan. Kami juga tidak akan membuka akses sebelum jalan benar-benar bersih dari lumpur demi keselamatan pengguna jalan,” tutupnya.

    Dengan situasi yang terus dipantau secara intensif, diharapkan akses menuju wisata Ranu Gumbolo segera normal sehingga masyarakat dan wisatawan dapat kembali beraktivitas dengan aman. (ted)

  • Kemenag Terbitkan Edaran Tema Khotbah Inklusi dan Lingkungan

    Kemenag Terbitkan Edaran Tema Khotbah Inklusi dan Lingkungan

    Jakarta, FORTUNE – Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI telah menerbitkan edaran mengenai Tema Khotbah Jumat pada 31 Januari dan 7 Februari 2025. Edaran ini terbit dalam rangka Hari Internasional Persaudaraan Manusia yang diperingati setiap 4 Februari.

    Edaran ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag provinsi/Ketua Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) provinsi, Kepala Kantor Kemenag kabupaten atau kota/Ketua BKM kabupaten atau kota, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan/Ketua BKM kecamatan, para Ketua BKM kelurahan atau desa, serta Ketua Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) seluruh Indonesia.

    Hari Internasional Persaudaraan Manusia (International Day of Human) ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 4 Februari 2019. Penetapan ini sehubungan ditandatanganinya Piagam Persaudaraan Manusia oleh Grand Syekh Al-Azhar Ahmed Al Tayeb dan Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

    “Sebagai dukungan atas peringatan tersebut, sebagaimana tahun lalu, kami terbitkan edaran yang mengimbau para khatib Jumat untuk menyampaikan pesan-pesan persaudaraan manusia (ukhuwah insaniyah) pada dua pelaksanaan salat Jumat pada 31 Januari 2025 dan 7 Februari 2025,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Islam Kemenag RI Abu Rokhmad dalam keterangannya, dikutip Kamis (30/1).

    Secara khusus, lanjut dia, terdapat dua pesan pokok yang ingin ditonjolkan pada peringatan Hari Internasional Persaudaraan Manusia 2025.

    Pertama, gerak bersama memberdayakan penyandang disabilitas untuk masa depan yang inklusif. Kedua, ujar Abu Rokhmad, merawat lingkungan.

    “Dua pesan utama ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo dan Wapres (Wakil Presiden) Gibran. Tema inklusi dan lingkungan juga sejalan dengan semangat Deklarasi Istiqlal yang ditandatangani Menag (Menteri Agama) Nasaruddin Umar dan Paus Fransiskus pada September 2024,” jelas dia.

    Sebagai alternatif, Kemenag RI pun menyertakan beberapa naskah khotbah Jumat yang bisa diunduh melalui laman resmi Simbi Kemenag.

    Selain edaran khotbah, Kemenag RI bekerja sama dengan Majelis Hukama Muslimin (MHM) juga menyelenggarakan lomba menulis khotbah Jumat dengan tema yang sama, inklusi dan lingkungan. MHM merupakan lembaga internasional yang didirikan oleh Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Tayeb.

    Tokoh Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Menag RI pada 1998 silam, M. Quraish Shihab tercatat sebagai pendiri dan sekaligus anggota. “Ada lebih 30 juta hadiah yang disiapkan untuk lomba menulis naskah khotbah ini,” ujar Abu Rokhmad.

  • Sampaikan Undangan Pernikahan Putranya, Hatta Rajasa Temui Jokowi di Solo

    Sampaikan Undangan Pernikahan Putranya, Hatta Rajasa Temui Jokowi di Solo

    Solo, Beritasatu.com – Ketua Majelis Penasehat PAN Hatta Rajasa menemui Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi) di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (24/1/2025). Pertemuan tersebut dilakukan untuk bersilaturahmi sekaligus menyampaikan undangan pernikahan putra Hatta, Muhammad Rasyid Amrullah Rajasa.

