JAKARTA – Raksasa bir Jepang, Asahi, mengonfirmasi tidak akan bernegosiasi dengan hacker atau peretas di balik serangan ransomware yang telah mengganggu operasi selama hampir tiga bulan.
CEO Asahi, Atsushi Katsuki menyatakan perusahaan tidak akan membayar tebusan apa pun.
“Kami belum menghubungi penyerang. Jadi, kami tidak tahu permintaan spesifik mereka,” ujarnya kepada wartawan dalam konferensi pers di mana perusahaan kembali menunda laporan keuangan, dikutip dari AFP, Kamis 27 November.
Asahi pertama kali mengungkapkan menjadi korban serangan siber canggih tersebut pada 29 September.
Katsuki mengakui serangan tersebut melampaui persiapan keamanan mereka meskipun langkah-langkah komprehensif telah diterapkan.
Menurut media Jepang, kelompok peretas yang berbasis di Rusia, Qilin, dilaporkan telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Akibat dari serangan hacker itu, Asahi juga telah menunda laporan keuangan kuartal ketiga dan setahun penuh karena gangguan sistem.
Perusahaan mengatakan akan mengungkapkan dampak peretasan terhadap kinerja perusahaan setelah sistem dipulihkan dan data diverifikasi.
Pengiriman produk secara bertahap dilanjutkan seiring dengan pemulihan sistem.
Laporan media Jepang mengindikasikan pemulihan sistem secara penuh mungkin akan memakan waktu hingga Februari 2026.
