JAKARTA – Dalam kehidupan rumah tangga, variasi dalam hubungan seksual sering kali dianggap penting untuk menjaga keharmonisan. Salah satu bentuk variasi tersebut adalah cunnilingus atau menjilat alat kelamin wanita.
Namun masih banyak pertanyaan muncul, aman atau justru berisiko? Seksolog ternama dr. Boyke Dian Nugraha, cunnilingus pada dasarnya boleh dilakukan. Cara ini tentu harus dilakukan dengan memperhatikan faktor kesehatan dan kebersihan.
“Cunnilingus atau menjilat alat kelamin wanita, itu sebenarnya boleh-boleh saja. Selama wanita itu bersih, pria juga tidak membawa penyakit. Penyakit bisa ditularkan melalui cunnilingus tadi, bisa jadi herpes 1, herpes 2, virusnya hidup dalam selaput lendir mulut,” ucap dr. Boyke, dikutip dari unggahan video di akun Instagram @klinikpasutri_boyke.
Ia menekankan, kondisi kesehatan kedua belah pihak harus diperhatikan. Misalnya, pria sebaiknya tidak sedang mengalami luka di mulut seperti sariawan, atau sedang sakit flu.
“Kemudian yang kedua, tidak ada luka pada misalnya sariawan pada pria tersebut. Itu juga bisa menularkan penyakit atau sedang flu. Itu juga kita tidak anjurkan,” tutur dr. Boyke.
Selain itu, kesehatan mulut juga menjadi hal yang sangat penting. dr. Boyke mengingatkan agar pria tidak langsung melakukan cunnilingus setelah merokok atau tanpa membersihkan mulut terlebih dahulu.
“Kemudian sebaiknya pria juga menjaga kesehatan mulut. Jangan habis merokok tahunya dia melakukan cunnilingus. Tapi dia harus sikat gigi dulu, kemudian membersihkan juga mulutnya seperti kumur-kumur dan sebagainya,” jelasnya.
dr. Boyke mengungkapkan risiko penularan penyakit tetap ada bila tidak menjaga kebersihan.
“Kalau sampai terjadi penularan, dari mulut ke alat kelamin, itu sama saja dengan penyakit kelamin akibat hubungan seksual biasa. Jadi tolong kebersihan nomor satu, kalau kamu mau melakukan cunnilingus,” katanya.
Lebih jauh, dr. Boyke menegaskan bahwa cunnilingus adalah hal yang wajar dalam hubungan suami istri.
“Karena cunnilingus ini merupakan hal yang biasa diantara suami istri, sebagai bagian daripada variasi-variasi seksual.” bebernya.
