Surabaya (beritajatim.com) – Dosen Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Naufan Noordyanto, sukses memperkenalkan budaya Madura ke tingkat internasional melalui karya poster bertajuk Cukur Rambut Madura. Karya ini tidak hanya menarik perhatian dunia, tetapi juga mengantongi sejumlah penghargaan bergengsi di Korea Selatan dan China.
Naufan, yang berasal dari Pamekasan, Madura, telah menghasilkan lebih dari 200 karya desain yang telah dipamerkan di 46 negara. Ia mengangkat tema-tema sosial budaya dari berbagai daerah di Indonesia untuk memperkenalkan kekayaan lokal kepada dunia internasional.
“Saya ingin memperlihatkan keunikan budaya Indonesia yang khas dan berbeda dari negara lain,” ujarnya, Senin (21/4/2025).
Inspirasi poster Cukur Rambut Madura muncul dari tradisi potong rambut yang banyak ditemukan di Madura. Naufan mengungkapkan bahwa praktik ini merupakan keterampilan yang diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian dari identitas masyarakat setempat.
Proses pembuatan poster ini memakan waktu dua hari dan menggunakan elemen desain serta tipografi yang selaras dengan citra budaya tersebut, termasuk memanfaatkan foto-foto lama bertema cukur rambut.
“Poster ini merupakan hasil eksperimentasi visual yang saya sesuaikan dengan karakter budaya Madura,” jelas alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu.
Poster tersebut berhasil meraih Silver Award di Hehu International Poster Exhibition di Shenzhen, China, serta menjadi peserta pada Korean Institute of Communications and Information Science (KICS) Summer Conference and International Exhibition 2024 di Jeju, Korea Selatan. Selain itu, poster ini juga memenangkan kategori The Best Most Jamet dalam ajang typefest.id 2024 di Surakarta.
Melalui karyanya, Naufan turut berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-11 tentang kota dan komunitas berkelanjutan dengan cara melestarikan warisan budaya lokal. “Ke depan, saya ingin terus memberikan kontribusi kepada masyarakat, baik melalui riset maupun karya kreatif lainnya,” tuturnya. [ipl/ian]
