Jakarta –
PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, membutuhkan investasi US$ 47 miliar atau setara Rp 780 triliun (Kurs Rp 16.600) untuk meningkatkan hasil produksi minyak dan gas bumi (Migas) pada periode 2025-2030.
“Secara total kita akan menginvestasikan US$ 47 miliar, walaupun angka ini masih cukup kasar gitu, hanya perkiraan, karena memang kebutuhan dari pendanaan ke depan dalam lima tahun ke depan,” kata Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio, dan Komersial PHE, Edi Karyanto dalam acara Seminar Indef di Jakarta, Selasa (23/12/2025).
Dalam paparannya, peningkatan produksi migas ini akan dilakukan melalui strategi eksplorasi, pengembangan lapangan dan penggunaan teknologi enhanced oil recovery (EOR), migas non-konvensional (MNK), serta aksi korporasi melalui merger and acquisition (M&A).
Dalam strategi eksplorasi di dalamnya ada tiga program kerja, pertama yakni Near Field Prospect dan mix bertahap dengan frontier wilayah baru. Kedua melakukan pengeboran sumur baru dan ketiga pengembangan Wilayah Kerja eksplorasi.
Kemudian strategi pengembangan dan teknologi EOR memiliki tiga program kerja diantaranya melakukan bor pengembangan, kegiatan perbaikan dan optimalisasi sumur eksisting untuk memulihkan atau meningkatkan produksi.
Lalu Steamflood & CEOR, dan pengembangan lapangan migas baru yang sebelumnya belum berproduksi.
“Kemudian juga kita on top daripada itu adalah major acquisition, mengakuisisi lahan-lahan baru yang sekarang ini di luar dari cadangan reserve open resources yang kita miliki,” katanya.
(hrp/fdl)
