Dicuri Dolar, Harga Emas Global Redup

Chicago: Harga emas dunia turun dari level tertinggi tiga minggu pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), tertekan oleh dolar yang kuat, sementara pasar bersiap untuk potensi pergeseran ekonomi dan perdagangan di bawah Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
 
Mengutip data Yahoo Finance, Sabtu, 4 Januari 2025, harga emas spot turun 0,6 persen menjadi USD2.641,52 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak 13 Desember di awal sesi. Emas batangan naik sekitar 0,8 persen sejauh minggu ini. Harga emas berjangka AS ditutup 0,5 persen lebih rendah pada USD2.654,70.
 
Agenda presiden baru yang mendukung tarif yang lebih tinggi telah meningkatkan dolar dan menciptakan tekanan mendasar yang signifikan pada pasar logam. Indeks dolar mencapai kinerja mingguan terkuatnya sejak pertengahan November, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Tekanan dari dolar yang lebih kuat kemungkinan akan terus berlanjut untuk emas, tetapi tampaknya utang akan terus meningkat di AS dan negara-negara lain, dan masalah geopolitik tidak akan segera berakhir, sehingga akan tetap didukung.
 

Pelantikan Trump bikin kilau emas makin meredup

Adapun Trump akan diambil sumpah jabatannya pada 20 Januari. Tarif dan kebijakan proteksionis yang diusulkannya diperkirakan akan memicu inflasi.
 
Hal ini dapat memperlambat pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS, sehingga membatasi kenaikan harga emas. Setelah tiga kali pemangkasan suku bunga pada 2024, Fed memproyeksikan hanya dua kali pemangkasan pada 2025 karena inflasi yang terus berlanjut.
 
Emas, yang tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah, saat ini diuntungkan oleh permintaan musiman.
 
Di sisi lain, harga perak spot naik 0,2 persen menjadi USD29,63 per ons, platinum naik 1,9 persen menjadi USD940,80, dan paladium naik 1,7 persen menjadi USD926,51.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(HUS)