Lumajang (beritajatim.com) – Aktivitas erupsi Gunung Semeru pada Rabu sore membuat ratusan warga harus meninggalkan tempat tinggal mereka. Masyarakat memilih mencari lokasi aman untuk menghindari potensi bahaya dari material vulkanik.
Para pengungsi sementara ditampung di sejumlah fasilitas umum yang telah disiapkan pemerintah. Titik pengungsian tersebar di wilayah Pronojiwo dan Candipuro yang jaraknya cukup dekat dengan zona terdampak.
Kalaksa BPBD Lumajang, Isnugroho, menyebut ratusan warga sudah tercatat berada di posko pengungsian. “Data awal kami menunjukkan ada sekitar 547 jiwa yang mengungsi,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa angka tersebut masih dapat berubah karena pendataan masih terus berlangsung. BPBD juga terus memantau situasi di lapangan untuk memastikan kondisi warga.
Di Kecamatan Pronojiwo, pengungsi ditempatkan di SD Oro-Oro Ombo dan SD 04 Supiturang. Kedua lokasi ini dinilai aman dan cukup jauh dari kawasan yang terdampak erupsi langsung.
Sementara itu, di Kecamatan Candipuro, penampungan dilakukan di beberapa balai desa dan kantor kecamatan. Sebagian warga juga mengungsi di sebuah masjid yang digunakan sebagai posko darurat.
Dari hasil pantauan petugas, lebih dari 200 warga berada di SD Oro-Oro Ombo. Sementara sekitar 100 warga lainnya menempati SD 04 Supiturang.
Isnugroho menekankan bahwa seluruh pengungsi sudah mendapatkan bantuan awal berupa logistik dasar. “Kami pastikan kebutuhan mendesak mereka tetap terpenuhi,” tambahnya.
Seiring penurunan aktivitas vulkanik, beberapa warga mulai meninggalkan posko pengungsian. Mereka merasa situasi sudah cukup aman untuk kembali ke rumah masing-masing.
Meski begitu, BPBD tetap mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi erupsi susulan. Para petugas masih berjaga di posko untuk memastikan keamanan warga selama masa tanggap darurat. (ada/ted)
