Dituduh Maling Laptop, Mahasiswa di Blitar Jadi Korban Salah Tangkap dan Persekusi

Dituduh Maling Laptop, Mahasiswa di Blitar Jadi Korban Salah Tangkap dan Persekusi

Blitar (beritajatim.com) – Niat HFA (24), mahasiswa semester 9 Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar untuk mengerjakan skripsi di rumah temannya justru berujung masalah. Dia dituduh warga sebagai maling laptop.

Bahkan, HFA sempat ditangkap warga dan dibawa ke kantor polisi. Pemuda asal Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar itu pun sempat mendapatkan persekusi oleh warga.

Namun ternyata, HFA tidak terbukti melakukan pencurian laptop. Barang bukti laptop yang dituduhkan oleh warga ternyata milik HFA (24) sendiri.

“Awalnya HFA ini hendak mengerjakan skripsi ke rumah temannya di Suruhwadang Kademangan, namun di tengah jalan motornya mogok karena kehabisan bensin, disitu dia kemudian berjalan mencari bensin, karena tidak ketemu-ketemu ia kemudian melihat ada mobil di pinggir jalan, terus dia mencoba mengetuk-ngetuk mobil itu dengan niat bertanya, namun hal itu dilihat warga sebagai kecurigaan hingga timbul tuduhan HFA mencuri laptop,” ucap Haryono, Penasehat Hukum HFA saat dikonfirmasi pada Rabu (29/10/2025).

Tuduhan pencurian laptop ini muncul setelah HFA (24) meminta bantuan kepada pengemudi mobil usia sepeda motornya mogok. Niat mencari bantuan itu justru dianggap warga sebagai aksi kejahatan yakni mencuri laptop.

“Jadi mobilnya itu terkunci, kemudian ia mengetok-ngetok jendela mobil nah itu yang dikira warga bahwa HFA ini maling, apalagi saat ditangkap warga menemukan laptop di dalam tas sehingga itu dituduh hasil curian,” tegasnya.

Warga sempat membawa HFA ke kantor polisi. Dia dipolisikan warga atas tuduhan maling laptop.

“Kemudian saat di Polsek itu, HFA bisa membuktikan bahwa laptop itu milik dia sendiri, dan di dalam laptop isinya juga file pribadinya,” imbuhnya.

Akibat salah tangkap dan persekusi itu, HFA mengalami trauma. Ia tidak menyangka akan ditangkap dan dianiaya oleh puluhan warga karena dituduh sebagai maling laptop.

Kini ia pun menuntut balik para persekusi tersebut dan telah membuat laporan ke Polres Blitar.

“Sudah kita laporkan dan sudah terbit LP dari Polres Blitar, kasihan anaknya saat ini trauma,” tandasnya. [owi/beq]