    Hatta yang didampingi putranya, Rasyid, melaksanakan salat Jumat bersama Jokowi di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Setelah itu, mereka menikmati santap siang di rumah makan Ikan Cianjur, Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

    “Sowan silaturahmi kepada sahabat lama saya, Presiden Republik Indonesia ke-7. Sudah lama tidak berjumpa, dan sekaligus juga kami mengundang beliau dan ibu untuk hadir pada resepsi pernikahan putra kami Rasyid yang akan dilaksanakan pada 1 Februari 2025,” kata Hatta Rajasa kepada awak media seusai santap siang bersama Jokowi.

    Hatta merasa senang karena Jokowi menyatakan akan memenuhi undangan tersebut, meski agenda luar negeri sempat menjadi kendala.

    “Pak Jokowi sebenarnya akan ke luar negeri, tetapi tadi saya bilang, ‘Pak, kalau bisa digeser sedikit.’ Alhamdulillah, bapak berkenan untuk menghadiri acara resepsi putra kami di Jakarta,” jelas Hatta.

    Hatta juga kagum dengan kebiasaan Jokowi yang tetap menyempatkan diri menyapa masyarakat di tengah kesibukannya.

    “Di tengah kesibukan beliau yang luar biasa, saya menyaksikan sendiri bagaimana Pak Jokowi tidak pernah lelah dan selalu menyapa masyarakat meskipun hanya sebentar. Hal ini luar biasa,” ucap Hatta.

    Selain menyampaikan undangan pernikahan, Jokowi mengungkapkan pertemuannya dengan Hatta juga membahas sejumlah isu lain, seperti politik dan ekonomi.

    “Ya, tadi juga sempat membicarakan beberapa isu politik dan ekonomi, tetapi yang paling utama adalah soal pernikahan mas Rasyid pada hari Sabtu, Minggu depan,” tutup Jokowi mengenai pertemuannya dengan Hatta Rajasa.

  • Beraksi Saat Salat Jumat, Pelaku Curanmor di Depok Ditangkap karena Rekaman CCTV

    Beraksi Saat Salat Jumat, Pelaku Curanmor di Depok Ditangkap karena Rekaman CCTV

    Depok, Beritasatu.com – Satreskrim Polres Metro Depok berhasil mengungkap belasan kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di berbagai wilayah di Kota Depok. Pengungkapan ini karena penelusuran barang bukti berupa rekaman CCTV yang ditemukan di lokasi kejadian.

    Dalam tiga bulan terakhir, polisi berhasil mengungkap sebelas laporan polisi, mengamankan 10 orang pelaku, sembilan sepeda motor hasil curian, serta surat-surat kendaraan dan berbagai jenis kunci letter T.

    Salah satu kasus yang berhasil diungkap adalah pencurian sepeda motor di sebuah masjid di Pondok Cina, Beji, Kota Depok. Dalam rekaman CCTV terlihat empat orang pelaku yang menggunakan dua sepeda motor beraksi saat korban tengah menunaikan ibadah salat Jumat.

    Kasatreskrim Polrestro Depok AKBP DK Zendrato menjelaskan, komplotan curanmor tersebut telah melakukan aksinya di tujuh lokasi berbeda. Dari pengungkapan tersebut, polisi menyita satu motor hasil curian, sementara motor lainnya telah dijual oleh para pelaku.

    “Mereka melakukan pencurian dengan berpura-pura pergi ke masjid, tempat ibadah. Ketika suasana sepi dan masyarakat tengah melakukan ibadah, mereka melakukan pencurian dengan menggunakan kunci letter T,” ujar Zendrato dalam konferensi pers di Mapolrestro Depok, Rabu (22/1/2025).

    Dari sembilan motor yang disita, dua di antaranya dikembalikan kepada pemiliknya, Dewi, yang merasa sangat bahagia. Dewi mengungkapkan, dua motor miliknya, Yamaha Jupiter MX dan Honda Vario 160, yang dicuri secara bersamaan akhirnya dapat kembali berkat upaya keras polisi.

