Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk diterpa isu bertubi-tubi sejak masuk pemerintahan Donald Trump sebagai kepala Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE). Ia melakukan beberapa tindakan kontroversial dan membuat masyarakat marah.
Misalnya, memangkas anggaran pemerintah yang berdampak pada PHK massal pegawai negeri sipil, memasukkan orang-orang tidak berpengalaman sebagai pejabat lembaga, hingga mengupayakan kontrak-kontrak pemerintah dengan beberapa perusahaannya.
Alhasil, gerakan boikot ‘Tesla Takedowns’ meluas dan berdampak buruk pada perusahaan mobil listriknya. Showroom Tesla juga digeruduk di beberapa negara bagian.
Di tengah huru-hara tersebut, putri transgender Elon Musk bernama Vivian Jenna Wilson tiba-tiba mengungkap sosok kejam sang ayah.
Mahasiswi berusia 20 tahun ini mengungkapkan bahwa ayahnya tidak punya banyak tempat di dalam dirinya.
“Saya tidak memberikan ruang dalam pikiran saya kepada siapa pun,” kata Wilson dalam wawancara dengan Teen Vogue, dikutip dari Futurism, Jumat (21/3/2025).
“Satu-satunya hal yang dapat hidup bebas dalam pikiran saya adalah drag queen,” imbuhnya.
Ia mengaku tidak ada hal lain yang bisa dia ungkap tentang sosok ayahnya, yang disebut telah berulang kali mengecam Vivian karena memilih jalan hidupnya sebagai seorang wanita trans.
Meskipun ia tidak mengungkapkan usia pasti saat keluar rumah, Vivian menyatakan bahwa ibunya tahu bahwa dia trans sebelum dia melakukannya.
“Ketika saya memberi tahu ibu, dia seperti, ‘ya, itu dia [sudah terduga],'” katanya.
“Jadi ketika saya keluar, dia berpura-pura sedikit terkejut selama 30 detik dan kemudian berkata, ‘Ya, sayang. Oke,” imbuhnya.
Musk, di sisi lain, sulit untuk menerima kenyataan tersebut. Meskipun akhirnya Musk menyetujui tindakan medis yang memungkinkan Vivian untuk melakukan operasi sebelum berusia 18 tahun.
“Tidak, dia tidak mendukung seperti ibu saya,” jelasnya.
“Pertama-tama, saya tidak berbicara dengannya selama berbulan-bulan, tetapi saya harus mendapatkan izin orang tua untuk mendapatkan penghambat testosteron dan [terapi penggantian hormon],” kata Vivian.
Dalam hal ini, Vivian dengan tegas menolak anggapan bahwa transisinya membuat ayahnya menjadi seorang fasis.
Ia juga menyebut “salam hormat Nazi” dari ayahnya, yang merujuk pada Sieg Heil saat pelantikan Trump di bulan Januari, sebagai sikap yang “gila”.
Meskipun dia sangat prihatin dengan dunia yang dibangun ayahnya bersama Donald Trump, Vivian tidak takut dengan orang terkaya di dunia itu.
“Dia adalah orang yang menyedihkan,” katanya.
“Mengapa saya harus merasa takut padanya? Saya tidak peduli. Mengapa saya harus takut pada orang ini? Karena dia kaya? Oh, tidak,” tegas anak pertama Musk itu.
(fab/fab)