Event: salat Jumat

  • Polisi Targetkan Periksa Siswa Pelaku Ledakan SMAN 72 Pekan Depan

    Polisi Targetkan Periksa Siswa Pelaku Ledakan SMAN 72 Pekan Depan

    Jakarta

    Polisi masih berkoordinasi dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas) untuk memeriksa pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta. Polisi masih menunggu kondisi psikis korban pulih sepenuhnya.

    “Betul saat ini ABH (anak berkonflik dengan hukum) posisi di rumah aman, untuk pemeriksaan menunggu Bapas,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto kepada wartawan, Senin (1/12/2025).

    Budi mengatakan pemeriksaan dilakukan ketika kondisi psikis korban telah benar-benar pulih. Dia berharap pemeriksaan bisa dilakukan pekan depan.

    “Semoga minggu depan ini sudah bisa dan kondisi psikis ABH sudah benar pulih,” kata dia.

    Peristiwa ledakan itu terjadi pada Jumat (17/11) saat khotbah salat Jumat. Sebanyak 96 orang menjadi korban ledakan.

    “ABH sosok pendiam,” kata Kombes Budi Hermanto saat dihubungi, Jumat (28/11).

    Penyidik kemudian menemukan benang merah terkait karakter dari ABH. Remaja itu diketahui merupakan sosok pendiam sejak kecil namun semakin menyendiri beberapa bulan terakhir.

    Saat ditanya apakah ada riwayat trauma menjadi korban perundungan pada diri ABH, Budi mengatakan hal itu baru bisa dibuktikan saat ABH telah diperiksa.

    “Kalau trauma itu perlu dinilai dan kaji dari ABH,” jelasnya.

    (lir/gbr)

  • Kepribadian Digali, Pelaku Ledakan SMAN 72 Kini di Rumah Aman

    Kepribadian Digali, Pelaku Ledakan SMAN 72 Kini di Rumah Aman

    Jakarta

    Polisi terus mengusut kasus ledakan SMAN 72 Jakarta. Saat ini, anak berkonflik dengan hukum (ABH), pelaku ledakan telah keluar dari RS Polri dan dititipkan di rumah aman.

    Dirangkum detikcom, Sabtu (29/11/2025), peristiwa ledakan itu terjadi pada Jumat (17/11) saat khotbah salat Jumat. Sebanyak 96 orang menjadi korban ledakan.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto pun mengungkap kondisi terkini ABH. Dia mengatakan ABH telah dititipkan ke rumah aman usai keluar dari RS Polri.

    “Dititip di rumah aman hasil koordinasi dengan Dinsos, KPAI, Bapas, UPT P3A, dan Apsifor,” kata Kombes Budi Hermanto kepada wartawan, Sabtu (29/11/2025).

    Budi mengatakan saat ini, ABH masih dilakukan penanganan psikis. Selain itu, dua siswa korban ledakan masih menjalani perawatan di RS Yasri dan RSCM.

    “ABH sudah keluar dari RS dan masih dilakukan penanganan psikis oleh dokter psikologis,” ujarnya.

    Kepribadian ABH Digali

    Polisi telah memeriksa ayah dari ABH sebanyak dua. Selain itu, teman sekolah ABH pun turut dimintai keterangan. Dari hasil pemeriksaan, ABH diketahui merupakan sosok anak pendiam.

    “ABH sosok pendiam,” kata Kombes Budi Hermanto saat dihubungi, Jumat (28/11).

    Penyidik kemudian menemukan benang merah terkait karakter dari ABH. Remaja itu diketahui merupakan sosok pendiam sejak kecil namun semakin menyendiri beberapa bulan terakhir.

    “(Pendiam) dari kecil, tapi beberapa bulan belakangan semakin penyendiri dan menyibukkan diri sendiri dengan kegiatan,” ujar Budi.

    Saat ditanya apakah ada riwayat trauma menjadi korban perundungan pada diri ABH, Budi mengatakan hal itu baru bisa dibuktikkan saat ABH telah diperiksa.

    “Kalau trauma itu perlu dinilai dan kaji dari ABH,” jelasnya.

