Jakarta –
Kepala program Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk HIV/AIDS (UNAIDS) mengatakan pada Senin (24/03), akan ada lebih dari 6 juta kematian tambahan akibat AIDS usai Amerika Serikat (AS) memangkas pendanaannya.
Direktur Eksekutif UNAIDS, Winnie Byanyima menyebut, pemangkasan dana bantuan AS secara tiba-tiba oleh pemerintahan Trump, yang sebelumnya merupakan donatur terbesar untuk program ini, justru menjadi sesuatu yang “menghancurkan.”
“Kita akan kehilangan pencapaian yang telah kita raih selama 25 tahun terakhir. Ini sangat serius,” katanya kepada wartawan di Jenewa.
Diprediksi akan ada lebih dari 6 juta kematian akibat AIDS
“Jika bantuan AS tidak segera dipulihkan dan tidak digantikan oleh sumber pendanaan lain, di mana sejauh ini kami belum mendengar adanya pemerintah lain yang bersedia menutup kekurangan tersebut, maka akan ada tambahan 6,3 juta kematian akibat AIDS dalam empat tahun ke depan,” ujar Byanyima.
Ia juga menekankan, pada 2023 telah tercatat ada sekitar 600.000 kematian akibat AIDS secara global. Byanyima juga memperingatkan, “akan ada perkiraan tambahan 8,7 juta infeksi baru.”
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Di luar dampak jangka pendek, kepala UNAIDS itu menambahkan, jika kekurangan dana ini tidak segera ditangani, pandemi AIDS bisa kembali ke jumlah yang mencapai rekor sejak tahun 1990-an.
“Kita akan melihat lonjakan besar dalam penyakit ini. AIDS akan kembali merajalela, dan makin banyak orang yang akan kehilangan nyawa, persis seperti yang terjadi pada tahun 1990-an dan 2000-an.”
Kepala UNAIDS desak AS tinjau ulang pemangkasan bantuan
Presiden AS Donald Trump, bersama pembantu terdekatnya, Elon Musk, telah melakukan pemangkasan besar-besaran anggaran federal, termasuk bantuan luar negeri AS.
Keputusan untuk memangkas dana bantuan memerangi AIDS ini telah memicu banyak protes, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Byanyima mengakui, itu adalah hak AS untuk mengurangi pendanaannya seiring waktu, tetapi ia tetap mendesak Gedung Putih untuk mempertimbangkan ulang keputusannya.
“Hal yang wajar jika AS ingin mengurangi pendanaannya secara bertahap, tetapi penghentian mendadak pada bantuan yang menyelamatkan banyak nyawa ini memberikan dampak yang begitu besar,” ujarnya.
“Kami mendesak adanya pertimbangan ulang dan pemulihan segera terhadap layanan-layanan penyelamatan banyak orang ini.”
Artikel ini diadaptasi dari DW Berbahasa Inggris
Lihat juga Video: 25 Persen Kasus HIV 2024 Ditemukan pada Remaja, Ini Tantangannya!
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini