Dirjen Migas ESDM Sebut Pasokan Base Fuel Tahap Dua untuk SPBU Swasta Tiba Besok

Dirjen Migas ESDM Sebut Pasokan Base Fuel Tahap Dua untuk SPBU Swasta Tiba Besok

JAKARTA – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Laode Sulaeman mengungkapkan jika impor base fuel tahap dua untuk SPBU swasta oleh Pertamina akan tiba besok, Kamis, 2 Oktober 2025.

“Kargo kedua itu InsyaAllah besok sudah tiba di pelabuhan jadi besok sudah ada 2 kargo,” ujar Laode dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu, 1 Oktober.

Dengan kedatangan kargo kedua ini, Laode memastikan pihaknya akan mengupayakan agar SPBU swasta dapat melakukan negosiasi-negosiasi lanjutan dengan Pertamina terkait pemanfaatan base ful untuk stok BBM di masing-masing perusahaan.

Kendati demikian Laode tidak membeberkan lebih lanjut berapa volume base fuel yang diimpor pada tahap kedua ini. Namun ia memastikan sudah ada satu SPBU swasta yang sepakat untuk memasok base fuel dari Pertamina Patra Niaga.

“Hari ini sudah ada satu BU swasta yang komit untuk mengambil sebanyak 40.000 barel dari kargo yang isinya 100.000 barrel milik Pertamina Patra Niaga,” jelas Laode.

Berbeda dengan Laode, pada kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga mengatakan Vivo batal membeli base fuel dari Pertamina meski sebelumnya telah sepakat membeli 40.000 barel dari Pertamina.

Dikatakan Achmad, sejatinya setelah melakukan pertemuan, terdapat dua SPBU swasta yang sepakat mengambil base fuel yakni Vivo dan BP-AKR, namun kemudian dibatalkan karena beberapa isu.

“Dua SPBU swasta itu berkenan, berminat untuk membeli kepada kita secara base fuel,” ujarnya.

Ia menambahkan, kesepakatan ini bertahan hingga Jumat 26 September namun kemudian juga dibatalkan oleh vivo yang sebelumny telah bersepakat melakukan business to business (B2B) dengan Pertamina.

“Setelah setuju 40.000 barel, akhirnya tidak disepakati lagi. Jadi tidak ada semua (yang mengambil base fuel),” sambung Achmad.

Mantan Dijen Migas ini menjelaskan, alasan Vivo mundur dari kesepakatan ini adalah karena terdapat kandungan di basefuel yang dimiliki Pertamina yang tidak sesuai dengan spesifikasi milik Vivo yakni kandungan etanol.

“Isu yang disampaikan rekan-rekan SPBU ini adalah mengenai konten. Kontennya itu ada kandungan etanol,” kata dia.