    “Saya melapor sesuai prosedur, dan alhamdulillah, laporan saya ditanggapi dengan baik. Pelayanan polisi juga sangat memuaskan. Terima kasih banyak, motor saya bisa kembali dua-duanya,” ujar Dewi.

    Saat ini, polisi masih mengejar sejumlah pelaku lainnya, termasuk yang berperan sebagai penadah. Kesepuluh pelaku yang telah berhasil ditangkap dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.

  • Masjid Wisata Religi di Margomulyo Bojonegoro, Siapa yang Mengampu?

    Masjid Wisata Religi di Margomulyo Bojonegoro, Siapa yang Mengampu?

    Bojonegoro (beritajatim.com) — Pembangunan masjid yang digunakan sebagai wisata religi di Desa Sumberejo Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro dianggarkan sejak 2020 hingga 2024 secara berturut-turut. Masjid wisata religi itu kemudian diresmikan pada 27 Desember 2024 dengan dipakai salat jumat perdana.

    Masjid yang belum diberi nama itu, pengampu pengelolaan masih dipegang Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya untuk urusan bangunan dan Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Pemkab Bojongeoro untuk urusan pengelolaan.

    Kepala Bagian (Kabag) Kesra Sekretariat Kabupaten Bojonegoro, Sahlan mengatakan, dalam pengelolaan masjid wisata religi itu Bagian Kesra mengampu bagian operasional atau kegiatan untuk kemakmuran masjid. Sedangkan untuk sarana prasarana ada di ranah Dinas PKP Cipta Karya.

    “Jadi bukan diampu Bagian Kesra tok, tetapi bersama dengan (PKP) Cipta Karya, karena ini kan aset pemkab,” ujar Sahlan, Senin (20/1/2025).

    Dijelaskan, oleh karena masjid itu merupakan aset pemerintah, tenaga pengelola yang ada di lingkup tempat ibadah ini juga dibentuk oleh Pemkab Bojonegoro. Termasuk pembentukan takmir pada masjid berdaya tampung 1.000 jamaah itu.

    “Saat ini baru ada 11 tenaga kasar, meliputi marbot, juru parkir, dan takmir diambilkan dari masyarakat setempat untuk memberdayakan masyarakat sekitar,” jelasnya.

    Takmir masjid yang ditunjuk untuk kegiatan peribadatan itu merupakan takmir biasa, bukan dari THL maupun honorer. Kendati, ada anggaran yang dikucurkan oleh Bagian Kesra untuk para takmir, tetapi besarannya berbeda dengan insentif takmir dan marbot selama ini.

    Namun berapa saja jumlah anggaran itu, ia belum memaparkan secara terperinci.

    Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Tata Bangunan pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya, Benny Kurniawan mengatakan, bahwa nantinya pemeliharaan bangunan akan ikut bagian kesra, sebagimana anggaran marbot.

    “Ke depan pemeliharaan di bagian kesra, biaya marbot ikut bagian kesra ya” tandasnya.

    Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Pemkab Bojonegoro Budiyanto mengatakan, Masjid Margomulyo sudah mulai dibuka untuk fungsi keagamaannya agar bermanfaat untuk masyarakat yang saat ini dikelola oleh Bagian Kesra.

    “Kalau sesuai pemahaman saya, memang konsepnya itu masjid wisata religi, (tapi) tentu masih berproses,” katanya. [lus/aje]

  • Motif Pria Magelang Sandera 5 Orang di Masjid, Salat Jumat Sampai Dipindahkan, ‘Pelaku Marah’

    Motif Pria Magelang Sandera 5 Orang di Masjid, Salat Jumat Sampai Dipindahkan, ‘Pelaku Marah’

    TRIBUNJATIM.COM – Pria di Magelang, Jawa Tengah, melakukan perbuatan nekat yang menggemparkan satu kampung. 

    Dia diketahui menyandera lima orang di masjid.

