Liputan6.com, Jakarta Kaisar Kiasa Kasih Said Putra (Kaisar KKSP) anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDI perjuangan tiba di lokasi bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, pada Minggu (16/11/2025). Kedatangan Kaisar KKSP disambut haru oleh masyarakat dan kepala dusun (Kadus) terdampak, yang telah menghadapi musibah sejak Jumat lalu.
Sebelum meninjau lokasi, Kaisar KKSP menyempatkan diri mengunjungi korban yang dirawat. “Iya sebelum ke lokasi, saya juga sempat ke RSUD Majenang menemui korban terdampak longsor, alhamdulillah kondisinya mulai membaik,” kata Kaisar dalam keterangannya, Minggu (16/11/2025).
Setibanya di lokasi Kaisar didampingi oleh Kadus Cibuyut, Ryan Hermawan Kaisar KKSP meninjau langsung area longsor yang berada di pinggir tebing. Hasil peninjauan ini memperkuat dugaan bahwa curah hujan tinggi dan kondisi lahan yang tidak stabil menjadi penyebab utama bencana.
“Barusan saya cek ke lokasi longsor diantar oleh Bapak Kadus Ryan. Memang landscape dari terdampak longsor ini berada di pinggir tebing,” jelas Kaisar. Ia juga merasakan duka mendalam atas musibah ini. Silahturahmi ke Dapil kali ini sangat mengiris hati, banyak sekali cerita yang memilukan yang saya peroleh. Musibah yang terjadi di sini menjadi luka bagi kita semua,” ujar dia.
Menurut data dari Kadus Cibuyut, Ryan Hermawan, kerugian yang tercatat di Dusun Cibuyut sendiri meliputi 16 rumah terdampak, dengan 9 unit di antaranya rusak berat. Selain itu, tercatat 200 KK mengungsi dari Desa Cibeunying, termasuk 6 KK dari Dusun Cibuyut.
Kadus Ryan Hermawan menyampaikan kronologi kejadian, di mana belahan tanah sudah terlihat di dusun sebelah dua hari sebelum longsor besar, namun tidak seluruh warga mengungsi.
“Kronologi yang saya dapatkan itu diawali dari dusun sebelah, ada tanah amblas sekitar kedalaman 2 meter, 20 meter dari Dusun Nagari ke Dusun Cibuyut. Sudah dilaporkan ke dinas terkait dan sudah dilakukan evakuasi, namun tidak seluruhnya mengungsi. Setelah dua hari dari temuan pertama, belahan semakin meluas,” jelas Kaisar.
Masyarakat yang terdampak sangat mengharapkan adanya peninjauan mendalam dari dinas terkait karena retakan tanah sudah terlihat di wilayah tersebut sejak 10 tahun lalu.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5414519/original/079835700_1763291145-WhatsApp_Image_2025-11-16_at_17.32.47.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)