Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dipaksa Pensiun, CEO Intel Akan Kantongi Pesangon Rp 159,3 Miliar

Dipaksa Pensiun, CEO Intel Akan Kantongi Pesangon Rp 159,3 Miliar

Jakarta

Pat Gelsinger tiba-tiba mundur dari posisi CEO Intel setelah menjabat selama empat tahun. Ia berpotensi menerima pesangon lebih dari USD 10 juta atau sekitar Rp 159,3 miliar.

Menurut dokumen yang baru saja diajukan ke Securities and Exchange Commission (SEC), Intel dan Gelsinger menandatangani ‘perjanjian pensiun dan perpisahan.’

Berdasarkan perjanjian ini, Gelsinger akan menerima upah setara 18 bulan gaji pokoknya. Gaji pokok yang diterima Gelsinger sebesar USD 1,25 juta per tahun, artinya ia akan menerima USD 1,875 juta.

Selain itu, ia akan menerima bonus 1,5 kali dari bonus targetnya saat ini, yang setara dengan 275% dari gaji pokoknya, dengan total sebesar USD 5,16 juta. Keduanya akan dibayarkan dalam periode 18 bulan.

Tidak sampai di situ, Gelsinger juga akan menerima pembayaran pro-rata yang setara dengan 11/12 dari bonus tahunannya pada tahun 2024, yang jumlahnya sekitar USD 3,15 juta.

Namun, besarnya bonus pro-rata ini tergantung pada kinerja perusahaan dan memiliki ketentuan tambahan. Jadi jika ditotal, Gelsinger akan pensiun dengan membawa pulang setidaknya USD 7 juta, dengan potensi jumlah maksimal hingga USD 10,18 juta, seperti dikutip dari TechCrunch, Rabu (4/12/2024).

Sebagai perbandingan, mantan CEO Yahoo Marissa Mayer mundur dari posisinya pada tahun 2016 dengan pesangon sebesar USD 54,9 juta. Sementara itu, pendiri WeWork Adam Neumann menerima pesangon lebih dari USD 400 juta.

Pengunduran diri Gelsinger, yang efektif pada 1 Desember 2024, terjadi setelah ia menjabat CEO Intel selama hampir empat tahun. Ia pertama kali bergabung di Intel pada usia 18 tahun dan sudah berkiprah di raksasa chip itu selama lebih dari 40 tahun.

Menurut laporan Bloomberg, Gelsinger diberi dua pilihan oleh direksi Intel yaitu pensiun atau dipecat, dan ia memilih opsi pertama. Kini Intel dipimpin oleh dua co-CEO sementara yaitu CFO David Zinsner dan GM Client Computing Group Intel Michelle Johnston Holthaus.

Tahun ini merupakan tahun yang suram bagi Intel setelah mengalami penurunan valuasi sekitar 30% pada awal Agustus akibat laporan keuangan yang buruk. Akibatnya Intel merumahkan 15% tenaga kerjanya, yang setara dengan 15.000 orang, untuk menghemat biaya.

(vmp/afr)