Jakarta –
Menjadi tuna daksa tanpa tangan merupakan hal yang tidak pernah diduga oleh Wahyu. Puji syukur kondisinya saat ini sehat dan Wahyu pun tidak kehilangan kekuatan untuk tetap mencari nafkah demi menghidupi anak dan istri.
Pemulihan kecelakaan yang dialami Wahyu memakan waktu selama 2 tahun, dari tidak bisa berjalan hingga akhirnya mampu berjualan keliling mencari nafkah.
“Awalnya coba-coba jualan, jadi kebiasaan. Biasanya keliling sampai dua desa, lebih dari 12 kilo pulang pergi, jalan kaki. Kadang sendiri, kadang ditemani istri kalo lagi ada yang pesen banyak”, ucap Wahyu di kediamannya di Padalarang.
Penghasilan yang tak menentu dari hasil berjualan serta banyaknya pesaing di sekelilingnya, tidak mematahkan semangat Wahyu untuk terus mencari nafkah demi menyekolahkan sang anak.
Perjuangannya tidak sia-sia, Wahyu berhasil menyekolahkan anak semata wayang hingga lulus SMA.
“Alhamdulillah semangat, kan pengen nyekolahin anak, berjuang untuk anak. Pengen punya anak sampai beres sekolah, SMA juga udah Alhamdulillah”, ucapnya dengan senyuman.
Wahyu (Foto: berbuatbaik.id)
“Terima kasih Sahabat Baik yang telah membantu saya, bantuannya sangat bermanfaat untuk saya dan keluarga. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya. Terima kasih Sahabat Baik”, ucapnya.
Perjuangan Wahyu untuk tetap mencari nafkah dengan keterbatasan yang dimiliki menjadi pelajaran berharga untuk kita agar tetap bersyukur dengan keadaan yang dimiliki. #sahabatbaik kita bisa membantu mereka yang membutuhkan dan berikan rasa syukur kita dengan berdonasi di berbuatbaik.id. Kabar baiknya, donasi kalian akan tersalurkan 100%.
(kny/imk)