Eropa Dihantui Kekurangan Minyak dan Gas, Rusia Bakal Jadi Solusinya

Eropa Dihantui Kekurangan Minyak dan Gas, Rusia Bakal Jadi Solusinya

JAKARTA – Eropa tidak akan dapat sepenuhnya meninggalkan sumber daya energi dari Rusia. Akan ada waktunya negara-negara, terutama di kawasan Eropa Barat, melanjutkan kerja sama untuk mendapatkan suplai sumber daya alam Rusia.

Hal itu dikatakan pakar energi sekaligus Wakil ketua S&P GlobaCommodity Insights, Dave Ernsberger, di sela-sela konferensi Forum Pasar Energi internasional, yang diadakan di Fujairah, Uni Emirat Arab, belum lama ini.

“Saya pikir akan selalu ada minat alami terhadap minyak dan gas Rusia di Eropa Barat, minat yang didorong oleh pasar. Saya membayangkan akan ada saatnya aliran akan kembali, tetapi mungkin tidak pada tingkat sebelumnya, karena sebenarnya telah terjadi substitusi yang mungkin lebih permanen,” kata kepada Tass.

Ernsberger memandang negara-negara Eropa berpotensi mengalami pasokan energi tersendat di masa mendatang dan akan menjatuhkan penawaran membeli minyak dan gas alam cair dengan harga yang melambung.

Kerugian itu dapat diminimalisir jika membeli pasokan energi dari negara yang lebih dekat, yakni Rusia.

“Sumber pasokan alternatif—bukan minyak dan gas Rusia—berasal dari AS, Timur Tengah, dari tempat yang jauh lebih jauh, dan tidak dikirim melalui pipa, melainkan dikirim melalui kapal tanker, dan secara umum, pasokan ini lebih mahal dan lebih mudah terputus,” ujarnya.

Ernsberger yakin bahwa transisi bertahap Eropa dari suplai energi Rusia, tidak hanya didorong oleh pecahnya permusuhan di Ukraina, tetapi juga oleh pengakuan akan perlunya diversifikasi sumber pasokan setelah peristiwa tahun 2021.

Pada tahun 2021, negara-negara Eropa diketahui menghadapi krisis di tengah rendahnya cadangan di fasilitas penyimpanan gas bawah tanah menyusul penarikan bahan bakar musim dingin serta kekurangan energi akibat penurunan produksi ladang angin.