Liputan6.com, Jakarta Ekonomi Inggris tidak menunjukkan pertumbuhan dalam tiga bulan hingga September, menurut data revisi terbaru dari Kantor Statistik Nasional (ONS).
Awalnya, tingkat ekonomi ONS diperkirakan tumbuh sebesar 0,1% di kuartal ketiga, tetapi data akhir menunjukkan pertumbuhan PDB 0%, atau stagnan, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Dikutip dari CNBC pada Rabu (25/12/2024).
Poundsterling Inggris melemah sedikit terhadap dolar AS pada Senin pagi, diperdagangkan di level USD 1,2566 sekitar pukul 08.37 waktu London.
Stagnasi ini menjadi pukulan bagi perekonomian Inggris yang sudah menghadapi berbagai tantangan. Awal bulan ini, ONS melaporkan bahwa ekonomi Inggris mengalami kontraksi sebesar 0,1% di bulan Oktober, setelah penurunan serupa di bulan September.
Kepala ekonom Inggris di Capital Economics, Paul Dales memperkirakan ekonomi Inggris akan tetap stagnan pada kuartal terakhir tahun 2024. Namun, dia memiliki harapan untuk tahun depan.
“Setelah paruh pertama tahun ini yang cukup baik, ekonomi terhenti di paruh kedua akibat suku bunga tinggi, lemahnya permintaan global, dan kekhawatiran terhadap kebijakan fiskal,” kata Dales. “Namun, firasat kami adalah tahun 2025 akan menjadi tahun yang lebih baik daripada 2024.”
Inflasi dan Suku Bunga Mulai Naik
Sementara itu, inflasi mulai naik lagi. Data terbaru menunjukkan inflasi di Inggris mencapai 2,6% pada November, naik untuk bulan kedua berturut-turut.
Bank of England memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan di 4,75% pada pertemuan pekan lalu, tetapi ada kejutan ketika tiga anggota komite memilih untuk menurunkan suku bunga.
Gubernur Andrew Bailey sebelumnya menyebut bahwa empat pemotongan suku bunga mungkin dilakukan pada 2025. Namun, pasar tetap tidak yakin kapan hal itu akan dimulai. Beberapa pedagang memprediksi suku bunga akan dipotong sebesar 0,25% pada Maret.