Blitar (beritajatim.com) – Taiwan diguncang gempa 7,5 Magnitudo pada Rabu (3/4/2024) pagi. Gempa itu pun membuat warga Taiwan dan juga Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ada di sana panik.
Seperti dilansir The Guardian dan CNN, Rabu (3/4/2024), Departemen Pemadam Kebakaran Nasional Taiwan (NFA) melaporkan bahwa sedikitnya 4orang tewas dan lebih dari 57 orang lainnya mengalami luka-luka.
Melihat kejadian itu Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Blitar langsung berkomunikasi dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) yang ada di Taiwan. Komunikasi ini dilakukan untuk memastikan ada tidaknya PMI atau TKI yang terluka maupun menjadi korban dalam bencana gempa bumi tersebut.
“Ini belum ada kabar dari KDEI, karena jika gempanya besar kan perlu pendataan mungkin selang beberapa waktu pasti ada informasi lebih lanjut,” kata Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnaker Kabupaten Blitar Yopie Kharisma Sanusi, Rabu (3/4/2024).
Data yang dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Blitar jumlah TKI yang bekerja di Taiwan mencapai 2.043 orang lebih. Dari jumlah tersebut jumlah PMI yang bekerja di sektor formal ada 1.118 orang.
Sementara yang bekerja di sektor informal ada sekitar 855 jiwa. Ribuan TKI tersebut tersebar di seluruh wilayah negara Taiwan.
Sejauh ini belum ada laporan TKI atau PMI asal Blitar yang menjadi korban dalam bencana gempa bumi 7,5 Magnitudo tersebut. Namun demikian Disnaker Kabupaten Blitar terus berkomunikasi dengan pihak KDEI Indonesia yang ada di Taiwan untuk memastikan kondisi ribuan TKInya.
“Ini masih cari informasi, KDEI sana juga sudah saya telepon nanti kalau ada informasi lanjutan akan kami sampaikan,” tegasnya.
Nantinya jika ada TKI yang menjadi korban dalam bencana gempa bumi tersebut maka KDEI Indonesia yang ada di Taiwan akan berkirim surat ke Disnaker Kabupaten Blitar. Setelah itu akan dilakukan pemeriksaan apakah benar korban tersebut terdaftar sebagai TKI asal Kabupaten Blitar.
“Kalau ada pasti pihak sana bersurat ke Indonesia termasuk ke kita, dan akan kami lakukan pemeriksaan data,” tutupnya. [owi/beq]