Kota Mariupol menjadi target utama pasukan Rusia mengingat lokasinya yang strategis karena dekat dengan Laut Azov. Sebagian besar bangunan di kota itu hancur, dengan puluhan ribu orang dilaporkan tewas.
Selain menggunakan taktik keji di Ukraina, Mizintsev juga dianggap bertanggung jawab atas kebrutalan dalam pengepungan Aleppo di Suriah beberapa tahun lalu. Dilaporkan bahwa Mizintsev yang memerintahkan serangan bom klaster terhadap area permukiman dalam operasi militer yang menewaskan ribuan warga sipil.
Pada 31 Maret 2022, Mizintsev dijatuhi sanksi oleh pemerintah Inggris atas tindakannya yang ‘tercela’ di Suriah dan Ukraina.
“Mizintsev merupakan Kepala Pusat Komando dan Kendali Pertahanan Nasional, di mana semua operasi militer Rusia direncanakan dan dikendalikan di seluruh dunia,” sebut pemerintah Inggris pada saat itu, seperti dilansir Newsweek.
“Mizintsev dikenal menggunakan taktik-taktik tercela, termasuk menggempur pusat-pusat sipil di Aleppo tahun 2015-2016 dan sekarang di Mariupol — di mana kekejaman terus dilakukan terhadap warga Ukraina,” imbuh pernyataan pemerintah Inggris.
Pemecatan Mizintsev oleh Putin marak diungkap oleh koresponden media lokal dan blogger militer Rusia, pekan ini. Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan tanggapan resmi atas laporan tersebut.
Alasan di balik pemecatan itu juga tidak diketahui secara jelas. “Alasan pastinya belum jelas, sama seperti tidak diketahui secara jelas apakah pemecatan ini dari jabatan, penonaktifan, atau pemindahan ke tempat pelayanan yang baru,” sebut Alexander Sladkov yang merupakan koresponden surat kabar Rusia yang dikelola pemerintah, Izvestia, yang mengungkap pemecatan Mizintsev via postingan Telegram-nya.
(nvc/ita)