Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Disesuaikan, Ini yang Harus Diupayakan untuk Mengoptimalisasi Perubahan Nomenklatur

Disesuaikan, Ini yang Harus Diupayakan untuk Mengoptimalisasi Perubahan Nomenklatur

Jakarta: Perubahan nomenklatur kementerian dan lembaga dinilai mesti dioptimalkan. Pakar kebijakan publik Trubus Rahadiansyah, membeberkan cara jitu bagi pemerintah, terkait optimalisasi nomenklatur ini.

“Pemecahan nomenklatur itu harusnya malah ada peningkatan pada pelayanan publiknya,” kata pakar kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, dalam keterangan yang dilansir Rabu, 26 Desember 2024.

Hal tersebut dibeberkan Trubus, merespons sejumlah nomenklatur kementerian di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Misalnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan.

Menurut Trubus, pelayanan publik harus menjadi fokus utama mengoptimalkan perubahan nomenklatur. Termasuk, dalam melakukan kajian terkait perubahan nomenklatur, sehingga, pelayanan publik menjadi semakin meningkat.

“Idealnya pemecahan ini melalui kajian,” kata dia.
 

Trubus juga menelaah penyesuaian yang terjadi akibat perubahan nomenklatur. Menurut dia, harus ada kejelasan terkait pelayanan publik, sehingga masyarakat dapat mengerti secara jelas di mana mereka dapat dilayani.

“Kalau memang enggak bisa melayani, dialihkan ke mana gitu. Artinya ada unit apa yang melayani itu sementara,” kata Trubus.

Menurut Trubus, hal itu sangat penting untuk memastikan pelayanan publik tetap optimal. Sehingga, pengabdian terhadap masyarakat tak terganggu perubahan nomenklatur.

“Jadi ada kejelasan, ada pihak yang mengambil alih sampai nanti operasional kementerian atau lembaga yang dipecah nomenklaturnya jelas,” kata dia.

Trubus pun mengingatkan agar perubahan nomenklatur bisa berjalan dengan efektif. Jangan sampai masyarakat yang jadi korban, karena merasa dirugikan. Sebab, yang mereka butuhkan adalah kepastian.

“Karena masing-masing tumpang tindih kewenangan, tarik menarik kewenangan kemudian belum ada sinkronisasi kebijakan seperti apa,” pungkasnya.

Jakarta: Perubahan nomenklatur kementerian dan lembaga dinilai mesti dioptimalkan. Pakar kebijakan publik Trubus Rahadiansyah, membeberkan cara jitu bagi pemerintah, terkait optimalisasi nomenklatur ini.
 
“Pemecahan nomenklatur itu harusnya malah ada peningkatan pada pelayanan publiknya,” kata pakar kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, dalam keterangan yang dilansir Rabu, 26 Desember 2024.
 
Hal tersebut dibeberkan Trubus, merespons sejumlah nomenklatur kementerian di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Misalnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan.
Menurut Trubus, pelayanan publik harus menjadi fokus utama mengoptimalkan perubahan nomenklatur. Termasuk, dalam melakukan kajian terkait perubahan nomenklatur, sehingga, pelayanan publik menjadi semakin meningkat.
 
“Idealnya pemecahan ini melalui kajian,” kata dia.
 

Trubus juga menelaah penyesuaian yang terjadi akibat perubahan nomenklatur. Menurut dia, harus ada kejelasan terkait pelayanan publik, sehingga masyarakat dapat mengerti secara jelas di mana mereka dapat dilayani.
 
“Kalau memang enggak bisa melayani, dialihkan ke mana gitu. Artinya ada unit apa yang melayani itu sementara,” kata Trubus.
 
Menurut Trubus, hal itu sangat penting untuk memastikan pelayanan publik tetap optimal. Sehingga, pengabdian terhadap masyarakat tak terganggu perubahan nomenklatur.
 
“Jadi ada kejelasan, ada pihak yang mengambil alih sampai nanti operasional kementerian atau lembaga yang dipecah nomenklaturnya jelas,” kata dia.
 
Trubus pun mengingatkan agar perubahan nomenklatur bisa berjalan dengan efektif. Jangan sampai masyarakat yang jadi korban, karena merasa dirugikan. Sebab, yang mereka butuhkan adalah kepastian.
 
“Karena masing-masing tumpang tindih kewenangan, tarik menarik kewenangan kemudian belum ada sinkronisasi kebijakan seperti apa,” pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(ADN)