Diwarnai Gejolak dan Tantangan, Industri Properti Dinilai Tetap Positif

Diwarnai Gejolak dan Tantangan, Industri Properti Dinilai Tetap Positif

Bisnis.com, JAKARTA — Paramount Enterprise memproyeksikan pertumbuhan industri properti masih cukup menggeliat di tengah tekanan dan gejolak ekonomi yang berjalan pada tahun ini.

Presiden Direktur Paramount Enterprise, M. Nawawi tak menampik bahwa bisnis properti sejak pandemi Covid-19 hingga kini masih cenderung fluktuatif.

Namun pada 2026, Nawawi optimistis prospek properti lebih baik lantaran sejumlah dukungan yang diberikan oleh pemerintah lewat sejumlah insentif.

“Prospek tahun depan menurut kami masih bagus karena situasi, perkembangan kelas menengah, dan juga dukungan yang ditunjukkan oleh pemerintah lewat sejumlah insentif,” ujarnya, Jumat (15/11/2025).

Sejumlah hal pendukung tersebut adalah suntikan likuiditas pemerintah ke bank pelat merah, rencana perpanjangan insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga 2027.

Hingga akhir tahun ini, dia menilai tekanan ekonomi makro dan ketidakpastian kebijakan global turut memengaruhi sektor properti. Hal ini juga dirasakan oleh Paramount Enterprise yang mulanya menargetkan pendapatan 2025 senilai Rp8 triliun. 

Namun menghadapi berbagai tantangan tersebut membuat target dipangkas menjadi Rp5,5 triliun–Rp 6 triliun.

Belum lagi tekanan yang muncul membuat Paramount Land menunda peluncuran sejumlah produk baru yang sebelumnya direncanakan rilis pada tahun ini. 

Nawawi menilai strategi yang fleksibel dan adaptif menjadi kunci menjaga pertumbuhan di tengah berbagai tantangan.

“Kami tetap melakukan membangun secara bertahap keyakinan program pemerintah mendukung,” imbuhnya 

Chrissandy Dave, Direktur Sales & Marketing Paramount Land menilai sepanjang tahun 2025, perseroan masih mampu positif di tengah dinamika industri properti nasional. 

“Dari sisi kinerja penjualan, Paramount Gading Serpong mencatat pencapaian yang baik,” katanya.

Sepanjang kuartal III/2025, perseroan mencatat pendapatan senilai Rp5,03 triliun atau 90% dari target. 

Pendapatan perseroan didukung oleh pergeseran strategis dari mengejar volume unit ke pengembangan produk bernilai tinggi atau luxury value.

Direktur PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA) Olivia Surodjo melihat pasar residensial ke-depan masih berpeluang dengan marketing sales diproyeksikan tetap tumbuh didukung oleh permintaan dari segmen menengah, meskipun ada tantangan dari sisi daya beli.

Terutama, dari segmen pembeli rumah untuk ditempati atau end user dengan insentif PPNDTP. Dia memproyeksikan dengan perpanjangan insentif PPNDTP dapat menjadi stimulus menghadapi kondisi global saat ini.

“MTLA cukup optimistis mencapai target dengan stimulus PPNDTP yang diperpanjang,” jelasnya.