    Tak ayal, berkat aksinya itu, salat jumat yang seharusnya dilaksanakan di sana terpaksa dipindah ke tempat aman. 

    Lantas, seperti apa kronologi penyanderaan ini? 

    Apa motif pelaku dan bagaimana kondisi korban?

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Seorang pria berinisial SD (45) menyandera anggota keluarganya di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (17/1/2025). 

    SD diketahui menawan lima anggota keluarganya, yakni adik kandungnya, istrinya yang sedang hamil, dua anaknya, dan satu keponakannya. 

    Kejadian ini bermula sekitar pukul 10.00 WIB saat pelaku membawa senjata tajam ke serambi masjid.

    Dari video yang beredar, SD terlihat merangkul seorang perempuan dewasa di lehernya sambil menggenggam senjata tajam di tangan kanannya. 

    Sementara itu, sandera lainnya tampak duduk di atas tikar di serambi masjid. 

    “Pelaksanaan penyanderaan itu dimulai dari jam 10.00 sampai jam 13.30,”

    “Itu dilakukan oleh seseorang yang saat ini kami masih minta keterangannya,” ujar Kasat Reskrim Polresta Magelang, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Jumat (17/1/2025).

    SD meminta agar adiknya yang lain, berinisial S, dihadirkan ke lokasi.

    Pelaku melontarkan ancaman pembunuhan jika tuntutannya tidak dipenuhi.

    “Pelaku merangkul leher adik kandungnya sambil menodongkan katana,”

    “Dia meminta adiknya yang lain, berinisial S, untuk hadir di masjid,” kata Rozi.

    Polresta Magelang segera melakukan upaya negosiasi dengan melibatkan sejumlah pejabat, termasuk Kasat Intel, Kasat Samapta, Kanit Pidum, serta beberapa personel dari Polsek dan Polresta Magelang. 

    Setelah adiknya dan kepala desa hadir, pelaku akhirnya melucuti senjata tajam yang dibawanya dan mengikuti proses negosiasi di dalam masjid.

    “Senjata tajamnya sempat dilemparkan ke arah petugas, kemudian pelaku masuk ke masjid untuk musyawarah,” tambah Rozi.

    Proses negosiasi berjalan intensif selama sekitar 20 menit setelah kepala desa tiba di lokasi.

    SD akhirnya menyerah tanpa perlawanan, dan aksi penyanderaan berakhir damai sekitar pukul 13.30 WIB. 

    Polisi berhasil mengamankan lima bilah senjata tajam yang dibawa pelaku, termasuk golok, parang, dan katana.

    Kepala Dusun Gowok, Zaenal Arifin, yang turut membantu mediasi, menjelaskan bahwa insiden ini dipicu oleh konflik internal keluarga.

    “Pelaku marah kepada adiknya dan mengancam akan membunuh.

    “Kami berusaha menenangkan situasi hingga semuanya selesai,” ujar Zaenal.

    Insiden ini sempat mengganggu pelaksanaan Salat Jumat di Masjid Al Barokah. 

    Warga dan aparat memutuskan untuk mengalihkan salat ke musala di sekitar lokasi demi menjaga keselamatan jamaah.

    “Karena peristiwa itu, yang bersangkutan kami bawa ke Polresta Magelang untuk diambil keterangan.

    “Saat ini yang bersangkutan masih kita periksa. Kemudian, untuk tindak lanjutnya akan kami informasikan lebih lanjut,” pungkas Rozi.

    Polisi kini sedang mendalami motif dan latar belakang insiden penyanderaan ini.

     Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. 

    Di sisi lain, seorang suami menyandera anaknya sendiri selama 16 jam.

    Sang anak masih berusia 1 tahun 2 bulan.

    Terjadi di Sulawesi Selatan, pelaku bernama Sandi (25).

    Pelaku pun sempat menggantung anaknya dengan tali dan mengancam akan membunuh anaknya yang masih balita dengan sebilah parang.

