Jakarta –
Presiden Prabowo Subianto meminta Perum Bulog mendistribusikan Minyakita. Hal ini terjadi lantaran belakangan ini harga Minyakita yang dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) di beberapa wilayah.
Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita menyatakan kesiapannya ketika ditugaskan pemerintah dalam mendistribusikan Minyakita ke masyarakat.
“Pokoknya Bulog kalau dikasih penugasan siap,” kata Febby saat ditemui di Kantor Bulog, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2024).
Febby menjelaskan, pihaknya masih menunggu keputusan resmi terkait penugasan tersebut. Belakangan ini, Febby mengatakan Bulog juga telah mendistribusikan Minyakita kepada masyarakat.
“Saat ini kami masih menunggu kalau memang ada penugasan resmi. Dari kemarin kita juga sudah banyak kok bekerja sama dengan supplier dalam hal mereka memberikan kuota kepada Bulog untuk didistribusikan,” katanya.
Sebelumnya, Perum Bulog diminta turun tangan mendistribusikan Minyakita. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, ini merupakan instruksi langsung Presiden Prabowo Subianto.
Belakangan harga Minyakita menjadi sorotan karena dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) di beberapa wilayah. Arief menyebut bila distribusi ditangani oleh Bulog maka harapnya harga lebih terkontrol sesuai HET Rp 15.700 per liter.
“Arahannya Minyakita, beliau menyampaikan secara tegas, Minyakita dibantu oleh BUMN bidang pangan, khususnya Bulog,” katanya saat ditemui di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (9/10/2024).
“Jadi stok ini biar dikuasai oleh, tanda kutip, untuk Minyakita ya, dikuasai oleh BUMN. Supaya bisa didistribusikan dan kita bisa kontrol sesuai dengan harga yang ditetapkan Rp 15.700,” tambah Arief.
Arief menyebut salah satu persoalan distribusi umumnya terjadi di wilayah Timur Indonesia. Hal itu jugalah yang kemudian bakal menjadi fokus dan dinilai membutuhkan intervensi pemerintah.
“Nah, pokoknya tadi perintahnya, Minyakita kita urusin sama-sama, supaya harga di konsumen Rp 15.700, suplai-suplai sampai utamanya Indonesia di bagian timur, tadi salah satu fokusnya adalah Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan lain-lain, karena di situ yang perlu intervensi dari kita semua,” sebutnya.
Arief menyebut Bulog memiliki jumlah gudang yang cukup banyak. Saat ini Bulog tercatat memiliki 1.593 gudang.
“Hari ini yang punya gudang di seluruh Indonesia, sejumlah 1.593 gudang itu hanya Bulog. Jadi sudah tepat untuk Bulog yang kita siapkan untuk intervensi,” tuturnya.
(ara/ara)