    Waktu Pemeriksaan ABH

    Dia menjelaskan pihaknya juga telah melakukan rapat koordinasi bersama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dinas Sosial DKI Jakarta, Unit Pelaksana Teknis Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT P3A) DKI Jakarta, Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR), dokter medis dan psikis, serta tempat perlindungan sementara atau rumah aman.

    “Kita berkoordinasi untuk mencari waktu yang tepat saat kita mulai menggali atau meminta keterangan kepada ABH,” ucap Budi.

    Dia juga mengungkapkan kegiatan belajar dan mengajar di SMAN 72 Jakarta telah berangsur normal dan pendampingan penyembuhan trauma (trauma healing) masih berjalan, termasuk bagi keluarga korban maupun korban.

    “Ini tim trauma healing masih berjalan untuk memberikan pendampingan,” tutur Budi.

    Halaman 2 dari 3

    (amw/amw)

  • Fatwa MUI Salat Jumat di Jalan Raya Sah dalam Sejarah Hari Ini, 29 November 2016

    Fatwa MUI Salat Jumat di Jalan Raya Sah dalam Sejarah Hari Ini, 29 November 2016

    JAKARTA – Sejarah hari ini, sembilan tahun yang lalu, 29 November 2016, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa soal salat Jumat di jalan raya sah. Fatwa itu dikeluarkan karena salat Jumat adalah kewajiban umat Islam. Salat bisa di jalan, asal sudah berkoordinasi.

    Sebelumnya, aksi bela Islam sedang maraknya terjadi di Indonesia. Aksi itu antara lain 411 dan 212. Istimewa rangkaian kegiatan Aksi 212 di Jakarta akan diselingi dengan salat Jumat bersama. Alhasil, MUI diminta keluarkan fatwa terkait salat Jumat di jalan.

    Politikus harus hati-hati dalam menghubungkan politik dan agama. Kala keduanya bercampur, niscaya akan mendatangkan masalah. Ambil contoh kala Ahok blunder membawa-bawa ayat suci Al Quran dalam pidatonya.

    Niatan Ahok awalnya ingin mengingatkan warga Jakarta supaya tak mudah terjebak dalam politik identitas. Ia meminta warga Jakarta untuk tak mau dibohongi dengan surat Al Maidah 51. Suatu surat yang mengungkap bahwa pemimpin harus seiman.

    Alhasil, umat Islam menganggap pernyataan Ahok secara serius. Ada yang memandang Ahok mengungkap Al Maidah bohongi rakyat. Ada juga yang menganggap politikus menggunakan Al Maidah untuk bohongi masyarakat.

    Sejumlah pendukung mantan Ketua Umun Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais shalat berjamaah di depan Polda Metri Jaya Jalan Jenderal Sudirman Jakarta Selatan, Rabu (10/10/2018). (Facebook/KataKita)

    Masalahnya orang-orang banyak memahami yang pertama. Gelora Ahok penista agama muncul di mana-mana. Laporan demi laporan sudah dikirimkan ke Polri. Umat Islam yang tersinggung meminta aparat segera menganggambil tindakan. Namun, keinginan itu tak langsung terwujud.

    Alhasil, aksi bela Islam muncul di mana-mana. Rencananya aksi besar 212 akan digelar pada 2 Desember 2016 mendatang. Namun, kehadiran aksi 212 membuat Polri meminta MUI mengkaji rencana salat Jumat berjamaah di jalan saat aksi 212.

    “Polri minta MUI mengeluarkan fatwa tentang shalat di jalanan, maka yang dibicarakan adalah fatwa. Maka kami minta komisi fatwa untuk mengkajinya. Bagaiamana hukumnya salat Jumat di jalan,” kata Wakil Ketua MUI,Yunahar Ilyas sebagaimana dikutip laman Republika, 24 November 2016.

    MUI pun segera bergerak cepat dalam mengkaji hukum salat Jumat di jalan. Puncaknya, MUI mengeluarkan fatwa hukumnya sah salah Jumat berjamaah di jalan pada 29 November 2016. MUI menganggap sah selama kekhusyukan salat terjamin, ada tempatkan pelaksanaan suci dari najis.

