Jakarta –
Nguyen Lan Thang, seorang jurnalis terkemuka Vietnam dijatuhkan hukuman 6 tahun penjara. Dia diduga menyebarkan propaganda antipemerintah karena mendokumentasikan protes dan pelanggaran hak asasi manusia.
Dilansir AFP, Rabu (12/4/2023), Nguyen Lan Thang yang juga seorang aktivis dan penulis lepas yang terkenal di Vietnam dihukum karena kritiknya terhadap pemerintah. Dia diduga menyebarkan “propaganda anti-negara”, berdasarkan keterangan sidang tertutup di Hanoi.
Pengacaranya, Nguyen Ha Luan, mengatakan kepada AFP bahwa kliennya itu juga telah dijatuhi hukuman percobaan dua tahun.
Vietnam memiliki pengekangan ketat terhadap kebebasan berekspresi dan pemerintah bergerak cepat untuk membasmi perbedaan pendapat dan menahan kritik.
Thang, 47, ditangkap di rumahnya di Hanoi pada Juli tahun lalu dan sejak itu ditolak kunjungan rutin keluarga, menurut kerabatnya.
Istrinya, Le Bich Vuong, menulis di Facebook bahwa dia “terkejut” dengan hukuman tersebut.
“Saya mengharapkan kebebasannya karena apa yang suami saya lakukan itu positif, itu perbuatan baik,” katanya.
Dia melakukan perjalanan ke lokasi penyitaan tanah secara paksa untuk memfilmkan penggunaan kekuatan berlebihan oleh pihak berwenang dan juga berpartisipasi dalam banyak protes pro-lingkungan, menurut Human Rights Watch.
Thang menulis lebih dari 130 entri blog, kata kelompok hak asasi itu, mengutip dia yang mengatakan bahwa dia ingin “membantu mengungkap dan mendemitologiskan hal-hal untuk orang biasa, sehingga mereka berani berdiri dan menuntut hak mereka”.
Dalam surat terbuka kepada hakim dalam kasus tersebut, orang tua Thang menulis bahwa putra mereka adalah seorang “patriot”.
“Kami percaya … berbicara menentang ketidakcukupan dan ketidakadilan, dan membela orang-orang yang rentan bukanlah ‘kejahatan terhadap pemerintah’,” tulis mereka.
Sebelum putusan, Wakil Direktur Regional Amnesty International untuk Kampanye Ming Yu Hah menyerukan agar dakwaan dibatalkan.
“Persidangan Nguyen Lan Thang menunjukkan bahwa pihak berwenang Vietnam membungkam mereka yang memproduksi konten yang dianggap ‘tidak menguntungkan’ karena mereka berusaha untuk memastikan tunduk pada negara.
“Kurangnya akses yang memadai ke pengacara dan kunjungan keluarga merupakan noda lebih lanjut pada persidangan yang sangat cacat dan tidak adil.”
Hukuman itu dijatuhkan lebih dari setahun setelah Pham Doan Trang, seorang jurnalis pembangkang terkenal, dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara di negara otoriter itu.
Baru-baru ini, pada bulan Maret, aktivis Truong Van Dung dijatuhi hukuman enam tahun penjara, juga karena menyebarkan ‘propaganda anti-negara’.
(eva/aud)