    Itu terungkap setelah pelaku mengirimkan video kekerasan yang dilakukannya kepada istrinya.

    “Pelaku mengancam membunuh anaknya, kemudian divideokan dikirim ke istrinya. Dari sana kami dapat laporannya,” kata Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Andi Reza Pahlawan, dikutip dari Tribun Timur, Selasa (6/8/2024), via Tribun Bengkulu.

    Andi Reza mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara pelaku melakukan hal tersebut dikarenakan merasa jengkel dengan istrinya setelah memutuskan untuk pisah ranjang.

    “Kalau hasil pemeriksaan sementara dia (pelaku) melakukan itu karena jengkel pisah ranjang dengan istrinya,” ungkapnya.

    Pelaku melakukan penyanderaan mulai pukul 19.00 Wita, Minggu (4/8) hingga 10.00 Wita, Senin (5/8).

    “Selama 16 jam yah dia (pelaku) ini menyandera anaknya. Mulai jam 7 malam sampai 10 pagi tadi,” ungkap Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Andi Reza.

    Andi Reza mengutarakan, selama penyanderaan itu, pihaknya terus melakukan negosiasi kepada pelaku agar melepaskan korban.

    Seorang ayah sandera anak kandung selama 16 jam dipicu karena pisah ranjang dengan istri. (via Tribun Bengkulu)

    Namun pelaku bersikeras tidak mau melepaskan anaknya itu.

    “Semalaman kami di sana, melakukan negosiasi kepada pelaku. Tapi pelaku juga bersikeras, baru tadi sekitar jam 10 kami bisa amankan pelaku dan menyelamatkan anaknya,” ujarnya.

    Pelaku saat ini sudah diamankan di Mapolres Pinrang, belum diketahui motif pelaku melakukan penyanderaan tersebut.

    Sementara korban saat ini menjalani perawatan intensif di rumah sakit dikarenakan mengalami dehidrasi setelah disandera 16 jam.

    “Kami masih melakukan pemeriksaan pelaku, sudah diamankan. Kalau korban di rumah sakit kurang vitamin dan susu setelah disandera 16 jam,” tandas Andi Reza. 

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

  • Ancam Bunuh Keluarganya di Masjid, Pria Bersenjata di Magelang Tuntut Adiknya Datang – Halaman all

    Ancam Bunuh Keluarganya di Masjid, Pria Bersenjata di Magelang Tuntut Adiknya Datang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria berinisial SD (45) nekat melakukan penyanderaan terhadap keluarganya di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (17/1/2025). 

    Dengan bersenjatakan pedang, SD menyandera 5 anggota keluarganya, yakni sang istri yang sedang hamil, dua anak, adik perempuan kandung, dan satu keponakannya. 

    Kasat Reskrim Polresta Magelang Kompol Muhammad Fachrur Rozi mengungkapkan bahwa aksi penyanderaan bermula sekitar pukul 10.00 WIB saat pelaku membawa senjata tajam (sajam) ke serambi masjid.

    Penyanderaan berlangsung lebih dari tiga jam dimulai pukul 10.00-13.30 WIB.

    “Pelaksanaan penyanderaan itu dimulai dari jam 10.00 sampai jam 13.30,” kata Rozi, Jumat, dilansir dari TribunJogja.com.

    Dari video yang beredar, pelaku SD tampak merangkul leher seorang perempuan dewasa sambil menggenggam sebilah pedang di tangan kanannya.

    Sandera lainnya tampak duduk beralaskan tikar di serambi masjid.

    Rozi menyebutkan bahwa penyanderaan ini didorong oleh masalah keluarga pelaku SD.

    “Latar belakang (penyanderaan) masalah internal keluarga mereka,” ungkap Rozi.

    Dijelaskan juga alasan pelaku SD sengaja memilih masjid sebagai lokasi penyanderaan adalah agar disaksikan banyak orang.

