Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk meminta hakim pengadilan federal Amerika Serikat untuk menyetop upaya perusahaan pencipta chatGPT, OpenAI, berubah menjadi bisnis yang mengejar laba.
CNBC International melaporkan bahwa pengacara yang mewakili Musk dan mantan komisaris OpenAI, Shivon Zillis, mengajukan gugatan soal OpenAI pada Jumat pekan lalu.
Selain menyetop upaya perubahan bisnis, gugatan Musk dan Zillis meminta agar pengadilan memerintahkan agar OpenAI tidak meminta investornya tidak menanamkan modal di startup kecerdasan buatan (AI) lain.
Gugatan tersebut menunjukkan sengketa hukum antara Musk, OpenAI, dan Sam Altman sebagai CEO OpenAI belum surut.
Musk sebelumnya telah menggugat OpenAI pada Maret 2024 di pengadilan San Fracisco. Namun, ia menarik gugatan tersebut dan memilih menggugat di pengadilan federal. Dalam gugatan itu, Musk menuduh Open AI melanggar UU anti-mafia.
Pada pertengahan November, Musk dan rekan-rekannya memperluas sasaran dan landasan hukum gugatannya. Mereka menuduh Microsoft dan OpenAI melanggar UU persaingan usaha karena melarang investor berinvestasi di startup AI lain.
Juru bicara OpenAI menanggapi gugatan Musk dengan dingin. “Usaha keempat Elon, yang masih saja menggunakan keluhan tanpa dasar, akan terus menerus tak memenuhi unsur hukum,” katanya.
Musk, yang dulu merupakan salah satu pendiri OpenAI, kini berusaha menjadi pesaing utamanya dengan mendirikan xAI. Perusahaan milik Musk memiliki robot chat serupa dengan ChatGPT yang diberi nama Grok.
Pada Juli 2023, xAI berhasil menggalang modal US$ 6 miliar di valuasi US$ 50 miliar. Dana tersebut kemudian digunakan Musk untuk memborong 100.000 chip AI buatan Nvidia.
Adapun OpenAI berdiri pada 2015 sebagai lembaga nirlaba kemudian bertransformasi menjadi lembaga yang mencari keuntungan pada 2019. Caranya adalah mendirikan perusahaan OpenAI di bawah entitas OpenAI asli yang berbentuk yayasan. Kini, OpenAI berencana merombak struktur perusahaan sehingga sepenuhnya berbentuk korporasi pencari keuntungan.
Salah satu investor utama terbesar OpenAI adalah Microsoft, yang telah menanamkan US$ 14 miliar dalam bentuk dana tunai dan dukungan infrastruktur data center.
(dem/dem)