    Salat Jum’at pun dilakukan tak boleh jauh dari pemukiman. Hal yang paling penting tidak mengganggu kemaslahatan umum. pun salah di luar masjid harus mematuhi aturan yang berlaku, artinya ada pemberitahuan kepada aparat.

    Suatu yang bertujuan melakukan pengamanan dan rekayasa lalu lintas jika itu dalam konteks ikut demonstrasi. Kemudian, fatwa itu membuat pelaksanaan salat Jumat dalam Aksi 212 dipandang sah.

    “Shalat Jumat dalam kondisi normal dilaksanakan di dalam bangunan, khususnya masjid. Namun, dalam kondisi tertentu sah dilaksanakan di luar masjid selama berada (tak jauh) dari area permukiman,” kata Ketua Komisi Fatwa MUI, Hasanuddin sebagaimana dikutip laman ANTARA, 29 November 2016.

  • Jenazah Bayi di Tulungagung Ditemukan di Depan Panti Asuhan

    Jenazah Bayi di Tulungagung Ditemukan di Depan Panti Asuhan

    Tulungagung (beritajatim.com) – Sesosok jenazah bayi berjenis kelamin laki-laki ditemukan di depan pintu Panti Asuhan Hikmatul Hayat 2, yang berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung. Panti asuhan ini diketahui belum ada penghuninya dan masih dalam tahap pembangunan. Saat ditemukan bayi tersebut tanpa busana dan hanya diletakkan di keset depan pintu saja. Diduga bayi tersebut baru dilahirkan.

    Kapolsek Sumbergempol, Iptu M Anshori mengatakan jenazah ini pertama kali ditemukan oleh seorang anak. Saat itu anak tersebut melintas dan melihat benda menyerupai sebuah boneka. Tak lama kemudian anak ini mendekat dan melihat jenazah sudah dikerubuti oleh semut. Saksi lalu melaporkan temuan ini ke keluarganya. “Pertama kali ditemukan sekira setelah salat Jumat tadi, awalnya dikira boneka saat didekati ternyata sudah dikerubuti semut,” ujarnya, Jumat (28/11/2025).

    Temuan ini kemudian dilaporkan ke bidan desa dan pihak berwajib. Polisi yang menerima laporan langsung menuju lokasi. Mereka memasang garis polisi di sekeliling lokasi temuan. Dari hasil olah TKP diduga kuat bayi baru dilahirkan. Tali pusar juga sudah terputus. Jenazah bayi kemudian dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Masih kita lakukan pendalaman terkait temuan jenazah bayi ini, saat ini bayi dibawa ke RSUD dr Iskak untuk proses pemeriksaan lebih lanjut,” tuturnya.

    Anshori juga menerangkan panti asuhan tersebut belum beroperasi dan masih sepi. Panti asuhan ini dikelolah oleh MWC NU Sumbergempol. Untuk sementara bangunan ini hanya digunakan seminggu sekali untuk mengaji. “Bangunan panti asuhan ini belum digunakan dan masih sepi,” pungkasnya. [nm/but]

  • Korban Kebakaran Jatipulo Masih Mengungsi di Posko: Saya Tak Bisa Tidur, Rindu Rumah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 November 2025

    Korban Kebakaran Jatipulo Masih Mengungsi di Posko: Saya Tak Bisa Tidur, Rindu Rumah Megapolitan 25 November 2025

