Dua Senator AS Desak Induk Tinder Bertindak Lawan Penipuan di Aplikasi Kencan

Dua Senator AS Desak Induk Tinder Bertindak Lawan Penipuan di Aplikasi Kencan

JAKARTA – Dua senator Amerika Serikat mengirim surat kepada perusahaan induk Tinder, Match Group, pada Rabu 24 September. Kedua, mendesak agar perusahaan mengambil langkah tegas terhadap maraknya penipuan kencan di platformnya serta meminta informasi terkait upaya deteksi penipuan dan perlindungan pengguna.

Dalam surat yang ditujukan kepada CEO Match, Spencer Rascoff, Senator Demokrat Maggie Hassan dan Senator Republik Marsha Blackburn meminta perusahaan untuk menyerahkan dokumen mengenai kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam menangani aktivitas penipuan di aplikasi kencan miliknya.

Kasus penipuan asmara (romance scam) terus meningkat. Modus yang kerap digunakan adalah penipu membuat profil menarik namun palsu di aplikasi kencan, lalu membangun hubungan dengan korban selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan sebelum akhirnya meminta hadiah maupun uang.

“Kami juga khawatir bahwa Match Group, melalui desain algoritmenya, menciptakan rasa percaya yang justru dapat dimanfaatkan oleh penipu asmara,” tulis kedua senator tersebut.

Biro Investigasi Federal (FBI) dalam laporan April 2025 menyebut kerugian akibat kejahatan siber di seluruh dunia pada tahun lalu mencapai lebih dari 16 miliar dolar AS (sekitar Rp261 triliun), dengan ratusan juta dolar di antaranya berasal dari penipuan asmara.

Senator Hassan dan Blackburn memberikan tenggat waktu hingga 15 Oktober kepada Match untuk membuktikan bahwa perusahaan telah melakukan upaya mencegah penipuan asmara serta menjelaskan faktor-faktor yang memungkinkan penipuan tersebut terjadi di aplikasinya. Match juga merupakan pemilik aplikasi kencan lain seperti Hinge dan OkCupid.

Match Group sebelumnya pernah berhadapan dengan regulator. Pada 2019, Komisi Perdagangan Federal (FTC) menuduh perusahaan tersebut dengan sengaja mengirimkan iklan otomatis melalui Match.com yang berisi ketertarikan dari akun-akun yang diketahui palsu. Namun, Departemen Kehakiman menutup penyelidikan terkait gugatan FTC tersebut pada 2020.

Belakangan, perusahaan aplikasi kencan seperti Match dan pesaingnya, Bumble, mulai berfokus pada peningkatan pengalaman pengguna dengan menghadirkan fitur berbasis kecerdasan buatan (AI). Match bahkan telah meluncurkan fitur interaktif berbasis AI untuk membantu pencocokan, terutama guna menarik perhatian generasi Z.