JAKARTA – Bintang UFC, Khamzat Chimaev, pesimistis mendapat undangan untuk menjalani pertarungan di Gedung Putih yang menjadi bagian dari rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Bulan lalu, Trump mengatakan ia berencana untuk menyelenggarakan acara UFC di Gedung Putih tahun depan sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Amerika Serikat ke-250.
Chimaev mengatakan bahwa kemungkinannya sangat kecil ia diundang tampil di acara tersebut sekalipun dia baru saja mendapat visa untuk masuk Amerika Serikat lagi sejak 2022.
“Lihat wajah saya. Saya rasa tidak. Mereka (akan mendeportasi saya) ke kamp imigran atau semacamnya. Saya seorang atlet, olahragawan, sepanjang hidup saya berlatih.”
“Beberapa orang menempatkan saya dalam posisi seperti urusan politik dan merusak visa saya. Saya tidak tahu mengapa,” ujar dia dilansir MMA Fighting.
Chimaev menjalani pertarungan terakhirnya di Amerika Serikat ketika menang submission atas Kevin Holland di UFC 279 pada September 2022.
Petarung berusia 31 tahun tersebut lalu menjalani dua pertandingan terakhirnya di Abu Dhabi. Dia tidak mendapat visa sejak kemenangan terakhirnya karena memiliki hubungan dengan pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov.
Kadyrov sebelumnya dikenai sanksi oleh Amerika Serikat karena dugaan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penindasan, penyiksaan, dan pembunuhan.
“Saya bertarung dan berlatih demi keluarga. Atlet tidak seharusnya dicampuradukkan dengan politik. Saya tidak terhubung dengan itu,” ujar Chimaev.
Chimaev kembali ke Amerika Serikat dan siap menantang Dricus Du Plessis untuk memperebutkan gelar kelas menengah dalam bentrok UFC 319 pada 16 Agustus 2025, di United Center, Chicago.
Ini penampilan perdana Chimaev di atas oktagon sejak menundukkan Robert Whittaker melalui submission pada Oktober 2024. Adapun Du Plessis akan menjalani pertarungan ketiga dalam mempertahankan sabuk juara.