    Korban Kebakaran Jatipulo Masih Mengungsi di Posko: Saya Tak Bisa Tidur, Rindu Rumah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Warga RW 04 Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat masih berada di Posko Pengungsian usai rumahnya kebakaran, Minggu (17/11/2025).
    Salah satu warga, Titin (59) merasa tidak nyaman tidur di posko pengungsian. Dia sangat merindukan rumahnya yang kini tersisa puing-puing.
    “Jujur ya Allah, bukannya enggak bersyukur dikasih tempat, tapi enggak nyaman. Saya tiap malam enggak bisa tidur,” ujar Titin saat ditemui Kompas.com di lokasi, Selasa (25/11/2025).
    Bagi Titin, kenyamanan rumah sendiri tidak tergantikan, meski kondisinya sangat sederhana.
    “Mau gimana juga, biar kata gubuk bolong-bolong, tetap lebih enak tidur di rumah sendiri. Saya sampai berapa kali ngomong ke Bapak (suami), ‘Pak, enggak nyaman, enggak bisa tidur istirahat’,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
    Sambil menahan tangis, ia berharap agar
    PLN
    mau bertanggung jawab untuk kembali membangun rumahnya yang hancur akibat ledakan tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
    “Saya cuma berdoa dan minta biar tanggung jawab dari PLN bisa cepat aja. biar cepat bisa dibangun lagi, udah kangen juga sama rumah,” ungkapnya dengan suara bergetar.
    Dia pun menegaskan menolak ganti rugi dalam bentuk uang dan hanya ingin agar rumahnya dibangun kembali.
    “Enggak, pokoknya saya enggak mau duit, biar kata berapa juga, saya maunya rumah saya dibangun lagi. Soalnya kan bayar tukang, bahan bangunan juga mahal lagi,” ujarnya.
    Hal senada diungkapkan Mashari (70), warga sekaligus marbot masjid setempat masih berada di lokasi pengungsian.
    “Ya gimana lagi? Enggak betah sebenarnya mah. Udah enggak bisa istilahnya istirahat yang benar,” kata Mashari.
    Mashari menyebut, saat ini terdapat kurang lebih 15 orang yang bertahan di masjid. Sebagian anak-anaknya memilih menumpang di rumah saudara karena tidak nyaman di pengungsian.
    Sebagai marbot, Mashari juga merasakan beban tersendiri karena kerap menimbulkan rasa sungkan, terutama saat masjid harus digunakan untuk ibadah berjemaah seperti Salat Jumat.
    “Apalagi kalau Jumat kan orang ramai mau pakai masjid, jadi enggak nyaman, takut mengganggu,” tuturnya.
    Mashari menambahkan tenda posko dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah dibongkar sejak Senin (24/11/2025) lalu.
    Kini, bantuan logistik makanan dan posko dikirimkan langsung oleh pihak PLN.
    Sementara itu, Manager Komunikasi dan TJSL PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat, Gita Kurniawan Ginting menyebut akan terus melakukan koordinasi dengan warga terdampak
    kebakaran
    .
    “Kami terus berkoordinasi dengan warga terdampak melalui perangkat kelurahan serta ketua RT dan RW setempat untuk memastikan penanganan pascakebakaran berjalan dengan baik,” jelas Gita saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa.
    Gita menyampaikan, sejak awal insiden kebakaran, pihaknya telah menyalurkan bantuan awal berupa kebutuhan dasar untuk mendukung kebutuhan warga selama masa pemulihan.
    Mengenai tindak lanjut terhadap rumah warga yang rusak akibat kebakaran, PLN akan terus mencari solusi sesuai mekanisme yang berlaku.
    “PLN akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait dalam proses penanganan berikutnya agar warga mendapatkan solusi sesuai mekanisme yang berlaku,” tutup Gita.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diam di Rumah, Meledak di Sekolah: Jejak Sunyi Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 November 2025

    Diam di Rumah, Meledak di Sekolah: Jejak Sunyi Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Megapolitan 22 November 2025

