Garut: Kabupaten Garut, Jawa Barat, memiliki potensi besar dalam mendukung swasembada pangan, target utama pemerintah Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pengembangan budi daya kentang di dataran tinggi, yang menjadi komoditas utama Program Upland di Garut.
“Seiring dengan program pemerintah yang kini fokus pada ketahanan pangan dan swasembada pangan, potensi di daerah dataran tinggi ini seharusnya menjadi sasaran utama. Petani di daerah ini memiliki potensi besar, baik untuk tanaman pangan maupun hortikultura,” kata Anggota Tim Supervisi Misi IFAD Rahmi Khalida dalam keterangannya, Minggu, 24 November 2024.
Rahmi mengatakan program ini didukung oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Islamic Development Bank (IsDB). Menurut dia, iklim dan kesuburan tanah yang mendukung membuat wilayah ini sangat potensial untuk pengembangan berbagai tanaman.
“Sayang jika program ini tidak berkesinambungan dengan kebijakan pemerintah yang berfokus pada swasembada pangan,” ujarnya.
Rahmi menekankan program Upland sangat sesuai dengan visi IFAD, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. “Indonesia adalah anggota lama IFAD, dan negara ini memiliki potensi besar di sektor pertanian,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, menyampaikan saat ini Program Upland baru dilaksanakan di tiga desa. Program pertanian dataran tinggi ini akan dikembangkan ke beberapa desa lainnya.
Program Upland di Garut sudah berjalan di Desa Sukawargi dengan luas areal 100 hektare, Desa Cikanang 30 hektare, Desa Simpang 40 hektare, dan Desa Margamulya 40 hektare. Total, pengembangan program Upland di Garut, yang dimulai pada 2021 mencakup 200 hektare.
“Dengan adanya Program UPLAND, pendapatan petani meningkat. Petani yang sebelumnya tergolong petani gurem kini mengalami kemajuan ekonomi,” ungkapnya.
Ia berharap kegiatan ini tidak hanya meningkatkan ekonomi di Desa Sukawargi, tetapi juga dapat meluas ke desa-desa lain yang memiliki potensi pengembangan tanaman kentang. Tahun depan, pengembangan ini diproyeksikan mencakup 3 hingga 4 desa tambahan.
Kegiatan Upland disebut merupakan upaya untuk mendukung ketahanan pangan melalui kemandirian dalam perbenihan kentang di Kabupaten Garut. Selain itu, program ini dilengkapi dengan penyediaan infrastruktur pertanian. Seperti jalan usaha tani, embung, sprinkler untuk irigasi, bak penampungan air, serta ternak domba.
“Fasilitas-fasilitas ini sangat membantu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan kelompok tani,” ujarnya.
Konsumsi kentang di Kabupaten Garut menduduki posisi kedua terbesar di Jawa Barat. Makanya, Garut berperan penting dalam memenuhi kebutuhan kentang di wilayah ini. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Sukawargi dan tiga desa lainnya.
“Dengan demikian, secara ekonomi, kehidupan para petani bisa lebih baik lagi,” tutur Haeruman.
Garut: Kabupaten Garut, Jawa Barat, memiliki potensi besar dalam mendukung swasembada pangan, target utama pemerintah Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pengembangan budi daya kentang di dataran tinggi, yang menjadi komoditas utama Program Upland di Garut.
“Seiring dengan program pemerintah yang kini fokus pada ketahanan pangan dan swasembada pangan, potensi di daerah dataran tinggi ini seharusnya menjadi sasaran utama. Petani di daerah ini memiliki potensi besar, baik untuk tanaman pangan maupun hortikultura,” kata Anggota Tim Supervisi Misi IFAD Rahmi Khalida dalam keterangannya, Minggu, 24 November 2024.
Rahmi mengatakan program ini didukung oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Islamic Development Bank (IsDB). Menurut dia, iklim dan kesuburan tanah yang mendukung membuat wilayah ini sangat potensial untuk pengembangan berbagai tanaman.
“Sayang jika program ini tidak berkesinambungan dengan kebijakan pemerintah yang berfokus pada swasembada pangan,” ujarnya.
Rahmi menekankan program Upland sangat sesuai dengan visi IFAD, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. “Indonesia adalah anggota lama IFAD, dan negara ini memiliki potensi besar di sektor pertanian,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, menyampaikan saat ini Program Upland baru dilaksanakan di tiga desa. Program pertanian dataran tinggi ini akan dikembangkan ke beberapa desa lainnya.
Program Upland di Garut sudah berjalan di Desa Sukawargi dengan luas areal 100 hektare, Desa Cikanang 30 hektare, Desa Simpang 40 hektare, dan Desa Margamulya 40 hektare. Total, pengembangan program Upland di Garut, yang dimulai pada 2021 mencakup 200 hektare.
“Dengan adanya Program UPLAND, pendapatan petani meningkat. Petani yang sebelumnya tergolong petani gurem kini mengalami kemajuan ekonomi,” ungkapnya.
Ia berharap kegiatan ini tidak hanya meningkatkan ekonomi di Desa Sukawargi, tetapi juga dapat meluas ke desa-desa lain yang memiliki potensi pengembangan tanaman kentang. Tahun depan, pengembangan ini diproyeksikan mencakup 3 hingga 4 desa tambahan.
Kegiatan Upland disebut merupakan upaya untuk mendukung ketahanan pangan melalui kemandirian dalam perbenihan kentang di Kabupaten Garut. Selain itu, program ini dilengkapi dengan penyediaan infrastruktur pertanian. Seperti jalan usaha tani, embung, sprinkler untuk irigasi, bak penampungan air, serta ternak domba.
“Fasilitas-fasilitas ini sangat membantu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan kelompok tani,” ujarnya.
Konsumsi kentang di Kabupaten Garut menduduki posisi kedua terbesar di Jawa Barat. Makanya, Garut berperan penting dalam memenuhi kebutuhan kentang di wilayah ini. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Sukawargi dan tiga desa lainnya.
“Dengan demikian, secara ekonomi, kehidupan para petani bisa lebih baik lagi,” tutur Haeruman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(AGA)