Chief Executive Officer Eramet Group, Paulo Castellari mengatakan, sejak 2006, Eramet telah memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan salah satu cadangan nikel terbesar di Indonesia selama beberapa tahun terakhir.
Eramet hadir di Indonesia sejak tahun 2006 melalui operasional pertambangan nikelnya di Weda Bay, Maluku. Sebagai bagian dari komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, pada 2024 Eramet Indonesia menjalin kemitraan dengan Badan Geologi untuk memulai studi dan eksplorasi mineral kritis, termasuk lithium, guna mendukung target transisi energi nasional.
Dengan fokus pada pengolahan hilir, transisi energi, dan mineral kritis, prioritas Danantara Indonesia dan INA sejalan dengan ambisi strategis Eramet di Indonesia.
“Kami telah meninjau berbagai peluang untuk berpartisipasi dalam rantai nilai baterai EV berbasis nikel di Indonesia, dan menyambut baik inisiatif hari ini. Kami siap memberikan kontribusi melalui keahlian kami di bidang pertambangan berkelanjutan serta komitmen jangka panjang dalam mengembangkan industri strategis di tanah air,” pungkas Paulo.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5235664/original/045038700_1748427423-Foto_1__1_.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)