    Diam di Rumah, Meledak di Sekolah: Jejak Sunyi Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta, dikenal sebagai sosok pendiam di rumahnya. 
    Karakternya yang pendiam itu membuat keluarganya tak menyangka pelaku nekat melakukan aksinya.
    “Memang karakternya saja pendiam. Ya keluarga kaget, enggak menyangka bisa sampai gitu (membuat ledakan),” ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto, Jumat (21/11/2025).
    Bhudi mengungkapkan bahan peledak yang digunakan dalam ledakan di
    SMAN 72 Jakarta
    dibeli pelaku secara daring.
    Hal tersebut didapati pihak kepolisian setelah memeriksa keluarga pelaku.
    “Bahwa ini memang di-
    order
    menggunakan online. Nah pada saat barang tersebut sampai di rumah, disimpan oleh keluarga,” kata Bhudi.
    Kepada sang ayah, pelaku mengaku bahan peledak itu akan digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, sehingga tidak ada kecurigaan dari keluarga.
    “Ke keluarga dia bilang itu untuk ekstrakurikuler. Makanya disimpankan sama pihak keluarga. Jadi tidak ada kecurigaan lah dari keluarga juga,” ucap Budi.
    Penyidik saat ini masih menunggu kondisi ABH pulih sepenuhnya sebelum meminta keterangan lebih lanjut mengenai pembelian bahan-bahan tersebut, termasuk nama toko, metode pembelian, dan waktu pemesanan
    “Terhadap di mana ABH membeli bahan-bahan tersebut ini masih dalam proses penyelidikan pihak penyidik, karena perlu kita ketahui bahwa kondisi ABH masih belum bisa kami wawancarai untuk diminta keterangan secara mendalam,” ujar Bhudi.
    Gerak-gerik anak berkonflik dengan hukum (ABH) yang menjadi pelaku dalam peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta, terekam kamera CCTV yang terpasang di sejumlah titik sekolah
    Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya Kombes Roberto Pasaribu menjelaskan, pada rekaman CCTV terlihat ABH tersebut masih mengenakan seragam sekolah lengkap saat tiba di sekolah pada hari kejadian sekitar pukul 06.28 WIB.
    Pelaku datang ke sekolah dengan seragam batik dan celana putih sambil membawa dua tas, yakni ransel merah dan tas jinjing biru.
    Ia terlihat masih sempat bertegur sapa dengan seorang wanita yang diduga guru di depan ruang kepala sekolah.
    Pergerakan mencurigakan mulai terlihat menjelang waktu shalat Jumat.
    Dalam rekaman CCTV, ABH terlihat berjalan di lorong menuju masjid sekolah tanpa mengenakan sepatu. Dari ujung celana putihnya terlihat kain celana hitam di bagian dalam.
    “Selanjutnya adalah ketika melintasi lorong lantai 1 Timur 2 yang terekam dengan channel 30, anak tersebut melintas mengenakan tas punggung warna merah tanpa alas kaki,” ujar Roberto dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).
    Tak lama kemudian, ABH masuk ke masjid dengan membawa tas ransel merah yang dikenakannya sejak pagi. Sebelum masuk, ia tampak menoleh ke kiri dan kanan di dekat tiang masjid, seolah memastikan tidak ada yang melihat aksinya.
    “Itu anak memasuki masjid menggunakan seragam sekolah dengan membawa tas merah. Kemudian masih terlihat juga yang bersangkutan memantau situasi di dalam dan di luar,” kata Roberto.
    Dalam rekaman berikutnya, ABH tampak telah berganti pakaian. Ia mengenakan kaus putih bertuliskan “Natural Selection”, celana hitam, dan membawa senjata api mainan.
    Ia kemudian berjalan menuju masjid sambil mengarahkan tangannya ke arah bangunan tersebut. Gestur itu, kata Roberto, diduga merupakan saat ABH menekan tombol remot untuk meledakkan bom.
    “Terlihat menuju ke arah lorong arah ke arah masjid dengan memakai celana hitam, kaos putih, dan menggendong senjata mainan atau dummy. Jadi terlihat di CCTV. Kemudian tangannya mengarahkan ke arah masjid,” ucap dia.
    Masih dari rekaman CCTV, tampak cahaya merah muncul dari arah masjid, disusul kepulan asap putih. ABH kemudian berlari menjauhi masjid menuju area Taman Baca dan Bank Sampah yang menjadi lokasi ledakan kedua.
    Di sana, ia mencoba meledakkan dua bom lainnya, tetapi keduanya tak meledak sempurna.
    Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Iman Imanuddin mengatakan, salah satu bom diledakkan pelaku di kepalanya dengan maksud membunuh dirinya sendiri.
    Ledakan terjadi di masjid SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB, bertepatan dengan pelaksanaan salat Jumat yang diikuti siswa dan guru.
    Lokasi masjid berada di dalam kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut, Kelapa Gading.
    Menurut saksi, suara ledakan pertama terdengar saat khotbah berlangsung, disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda.
    Insiden ini menyebabkan 96 orang mengalami luka-luka. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa pelaku merupakan salah satu siswa SMAN 72 Jakarta.
    Ia sebelumnya dilaporkan mengalami perundungan, yang diduga menjadi salah satu faktor pemicu aksinya.
    Di lokasi kejadian, polisi juga menemukan benda menyerupai airsoft gun dan revolver. Setelah diperiksa, keduanya dipastikan merupakan senjata mainan.
    Hingga kini, motif dan penyebab pasti ledakan masih diselidiki kepolisian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Saat Dua Raja Keraton Surakarta Salat Jumat Bareng di Masjid Agung tapi tak Saling Sapa

    Saat Dua Raja Keraton Surakarta Salat Jumat Bareng di Masjid Agung tapi tak Saling Sapa

  • Fakta Baru Ledakan SMAN 72 Jakarta: Pelaku Pernah Aktif di Ekskul KIR
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 November 2025

    Fakta Baru Ledakan SMAN 72 Jakarta: Pelaku Pernah Aktif di Ekskul KIR Megapolitan 21 November 2025

    Fakta Baru Ledakan SMAN 72 Jakarta: Pelaku Pernah Aktif di Ekskul KIR
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Kepala SMAN 72 Jakarta, Tetty Helena Tampubolon, membenarkan bahwa pelaku ledakan yang berstatus anak berkonflik dengan hukum (ABH) pernah tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR).
    Namun, ia menegaskan bahwa ABH sudah tidak lagi aktif sejak memasuki kelas 12.
    “Ekskulnya terakhir itu kelas 11, di KIR. Sejak kelas 12 sudah enggak aktif lagi,” kata Tetty kepada
    Kompas.com
    , Jumat (21/11/2025).
    Saat masih mengikuti kegiatan tersebut, ABH tercatat aktif mengikuti lomba dan pelatihan di bidang astronomi dan kebumian.
    “Pembinanya waktu kelas 11 itu mereka itu kegiatannya pelatihan mereka ikut lomba astronomi, kebumian,” ujar Tetty.
    Ayah ABH sebelumnya mengungkapkan bahwa anaknya membeli bahan peledak melalui
    platform
    belanja
    online
    untuk keperluan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga tidak menaruh curiga terhadap barang yang datang ke rumah.
    “Bahwa ini memang di-
    order
    menggunakan
    online
    . Nah pada saat barang tersebut sampai di rumah, disimpan oleh keluarga dengan alasan bahwa barang-barang tersebut untuk ekstrakurikuler sekolah,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, kepada wartawan, Jumat.
    Penyidik saat ini masih menunggu kondisi ABH pulih sepenuhnya sebelum meminta keterangan lebih lanjut mengenai pembelian bahan-bahan tersebut, termasuk nama toko, metode pembelian, dan waktu pemesanan.
    “Terhadap di mana ABH membeli bahan-bahan tersebut ini masih dalam proses penyelidikan pihak penyidik, karena perlu kita ketahui bahwa kondisi ABH masih belum bisa kami wawancarai untuk diminta keterangan secara mendalam,” tutur Budi.
    Ledakan terjadi di masjid
    SMAN 72 Jakarta
    pada Jumat sekitar pukul 12.15 WIB ketika siswa dan guru sedang melaksanakan salat Jumat.
    Masjid tersebut berada di dalam kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut, Kelapa Gading.
    Menurut saksi, suara ledakan pertama terdengar ketika khotbah berlangsung, lalu disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda. Insiden tersebut menyebabkan 96 orang luka-luka.
    Penyelidikan awal menunjukkan terduga pelaku merupakan salah satu siswa di sekolah tersebut, yang sebelumnya dikabarkan mengalami perundungan dan diduga menjadi salah satu latar belakang aksinya.
    Polisi juga menemukan benda menyerupai
    airsoft gun
    dan
    revolver
    di lokasi kejadian. Setelah diperiksa, keduanya dipastikan merupakan senjata mainan.
    Hingga kini, motif serta penyebab pasti ledakan di SMAN 72 Jakarta masih dalam penyelidikan kepolisian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ayah Pelaku Kaget, Anak yang Pendiam Bisa Bikin Bom di SMAN 72
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 November 2025

    Ayah Pelaku Kaget, Anak yang Pendiam Bisa Bikin Bom di SMAN 72 Megapolitan 21 November 2025