    “Niat yang bersangkutan ingin ramai dan disaksikan banyak orang,” kata Rozi.

    Permintaan Pelaku

    Aksi penyanderaan menggunakan senjata tajam dilakukan oleh seorang pria berinisial SD (45 tahun) di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat (17/1/2025). (Tribunjogja.com/IST)

    Saat penyanderaan berlangsung, SD meminta agar adiknya yang lain, berinisial S, didatangkan ke tempat kejadian perkara (TKP).

    Pelaku SD pun melontarkan ancaman pembunuhan jika tuntutannya itu tidak dipenuhi.

    “Pelaku merangkul leher adik kandungnya sambil menodongkan katana,” sebut Rozi.

    “Dia meminta adiknya yang lain, berinisial S, untuk hadir di masjid,” lanjutnya.

    Polresta Magelang yang terjun ke TKP segera melakukan upaya negosiasi terhadap pelaku dengan melibatkan sejumlah pejabat, termasuk Kasat Intel, Kasat Samapta, Kanit Pidum, serta beberapa personel dari Polsek dan Polresta Magelang. 

    Setelah adik pelaku dan kepala desa hadir, SD akhirnya melucuti sajam yang dibawanya dan mengikuti proses negosiasi di dalam masjid.

    “Senjata tajamnya sempat dilemparkan ke arah petugas, kemudian pelaku masuk ke masjid untuk musyawarah,” terang Rozi.

    Proses negosiasi berjalan intensif selama sekitar 20 menit setelah kepala desa tiba di lokasi.

    SD akhirnya menyerah tanpa perlawanan, dan aksi penyanderaan berakhir damai sekitar pukul 13.30 WIB. 

    Polisi berhasil mengamankan 5 bilah senjata tajam yang dibawa pelaku, termasuk golok, parang, dan katana.

    Kepala Dusun Gowok, Zaenal Arifin, yang ikut serta membantu mediasi, mengatakan bahwa penyanderaan ini dipicu oleh konflik internal keluarga.

    “Pelaku marah kepada adiknya dan mengancam akan membunuh. Kami berusaha menenangkan situasi hingga semuanya selesai,” ujar Zaenal.

    Salat Jumat Pindah

    Penyanderaan pria bersenjata ini berimbas pada terganggunya pelaksanaan salat Jumat di Masjid Al Barokah. 

    Warga dan aparat memutuskan untuk mengalihkan salat ke musala di sekitar TKP demi menjaga keselamatan jemaah.

    “Karena peristiwa itu, yang bersangkutan kami bawa ke Polresta Magelang untuk diambil keterangan,” kata Kompol Rozi.

    Polisi saat ini masih mendalami motif dan latar belakang insiden penyanderaan ini.

    “Saat ini yang bersangkutan masih kita periksa. Kemudian, untuk tindak lanjutnya akan kami informasikan lebih lanjut,” katanya.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam aksi penyanderaan ini.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Pria Bersenjata di Magelang Sandera 5 Anggota Keluarga di Masjid, Salat Jumat Pindah Tempat

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJogja.com/Yuwantoro Winduajie) (Kompas.com/Egadia Birru/Ihsanuddin)

  • Pria Bersenjata Pedang di Magelang Sandera Keluarga di Masjid, Jemaah Salat Jumat Diungsikan – Halaman all

    Pria Bersenjata Pedang di Magelang Sandera Keluarga di Masjid, Jemaah Salat Jumat Diungsikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria berinisial SD (45) menyandera keluarganya menggunakan senjata tajam di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat (17/1/2025). 

    SD menawan 5 anggota keluarganya, antara lain sang istri yang sedang hamil, dua anak mereka, adik perempuan kandung, dan satu keponakannya. 

    Penyanderaan ini dimulai sekitar pukul 10.00 WIB saat pelaku membawa senjata tajam ke serambi masjid.

