Blitar (beritajatim.com) – Ratusan pedagang Pasar Tumpah Templek Kota Blitar menggeruduk kantor DPRD Kota Blitar, Selasa (14/05/24) pagi. Usai berjualan, ratusan pedagang tersebut langsung mendatangi gedung DPRD Kota Blitar untuk menyuarakan aksi protes.
Protes ini dilayangkan karena para pedagang tidak terima direlokasi oleh pihak Pasar Templek dan Pemkot Blitar. Pedagang menganggap lokasi relokasi yang disiapkan oleh Pemkot Blitar tidak layak.
Lokasi relokasi untuk pedagang pasar tumpah dianggap terlalu sempit. Karena setiap pedagang hanya diberikan luasan 1 X 1,5 meter.
Belum lagi lokasi berjualan yang baru ini belum dipaving. Sehingga dagangan pedagang menjadi kotor akibat terkena debu.
“Akses masuk sempit dan macet sehingga pembeli enggan atau malas untuk mengunjungi lapak kami, khususnya pedagang ethek (pedagang sayur keliling) menjadi jarang membeli karena sepeda motornya tidak bisa masuk hingga ke area lapak,” Lukman Hakim, Ketua Paguyuban Pasar Tumpah Templek Kota Blitar, Selasa (14/05/24).
Selain itu, para pedagang juga mengeluhkan soal lokasi relokasi yang sudah banyak diisi oleh warga sekitar. Sehingga terjadi konflik horizontal antar pedagang.
“Kami memohon izin untuk bisa difasilitasi ke tempat yang baru agar bisa menampung semua anggota paguyuban dan akses jalan yang memadai sehingga pelanggan kami bisa mengakses dan menjangkau lapak kami,” bebernya.
Menurut pedagang sejak direlokasi, omzet mereka turun drastis. Lokasi yang tidak strategis membuat para pelanggan pasar tumpah banyak yang lari (enggan kembali membeli) .
“Kalau omzet jelas turun biasanya 400 ribu kini 200 ribu aja bersyukur,” kata salah seorang pedagang.
Para pedagang pun meminta agar dicarikan tempat yang lebih strategis dibandingkan di jalan Kaca Piring. Kalau diizinkan para pedagang ini memilih berjualan di halaman Pasar Legi yang dianggap lebih luas dan strategis.
Sebelumnya Pemkot Blitar merelokasi 260 pedagang pasar tumpah yang biasa berjualan di Jalan Anggrek ke jalan Kaca Piring. Pemindahan ini dilakukan sejak tanggal 8 Mei 2024 lalu.
Bukannya menuai pujian dan respon positif, langkah Pemkot Blitar ini justru diprotes oleh ratusan pedagang. [owi/aje]