    Ayah Pelaku Kaget, Anak yang Pendiam Bisa Bikin Bom di SMAN 72
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kejadian ledakan yang mengguncang SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) lalu menyisakan banyak pertanyaan, termasuk bagaimana seorang siswa yang dikenal pendiam bisa melakukan tindakan ekstrem tersebut.
    Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budhi Hermanto, menjelaskan reaksi keluarga pelaku yang sangat terkejut saat mengetahui fakta sesungguhnya.
    “Memang karakternya saja pendiam. Ya keluarga kaget, enggak menyangka bisa sampai gitu (membuat ledakan),” kata Budhi kepada wartawan, Jumat (21/11/2025).
    Dari penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian, terungkap bahwa bahan peledak yang digunakan pelaku dibeli secara daring.
    Paket bahan peledak itu diterima langsung oleh ayah pelaku.
    Budhi mengatakan keluarga tidak menaruh curiga karena pelaku menyebut bahan tersebut akan digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
    “Iya seperti itu (beli online). Karena kan orangtuanya yang menerima. Ke keluarga dia bilang itu untuk ekstrakurikuler. Makanya disimpankan sama pihak keluarga. Jadi tidak ada kecurigaan lah dari keluarga juga,” ujar Budhi.
    Ledakan terjadi di masjid SMAN 72 Jakarta pada Jumat sekitar pukul 12.15 WIB, bertepatan dengan pelaksanaan salat Jumat yang diikuti siswa dan guru.
    Lokasi masjid berada di dalam kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut, Kelapa Gading.
    Menurut saksi, suara ledakan pertama terdengar saat khotbah berlangsung, disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda.
    Insiden ini menyebabkan 96 orang mengalami luka-luka.
    Penyelidikan awal menunjukkan bahwa pelaku merupakan salah satu siswa SMAN 72 Jakarta.
    Ia sebelumnya dilaporkan mengalami perundungan, yang diduga menjadi salah satu faktor pemicu aksinya.
    Di lokasi kejadian, polisi juga menemukan benda menyerupai airsoft gun dan revolver.
    Setelah diperiksa, keduanya dipastikan merupakan senjata mainan.
    Hingga kini, motif dan penyebab pasti ledakan masih diselidiki kepolisian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelaku Beli Bahan Bom via Online, Ngaku ke Orang Tua untuk Ekskul

    Pelaku Beli Bahan Bom via Online, Ngaku ke Orang Tua untuk Ekskul

    Ledakan terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta, Jalan Prihatin, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025). Insiden itu terjadi saat khotbah Jumat tengah berlangsung.

    Hal itu diungkap Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohamad Yohan berdasar keterangan salah satu guru Matematika SMA 72 Jakarta. Dia mengatakan, ratusan siswa dan guru saat itu sedang mengikuti khotbah Jumat di aula sekolah.

    “Ketika khotbah Jumat sedang berlangsung, tiba-tiba terdengar suara ledakan cukup keras dari arah belakang aula,” kata Yohan dalam keterangannya, Jumat (7/11/2025).

    Saksi mata, Totong menceritakan, ledakan terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu, siswa dan guru SMA Negeri 72 sedang melaksanakan salat Jumat di masjid.

    “Saya kan lagi salat Jumat, di saf paling depan, ya langsung meledak. Pas ledakan langsung bubar, langsung pada keluar semua karena takut,” cerita Totong, Jumat (7/11/2025).

    Totong mengaku mendengar suara ledakan keras dari tiga arah berbeda, baik di dalam maupun luar area sekolah. Menurutnya, ledakan itu terjadi secara berurutan, bukan dalam satu waktu bersamaan.

    “Ledakan tidak barengan. Setelah di satu titik, satu lagi. Jarak suaranya nggak lama,” ujarnya.

    Setelah ledakan di tiga titik terjadi, Totong menyebut jemaah langsung menghubungi ambulans dan aparat penegak hukum. Tak lama, ambulans tiba di lokasi.

    Dia melihat puluhan orang mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut. Mereka langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih.

    “Korban dibawa ke RS Islam Cempaka Putih,” ucapnya.