    Dari video yang beredar, pelaku SD terlihat merangkul leher seorang perempuan dewasa sambil menggenggam sebilah pedang di tangan kanannya. 

    Sementara itu, sandera lainnya tampak duduk beralaskan tikar di serambi masjid.

    Penyanderaan berlangsung lebih dari tiga jam, yakni mulai pukul 10.00-13.30 WIB.

    “Pelaksanaan penyanderaan itu dimulai dari jam 10.00 sampai jam 13.30,” kata Kasat Reskrim Polresta Magelang, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Jumat (17/1/2025) dilansir dari TribunJogja.com.

    Aksi penyanderaan menggunakan senjata tajam dilakukan oleh seorang pria berinisial SD (45 tahun) di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat (17/1/2025) (Tribunjogja.com/IST)

    Rozi mengatakan bahwa niat SD melakukan penyanderaan di masjid adalah agar ditonton banyak orang.

    “Niat yang bersangkutan ingin ramai dan disaksikan banyak orang,” sebut Rozi.

    Diungkapkan Rozi, penyanderaan ini ditengarai karena masalah keluarga.

    Saat penyanderaan berlangsung, SD meminta agar adiknya yang lain, berinisial S, dihadirkan ke tempat kejadian perkara (TKP).

    Pelaku SD menyerukan ancaman pembunuhan jika permintaannya itu tidak dipenuhi.

    “Pelaku merangkul leher adik kandungnya sambil menodongkan katana,”

    “Dia meminta adiknya yang lain, berinisial S, untuk hadir di masjid,” ungkap Rozi.

    Polresta Magelang yang terjun ke TKP segera melakukan upaya negosiasi dengan melibatkan sejumlah pejabat, termasuk Kasat Intel, Kasat Samapta, Kanit Pidum, serta beberapa personel dari Polsek dan Polresta Magelang. 

    Setelah adik pelaku dan kepala desa hadir, SD akhirnya melucuti senjata tajam yang dibawanya dan mengikuti proses negosiasi di dalam masjid.

    “Senjata tajamnya sempat dilemparkan ke arah petugas, kemudian pelaku masuk ke masjid untuk musyawarah,” jelas Rozi.

    Proses negosiasi berjalan intensif selama sekitar 20 menit setelah kepala desa tiba di lokasi.

    SD akhirnya menyerah tanpa perlawanan, dan aksi penyanderaan berakhir damai sekitar pukul 13.30 WIB. 

    Polisi berhasil mengamankan lima bilah senjata tajam yang dibawa pelaku, termasuk golok, parang, dan katana.

    Kepala Dusun Gowok, Zaenal Arifin, yang ikut serta membantu mediasi, mengatakan bahwa penyanderaan ini dipicu oleh konflik internal keluarga.

    “Pelaku marah kepada adiknya dan mengancam akan membunuh. Kami berusaha menenangkan situasi hingga semuanya selesai,” tutur Zaenal.

    Pelaksanaan Salat Jumat Dipindahkan

    Aksi penyanderaan oleh pria bersenjata ini berimbas pada pelaksanaan Salat Jumat di Masjid Al Barokah. 

    Warga dan aparat memutuskan untuk mengalihkan salat ke musala di sekitar lokasi demi menjaga keselamatan jamaah.

    “Karena peristiwa itu, yang bersangkutan kami bawa ke Polresta Magelang untuk diambil keterangan,” ucap Kasat Reskrim Polresta Magelang, Kompol Muhammad Fachrur Rozi.

    Kini polisi masih mendalami motif dan latar belakang insiden penyanderaan ini.

    “Saat ini yang bersangkutan masih kita periksa. Kemudian, untuk tindak lanjutnya akan kami informasikan lebih lanjut,” tandasnya.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Pria Bersenjata di Magelang Sandera 5 Anggota Keluarga di Masjid, Salat Jumat Pindah Tempat

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJogja.com/Yuwantoro Winduajie) (Kompas.com/Egadia Birru/Ihsanuddin)