Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam waktu singkat, Tiktok Shop menggeser e-commerce ternama. Bahkan banyak pengecer ternama yang akhirnya memanfaatkan fitur TikTok itu untuk berjualan.
TikTok Shop yang diluncurkan September 2023 bisa diakses melalui tab khusus di aplikasi. Ada berbagai barang yang ditawarkan termasuk baju, makanan, hingga alat olah raga. Sejak saat itu, TikTok Shop dijadikan alternatif oleh penjual untuk melakukan diversifikasi bisnis selain berjualan di e-commerce konvensional seperti Amazon di Amerika Serikat (AS).
TikTok memanfaatkan kebiasaan pengguna yang menggulir video dalam aplikasinya untuk layanan belanja tersebut. Barang yang dijual juga bisa tampil seperti postingan biasa yang lewat di FYP pengguna TikTok.
Pengguna tinggal klik keranjang kuning dan melakukan pembelian. Ini dilakukan tanpa perlu keluar dari aplikasi, bahkan dari feed akunnya.
“Setiap kali Anda scrolling, setiap scroll lainnya adalah postingan Shop, jadi mereka melakukan banyak investasi mendorong konversi pada aplikasi,” jelas Direktur Wawasan dan Strategi Konsumen Salesforce untuk ritel dan barang konsumen, Caila Schwartz dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (3/12/2024).
Penjual dari e-commerce besar seperti Amazon juga dibujuk untuk mencoba layanan TikTok Ship dengan janji potongan fee lebih rendah dan diskon bertubi-tubi bagi konsumen. Laporan CNBC International mengungkap TikTok Shop gencar membajak talenta dari Amazon untuk mengisi posisi penting di perusahaan seperti di divisi pemasaran, hubungan kreator, keamanan brand, manajer kategori, hingga operasional.
Dalam 15 bulan sejak diluncurkan, ecommerceDB menyebut TikTok Shop sebagai mesin e-commerce besar. Tahun ini, firma riset pasar itu memperkirakan layanan Tiktok Shop akan mencatatkan penjualan kotornya mencapai US$50 miliar.
Angka itu memang masih jauh dari nama besar seperti Amazon yang diperkirakan akan mengantongi US$757 miliar. Namun TikTok Shop diprediksi akan terus berkembang di masa depan.
Nico Le Bourgeois selaku kepala operasi TikTok Shop AS menjelaskan layanan itu menawarkan cara berbelanja yang sangat berbeda. TikTok Shop tidak menawarkan pencarian barang, seperti yang dilakukan e-commerce lain.
“Anda melihatnya, menyukainya, membelinya. Ini bukan pencarian. Ini cara belanja yang sangat berbeda,” jelas dia.
Meski mendapatkan sambutan positif, TikTok Shop terganjal di Amerika Serikat (AS). Negara itu mengharuskan induk perusahaan ByteDance menjual Tiktok paling lambat 19 Januari 2025 mendatang.
Jika gagal, maka aplikasi dan layanan hosting internet akan diblokir secara nasional.
(fab/fab)