Ditangkap Hari Ini, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Pernah Kunjungi Indonesia Dua Kali
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah kontroversi yang dibuat Presiden Korea Selatan (Korsel)
Yoon Suk Yeol
membuatnya ditangkap pada Rabu (15/1/2025).
Penangkapan ini mengakhiri kebuntuan selama berminggu-minggu atas upaya penangkapan Presiden Yoon yang dimakzulkan.
Penangkapan Yoon itu juga menjadi sejarah di Korea Selatan karena ia menjadi presiden pertama yang ditahan selama masa jabatannya.
Ia diketahui mendapat tuduhan pemberontakan usai menetapkan darurat militer di Korea Selatan.
Kala itu, beberapa titik kota krusial dijaga ketat oleh militer, sementara demonstrasi dari masyarakat terus berdatangan tak kunjung padam.
Kini, Yoon berpotensi mendapat hukuman mati atau penjara seumur hidup jika dia terbukti bersalah atas upaya pemberontakan.
Selain itu, Yoon juga beberapa kali menghindar ketika para penyidik berusaha menangkapnya dari kediamannya.
Bahkan, anggota Dinas Keamanan Presiden (PSS) juga berusaha melakukan barikade agar penyidik tidak bisa masuk ke kediaman Presiden Yoon.
Yoon sebelumnya berhasil menggagalkan upaya penangkapan pertama pada 3 Januari.
Yoon Suk Yeol menjadi presiden Korsel sejak 10 Mei 2022 hingga 14 Desember 2024.
Sepanjang menjabat sebagai Presiden Korsel, Yoon tercatat dua kali mengunjungi Indonesia untuk sejumlah kegiatan.
Kunjungan pertama Yoon terjadi pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia, pada 2022.
Sebelum menghadiri G20, Presiden RI saat itu, Joko Widodo, lebih dulu mengunjunginya di Seoul, Korea Selatan, di tahun yang sama.
Pada kesempatan itu, Yoon menyatakan bakal hadir dalam KTT G20 di Bali.
“Pemerintah Korsel memberikan dukungan penuh kepada Indonesia sebagai Presidensi G20. Saya sangat menantikan November tahun ini untuk menghadiri KTT G20 di Bali,” ujar Presiden Yoon dilansir dari YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/7/2022).
Kunjungan perdana Presiden Yoon ke Indonesia lantas terjadi dalam momen KTT G20, didampingi sang istri, Kim Keon Hee.
Kedatangan Yoon ke Indonesia sudah menarik perhatian sejak tiba di Bandara Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, pada Minggu (13/11/2022), karena mobil yang dipilihnya.
Keduanya dijemput tidak menggunakan Genesis G80 yang notabene merupakan mobil buatan Korea Selatan.
Yoon dan istri malah terlihat menaiki Mercedes-Benz S600 Guard.
Hal ini lantaran pihak Korea Selatan kemungkinan besar lebih mementingkan keamanan, sehingga yang dipilih adalah mobil mewah tersebut.
S600 Guard telah mendapatkan sertifikat VR10, yakni sertifikasi tingkat perlindungan tertinggi untuk kendaraan non-militer.
Pada momen itu, Yoon bersama Presiden ke-7 Joko Widodo menghadiri pertemuan dengan para pengusaha Republik Korea di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada Senin (14/11/2022).
Kedua Presiden itu terlebih dahulu berfoto bersama dengan para pengusaha Korea dan pengusaha Indonesia sebelum acara dimulai.
Selepas itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid membacakan daftar sejumlah nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang telah disepakati baik oleh pemerintah maupun para pengusaha kedua negara.
Presiden Yoon mengaku senang bisa berkunjung ke Indonesia dan bertemu Presiden Jokowi.
“Senang bertemu dengan Presiden kembali, saya sudah bertemu tiga kali. Hari ini, saya mengunjungi beberapa tempat acara dan bisa merasakan banyak upaya dilakukan, terutama oleh Presiden Jokowi untuk mempersiapkan acara ini (G20),” ujar Presiden Yoon sebagaimana dilansir dari siaran pers Sekretariat Presiden, Senin.
Pertemuan kedua antara Yoon dan Jokowi terjadi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEAN-Korea Selatan di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (6/9/2023).
Pertemuan tersebut membahas sejumlah kerja sama, terutama di sektor ekonomi baru atau emerging economy, seperti teknologi finansial, ekonomi digital, dan ekosistem perusahaan rintisan.
Mereka juga mengangkat isu yang terkait dengan Semenanjung Korea, terutama peluncuran rudal dan program nuklir yang bertentangan dengan hukum internasional dan mengancam keamanan kawasan.
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi kala itu menyebut, Korsel mengumumkan kontribusi 30 juta dollar AS untuk peningkatan kapasitas di bidang
artificial intelligence
dan 16 juta dollar AS untuk implementasi AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific).
“Dalam pertemuan diangkat juga pentingnya melakukan upgrade ASEAN-ROK FTA (free trade agreement),” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keterangannya.
Kemudian, keduanya kembali bertemu di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (8/9/2023).
Dalam kunjungan ke istana, Presiden Yoon Suk Yeol didampingi Ibu Negara Korea Selatan Kim Keon Hee.
Presiden Suk Yeol dan Ibu Negara Keon Hee tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 08.32 WIB dan langsung disambut Presiden Jokowi bersama Ibu Iriana.
Keduanya melakukan pertemuan bilateral dengan membahas kerja sama di berbagai bidang.
Dalam momen itu, Yoon menyatakan minat untuk investasi mobil listrik dengan Indonesia. “Korea akan mengembangkan dan mengajak tim kami ke Indonesia demi visi Indonesia emas 2045. Untuk itu kami akan melakukan kerja sama di bidang industri masa yang akan datang yaitu mobil listrik,” ujar Presiden Suk Yeol.
Dia menjelaskan, Indonesia merupakan negara yang penting di ASEAN.
Salah satunya, karena Indonesia sangat mementingkan kebebasan dan perdamaian serta hukum yang luar biasa.
“Jadi menurut Korea sangat cocok kerja sama dengan Korea, kami jadi ingin bekerja sama lebih jauh. Jadi saya berharap sekali, saya ingin solidaritas di kawasan ASEAN dengan Korea bisa terus berjalan,” tegas Presiden Suk Yeol.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.