Dalam kesempatan tersebut, Dendi mengapresiasi sinergi lintas sektor yang menekankan pentingnya peran berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Penurunan angka stunting bukan hanya tugas DPUPR, tetapi juga melibatkan Dinas Kesehatan dan instansi terkait lainnya. Ini adalah tugas bersama,” katanya.
Diketahui, Sekretaris Daerah Kota Cilegon, Maman Mauludin, turut menyoroti pentingnya sinergi antar-pemangku kepentingan dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif yang berfokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Sinergitas ini adalah kunci keberhasilan. Semua pihak harus terlibat untuk memastikan intervensi yang efektif,” ujarnya.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPP-GBM), angka stunting di Cilegon terus menurun. Pada Februari 2024, tercatat 876 balita (2,87%) mengalami stunting, dan angka ini menurun menjadi 818 balita (2,62%) pada Agustus 2024.
“Saat ini tercatat 818 kasus stunting, dan kami optimis angka ini akan terus menurun dengan dukungan semua pihak. Target prevalensi nasional sebesar 14% di 2024, insyaallah, bisa tercapai,” ujar Maman.
Langkah strategis yang dilakukan DPUPR menjadi bukti bahwa penyediaan infrastruktur berkualitas adalah kunci dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat. Dengan sinergi yang kuat antara OPD dan masyarakat, Kota Cilegon optimis dapat menciptakan generasi yang lebih sehat dan bebas dari ancaman stunting.
“Dengan kerja sama yang solid, angka stunting akan terus menurun. Kami akan mendukung sepenuhnya melalui pembangunan infrastruktur yang sesuai kebutuhan, demi masa depan generasi Cilegon yang lebih sehat dan berkualitas,” tutur Dendi.
(*)