Dua Kalimat yang Diam-Diam Bisa Merusak Hubungan saat Bertengkar

Dua Kalimat yang Diam-Diam Bisa Merusak Hubungan saat Bertengkar

JAKARTA – Dalam setiap hubungan, perbedaan pendapat dan konflik adalah hal yang wajar. Tak peduli seberapa harmonis atau lamanya hubungan dijalani, pertengkaran kecil pasti akan terjadi. Namun menurut para psikolog, bukan konflik yang menjadi masalah utama, melainkan bagaimana cara pasangan menghadapinya.

Pasangan yang sehat tidak takut menghadapi konflik. Mereka tahu bahwa pertengkaran bisa menjadi momen untuk saling memahami dan memperkuat hubungan.

Sebaliknya, pasangan yang tidak sehat sering kali terjebak dalam cara berdebat yang salah. Ini mengubah situasi dari awalnya menyebut “aku melawan kamu”, menjadi “kita harus melawan masalah”.

Salah satu faktor paling berpengaruh dalam memperburuk pertengkaran adalah cara berbicara saat emosi memuncak. Beberapa kalimat yang terdengar sepele justru bisa membuat hubungan renggang.

Dilansir dari laman Forbes, hasil riset dari Family, Systems, & Health serta Behavior Therapy mengungkapkan ada dua kalimat yang sebaiknya tidak pernah diucapkan kepada pasangan, terutama saat sedang bertengkar.

1. “Memang aku orangnya begini”

Kalimat ini sering muncul ketika seseorang merasa tersudut oleh kritik atau masukan dari pasangan. Reaksi alami saat dikritik adalah ingin membela diri, tetapi mengatakan ‘Memang aku begini’ justru menutup pintu komunikasi.

Misalnya ketika pasangan mengeluh candaan sarkastikmu membuatnya tersinggung, Anda mungkin menjawab, “Ya, memang aku seperti ini dari dulu. Kamu juga tahu?”. Meski terdengar seperti bentuk kejujuran, sebenarnya kalimat ini menunjukkan sikap menolak berubah dan menolak memahami perasaan pasangan.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Marriage and Family, hubungan yang langgeng ditopang oleh kemampuan beradaptasi dan keinginan untuk tumbuh bersama.

Ketika seseorang menolak mengakui dampak dari perilakunya, hubungan akan berakhir dengan kekecewaan dan jarak emosional.

Pasangan yang sehat justru akan menanggapi dengan terbuka, misalnya “Aku enggak sadar kalau candaku bikin kamu sakit hati. Aku akan coba lebih hati-hati ke depannya”. Respons seperti ini menunjukkan empati, rasa tanggung jawab, dan komitmen untuk menjaga hubungan tetap sehat.

2. “Kamu masih cinta aku enggak?”

Kalimat ini biasanya keluar saat emosi sedang memuncak atau ketika seseorang merasa tidak aman dalam hubungan. Meski terdengar romantis atau penuh perasaan, menanyakan hal ini di tengah pertengkaran bisa berdampak negatif.

Pertanyaan “Kamu masih cinta aku enggak?”, bisa membuat pasangan merasa seolah cintanya selalu diuji. Padahal masalah yang dibahas mungkin tidak ada kaitannya dengan cinta, melainkan hal lain seperti komunikasi, kebiasaan, atau perbedaan pendapat.

Menurut riset dari Procedia – Social and Behavioral Sciences, pertanyaan semacam ini bisa berubah menjadi bentuk tekanan emosional, karena membuat pasangan merasa bersalah hanya karena menyampaikan kejujuran atau kritik. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengikis kepercayaan dan rasa aman dalam hubungan.

Pasangan yang sehat tetap bisa menunjukkan rasa butuh dan ketidakamanan tanpa menekan pasangannya. Misalnya dengan berkata, “Aku lagi merasa jauh dari kamu, bisa enggak kamu peluk aku sebentar?”. Kalimat seperti ini lebih jujur dan membangun kedekatan, tanpa membuat pasangan merasa harus membuktikan cintanya setiap kali ada masalah.