JAKARTA – Panda raksasa tertua di dunia yang mampu menghasilkan keturunan melalui pembiakan alami di penangkaran, mati akibat kegagalan organ, setelah dipulangkan dari Jepang dan menjadi utusan khusus persahabatan China dengan Jepang.
Pusat penelitian panda raksasa Tiongkok mengatakan pada Hari Jumat, panda raksasa bernama Eimei yang dipulangkan dari Jepang pada tahun 2023, mati pada akhir Januari di usia 32 tahun, setara dengan sekitar 100 tahun dalam tahun manusia, dikutip dari Kyodo News 14 Februari
Eimei, yang menjadi ayah dari 16 anak panda di kebun binatang di Prefektur Wakayama, Jepang bagian barat dan diakui sebagai panda raksasa tertua di dunia di penangkaran yang menghasilkan keturunan melalui pembiakan alami, mati pada tanggal 25 Januari setelah mengalami kegagalan beberapa organ, menurut Chengdu Research Base of Giant Panda Breeding di Provinsi Sichuan.
Pada hari-hari terakhirnya, kesehatan Eimei menurun, dengan gejala-gejala seperti lesu, nafsu makan berkurang, dan kesulitan bernapas.
Pusat tersebut menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Eimei, yang “membuka babak baru dalam kerja sama konservasi internasional untuk panda raksasa.”
Eimei datang ke Jepang dengan status pinjaman pada tahun 1994 saat berusia 1 tahun dan menghabiskan hampir tiga dekade di kebun binatang Adventure World di Wakayama sebagai bagian dari program kerja sama pengembangbiakan antara kedua negara.
Pada 17 Desember 2022, Eimie ditunjuk sebagai utusan khusus untuk persahabatan China-Jepang, dikutip dari Xinhua.
Pengumuman tersebut ketika itu dilakukan oleh Konsul Jenderal China di Osaka Xue Jian di Adventure World. Konjen Xue mengatakan, sebagai simbol persahabatan antara Tiongkok dan Jepang, panda raksasa memainkan peran unik dalam mempromosikan persahabatan antara kedua bangsa dan mengembangkan hubungan bilateral.
Eimei, atau Yong Ming dalam bahasa Mandarin, adalah panda jantan. Ia adalah ayah dari 16 anak panda raksasa yang lahir di Adventure World, yang mencetak rekor dunia sebagai panda raksasa tertua yang berhasil berkembang biak di penangkaran.
Pada Bulan Februari 2023, Eimei dikembalikan ke Tiongkok bersama putri kembarnya, Ouhin dan Touhin.